Oksigen terlarut Parameter Kualitas Air

Keperluan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada jenis, stadium dan aktifitasnya Odum, 1981. Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh bahan organik dan anorganik yang tersuspensi, pasir halus serta bahan organik seperti plankton dan mikroorganisme lainnya. Kekeruhan air turbidity berhubungan dengan penetrasi cahaya matahari kekolam air. Tingkat kekeruhan berpengaruh terhadap laju fotosíntesis fitoplankton, yang menyebabkan terjadinya fluktuasi oksigen yang terlarut di air Effendi, 2003. Tingkat konsumsi oksigen organisme air sangat bergantung pada suhu, bobot tubuh, fitoplankton, dan bakteri yang ada di dalam perairan. Akumulasi buangan padat akan meningkatkan biomasa bakteri heterotrofik, sehingga meningkatkan kebutuhan oksigen. Kadar oksigen terlarut yang baik untuk pertumbuhan organisme akuatik adalah lebih dari 3.5 mgliter, sedangkan konsentrasi oksigen terlarut kurang dari 1.5 mgliter dalam jangka waktu yang lama dapat bersifat lethal bagi organisme akuatik. Effendi, 2003.

2.7.3. Fosfat

Fosfats di perairan terdapat dalam berbagai bentuk, diantaranya dalam bentuk butiran-butiran kalsium fosfat CaPO 4 dan besi fosfat FePO 4 dan sebagian lagi dalam bentuk fosfat anorganik orthophosphat. Kandungan fosfat yang optimal bagi pertumbuhan fitoplankton berada pada kisaran 0,27-5,51 ppm Widjaya, 1994. Karakteristik fosfor sangat berbeda dengan unsur-unsur utama lain yang merupakan penyusun biosfer karena unsur ini tidak terdapat di atmosfer. Diperairan bentuk fosfor berubah-ubah secara terus menerus, akibat dekomposisi dan sintesis antara bentuk organik dan bentuk anorganik yang dilakukan oleh mikroba. Keseimbangan antara bentuk fosfat anorganik pada berbagai nilai pH. Kadar fosfor pada perairan alami berkisar antara 0.005-0.02 mgliter Widjaya, 1994. Keberadaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan nitrogen dapat menstimulir ledakkan pertumbuhan fitoplankton di perairan. Fitoplankton yang berlimpah ini dapat dapat membentuk lapisan pada permukaan air, yang selanjutnya dapat menghambat penetrasi oksigen dan cahaya matahari sehingga kurang menguntungkan bagi ekosistem perairan. Pada saat perairan cukup mengandung fosfor, fitoplankton mengakumulasi fosfor di dalam sel melebihi kebutuhannya. Fenomena yang demikian dikenal dengan istilah konsumsi lebih. Kelebihan fosfor yang diserap akan dimanfaatkan pada saat perairan mengalami defisiensi fosfor, sehingga fitoplankton masih dapat tumbuh beberapa waktu selama periode kekurangan pasokan fosfor. Selama defisiensi fosfor fitoplankton juga dapat memanfaatkan fosfor organik dengan bantuan enzim alkalin fosfat yang berfungsi memecah senyawa organofosfor. Keberadaan enzim alkalin fosfat akan meningkat jika terjadi defisiensi fosfor di perairan Boney, 1989.