Konsep Tatbiq Syariat Islam ala PKS

5. Menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar terhadap kekuasaan secara konsisten dan kontinyu dalam bingkai hukum dan etika Islam. 6. Secara aktif melakukan komunikasi, silaturahim, kerjasama dan ishlah dengan berbagai unsur atau kalangan umat islam untuk terwujudnya ukhuwah islamiyah dan wihdatul-ummah, dan dengan berbagai komponen bangsa lainnya untuk memperkokoh kebersamaan dalam merealisir agenda reformasi. 7. Ikut memberikan kontribusi positif dalam menegakkan keadilan dan menolak kezaliman khususnya terhadap negeri-negeri muslim yang tertindas. 18

B. Konsep Tatbiq Syariat Islam ala PKS

Seiring tumbangnya rezim otoriter Orde Baru dan tuntutan untuk terus mengadakan reformasi dalam segala bidang di Indonesia, maka diantara pembahasan- pembahasan krusial yang terjadi pada sidang tahunan MPR 2002 adalah mengadakan proses amandemen terhadap UUD tahun 1945. Pada saat itulah, pembahasan tentang Piagam Jakarta kembali mencuat ke permukaan dan tentu saja menimbulkan polemik yang cukup tajam. Di antara yang kuat memperjuangkan supaya diterima amendemen ini adalah dari PKS. Polemik dalam menyikapi amandemen UUD tahun 1945, terkait dengan pasal 29 ayat 1, pada akhirnya menggiring pada dua arus besar. Pertama, kelompok politik 18 Untung Wahono, dkk, Profil Singkat Partai Keadilan Sejahtera, h 28. yang menghendaki tidak dilakukan perubahan. Kedua, kelompok politik yang pro perubahan. Untuk yang kedua ini kemudian memunculkan tiga pendapat dalam memahami amandemen tersebut, yaitu; 1. Perubahan dengan tetap mencantumkan Pancasila. 2. Perubahan dengan kembali kepada teks Piagam Jakarta, yaitu ‘Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya’. 3. Perubahan dengan teks ayat 1 menjadi ‘ketuhanan Yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan ajaran agama bagi masing-masing pemeluknya’ diusulkan oleh fraksi Reformasi: PAN dan PK. 19 Pada awalnya, PKS pada waktu itu PK memandang bahwa pembahasan tentang hal-hal yang menyangkut hubungan antara syariat Islam dan konstitusi bukanlah menjadi agenda pokok umat. Karena konsolidasi kekuatan umat jauh lebih penting dibanding pelemparan sebuah isu yang tidak didukung oleh sebuah kekuatan signifikan di MPR yang justru akan membuat kontroversi. Sebab, kenyataannya menunjukkan bahwa kekuatan suara kelompok nasionalis Islam di MPR masih jauh dari bilangan dua pertiga, bahkan mungkin hanya sepertiga pada waktu itu.lebih dari itu, saat itu, kondisi masyarakat perlu banyak berkenalan dengan pengalaman syariat Islam yang telah melalui tahapan dan proses yang cukup panjang. 20 19 Suara Keadilan. Bayanat Sikap Partai Keadilan Terhadap Penegakan Syariat Islam yang Rahmatan lil Alamin Melalui Amandemen Pasal 29 ayat 2 UUD 1945. Vol. I. No. 09. September 2000. h. 4. 20 Untung Wahono. 2003. Penegakan Syariat Islam dan Koalisi Partai. Jakarta: Tarbiyatuna. h. 9. Namun sebagai sebuah Partai Islam, PKS tetap menghormati pendapat yang memunculkan isu Piagam Jakarta. Sebab hal itu didorong oleh keinginan untuk ‘menegakkan syariat Islam’ di Indonesia melalui pencantuman teks syariat Islam dalam konstitusi. Setelah dengan saksama mempelajari polemik tentang piagam Jakarta maka lahirlah beberapa penyikapan dari PKS, yaitu: a. PKS tetap menjunjung tinggi rumusan Piagam Jakarta sebagai hasil ijtihad dari pejuang-pejuang muslim generasi awal kemerdekaan dalam berkompromi dengan pihak nasionalis Sekuler-Nasrani. b. PKS menghargai upaya pihak-pihak yang menghendaki masuknya Piagam Jakarta dalam Konstitusi walau dalam pasal dan bukan dalam pembukaan. c. Meskipun dari sisi tahapan dakwah PKS memandang bahwa, momentum sidang Tahunan MPR hasil Pemilu 1999 itu kurang tepat, tetapi PKS tetap memandang perlu untuk mendukung pemunculan isu syariat Islam ke ruang publik Indonesia. d. PKS tidak memandang Piagam Jakarta hasil rumusan Panitia Sembilan sebagai sebuah rumusan final dan harus disakralkan bagi ekspresi pemberlakuan syariat Islam di Indonesia, walaupun mungkin rumusan tersebut dianggap terbaik pada zamannya. 21 Hal yang mengganjal bagi PKS dalam rumusan Piagam Jakarta adalah pernyataan bahwa kewajiban menjalankan agama hanya berlaku bagi umat Islam. 