Suhu  sangat  mempengaruhi  nafsu  makan  ikan  sehingga  berpengaruh terhadap  metabolisme  pertumbuhan.  Kenaikan  suhu  yang  masih  dapat  diterima
ikan,  akan  diikuti  kenaikan  derajat  metabolisme  dan  selanjutnya  kebutuhan oksigen  akan  naik  pula.  Hal  ini  sesuai  dengan  hukum  Van  Hoff  yang
menyatakan  bahwa  untuk  setiap  perubahan  kimiawi,  kecepatan  reaksinya  naik dua sampai tiga kali  lipat  setiap kenaikan  suhu sebesar 10
o
C. Namun, kenaikan suhu  ini  disertai  dengan  penurunan  kadar  oksigen  terlarut  sehingga  keberadaan
oksigen tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen bagi organisme akuatik untuk melakukan  proses  metabolisme  dan  respirasi.  Peningkatan  suhu  juga
menyebabkan  terjadinya  peningkatan  dekomposisi  bahan  organik  oleh  mikroba Effendi, 2003.
2.7.2. Oksigen terlarut
Oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas  dan  hasil  fotosíntesis  organisme  yang  hidup  dalam  perairan  tersebut.
Kecepatan  difusi  oksigen  dari  udara,  dipengaruhi  oleh  beberapa  faktor,  seperti kekeruhan  air,  suhu,  salinitas,  pergerakan  massa  air  dan  udara  seperti  arus,
gelombang  dan  pasang  surut.  Kadar  oksigen  dalam  air akan  bertambah  dengan semakin  rendahnya  suhu  dan  berkurang  dengan  semakin  tingginya  salinitas.
Pada lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi  antara  air  dengan  udara  bebas  serta  adanya  proses  fotosintesis.
Bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses  fotosisntesis  semakin  berkurang  dan  kadar  oksigen  yang  ada  banyak
digunakan  untuk  pernapasan  dan  oksidasi  bahan-bahan  organik  dan  anorganik.
Keperluan  organisme  terhadap  oksigen  relatif  bervariasi  tergantung  pada  jenis, stadium dan aktifitasnya Odum, 1981.
Kekeruhan  menggambarkan  sifat  optik  air  yang  ditentukan  berdasarkan banyaknya  cahaya  yang  diserap  dan  dipancarkan  oleh  bahan-bahan  yang
terdapat  dalam  air.  Kekeruhan  disebabkan  oleh  bahan  organik  dan  anorganik yang tersuspensi,  pasir  halus  serta  bahan  organik  seperti  plankton  dan
mikroorganisme  lainnya.  Kekeruhan  air  turbidity  berhubungan  dengan penetrasi cahaya matahari kekolam air. Tingkat kekeruhan berpengaruh terhadap
laju  fotosíntesis  fitoplankton,  yang  menyebabkan  terjadinya  fluktuasi  oksigen yang terlarut di air Effendi, 2003.
Tingkat  konsumsi  oksigen  organisme  air  sangat  bergantung  pada  suhu, bobot  tubuh,  fitoplankton,  dan  bakteri yang  ada  di  dalam  perairan.  Akumulasi
buangan  padat  akan  meningkatkan  biomasa  bakteri  heterotrofik,  sehingga meningkatkan  kebutuhan  oksigen.  Kadar  oksigen  terlarut  yang  baik  untuk
pertumbuhan  organisme  akuatik  adalah  lebih  dari  3.5  mgliter,  sedangkan konsentrasi  oksigen  terlarut  kurang  dari  1.5  mgliter  dalam  jangka  waktu  yang
lama dapat bersifat lethal bagi organisme akuatik. Effendi, 2003.
2.7.3. Fosfat
Fosfats di  perairan  terdapat  dalam  berbagai  bentuk,  diantaranya  dalam bentuk  butiran-butiran  kalsium  fosfat  CaPO
4
dan  besi  fosfat  FePO
4
dan sebagian lagi dalam bentuk fosfat anorganik orthophosphat. Kandungan fosfat