21 Ibid. Untung Wahono. h. 13-14 Teks ‘Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya’ mendasari pemahaman tersebut. Sedangkan hubungan antara umat-umat lain dengan agamanya tidak diatur, sehingga mengesankan teks tersebut hanya mengakomodasi kepentingan umat Islam untuk menjalankan syariat agamanya di kalangan mereka sendiri. 22 PKS bercermin dan mencontohi fenomena yang terjadi pada zaman Rasulullah yang majemuk dengan memberi rumusan lain dalam amendemen Piagam Jakarta yang dianggap lebih mencerminkan suasana masyarakat Islam masa Madinah. Rumusan tersebut berbunyi ‘Ketuhanan Yang Maha Esa dengan Kewajiban Menjalankan ajaran agama bagi para pemeluknya’, yang kemudian oleh Hidayat Nur Wahid diistilahkan sebagai Piagam Jakarta berwawasan Piagam Madinah. 23 Bagi PKS, rumusan tersebut didsari oleh alasan fundamental, yaitu bahwa secara syar’i, Islam sangat antipati terhadap konsep sekularisasi dalam kehidupan beragama baik Muslim maupun non-Muslim. Hal ini didasari pada firman Allah yang menunjukkan perintah kepada setiap kaum Muslimin untuk menegakkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kaitan individu, masyarakat, maupun negara. 24 Perintah tersebut juga berlaku bagi kaum Yahudi 25 dan Nasrani. 26 Ini 22 Ibid. h 15. 23 Nashir Fahmi, IMenegakkan Syariat Islam Ala PKS, Era Intermedia, September; 2006. H. 191. 24 Asy-Syura: 13 25 Al-Maidah: 44. menunjukkan situasi kehidupan keberagaman kaum ahlulkitab dalam lingkungan kaum Muslimin. Mereka tetap terikat kepada hukum-hukum Taurat dan Injil. Untuk itu, Hidayat mengungkapkan bahwa dengan usulan tersebut, fobia yang biasanya dikemukakan oleh kelompok anti Piagam Jakarta, yaitu adanya diskriminasi dan kekhwatiran disintegrasi, terjawab tuntas. 27 Dengan pendekatan Piagam Madinah, berbagai kelompok agama mendapat hak sama untuk melaksanakan ajaran agamanya dan terbukti, Piagam Madinah justru manjadi faktor penting terjadinya integrasi masyarakat Madinah yang plural itu. Menurutnya lagi, keperluan untuk mempertegas identitas religius dari bangsa ini semakin mendesak. Apalagi setelah dinyatakan bahwa Indonesia ini sebagai negara terkorup dan paling rendah kemampuannya dalam memunculkan keadilan hukum di Asia. Sehingga baginya, prinsip-prinsip kehidupan bernegara yang terkandung dalam piagam Madinah dan Piagam Jakarta dalam bentuk yang utuh sangat relevan untuk diaktualisasikan kembali. Dengan mewarisi semangat pencarian kebenaran yang dilakuakan para pendiri bangsa, kita dapat mencermati kaitan historis antara Piagam Madinah dan Piagam Jakarta. Piagam Madinah yang merupakan Sunnah Rasulullah Saw itu, pada hakikatnya, memuat prinsip-prinsip kehidupan beragama dan bernegara secara generik dan Universal. Sementara Piagam Jakarta dalam bentuknya yang utuh merupakan upaya pengejawantahan kehidupan beragama 26 Al-Maidah: 47, Lebih jelas, asbab an-nuzul Al-Maidah: 41-45, 27 Op cit. Menegakkan syariat Islam Ala PKS. h 192. dan bernegara sesuai konteks keindonesiaan. Kedua Piagam politik itu political charter hendaknya menjadi inspirasi politik kebangsaan baru. Dengan demikian, semakin jelas bahwa format syariat Islam menurut PKS tidaklah kaku atau ekstrim. Dalam membentuk kerangka berpikir, sebagai partai Islam, PKS memang tetap bersumber dari sember transenden Al-Quran dan As- Sunnah, tapi yang menarik adalah intisari dari sumber transenden tersebut, dimana kemudian diserap dan mencerminkan keadilan, persamaan hak, supremasi hukum, pemihakan terhadap rakyat kecil, dengan Islam sebagai landasan. PKS tidak menghendaki negara Indonesia yang berbentuk teokrasi ataupun sekuler, tapi bagaiman umat pada tingkat individu, profesi dan organisasi dalam berbagai aktivitas mampu melaksanakan ajaran agamanya secara kaffah dan menjadi rahmatan lil ‘alamin. Inilah sesungguhnya yang dimaksud menegakkan syariat dalam proses kehidupan majemuk di alam demokrasi. Oleh karena itu sesungguhnya fenomena syari’at itu mestinya diapresiasi positif, menemukan akar historis budaya lokal bagi pemecahan masalah sosial. Bila dikelola secara bertanggung jawab, pelaksanaan ajaran agama sebagai terobosan dapat menjadi solusi dari kriminal dan permasalahan yang terjadi di negara ini.

D. Tahapan penegakan Syariat Islam PKS