Kadar Fosfat HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan adanya dinamika kadar fosfat pada setiap perlakuan. Selama penelitian terjadi kenaikan dan penurunan kadar fosfat pada
setiap minggunya. Kadar fosfat pada perlakuan A meningkat di tiap minggunya hanya pada minggu ke-5 kadar fosfat menurun. Kadar fosfat di perlakuan B pada
minggu ke-1 sampai ke-4 berdinamika, sedangkan pada minggu ke-4 sampai ke-6 kadar fosfat cenderung stabil Gambar 5.
Penebaran ikan nila pada perlakuan B dapat mempengaruhi dinamika kadar fosfat. Tingginya kadar fosfat pada perlakuan B dipengaruhi oleh akumulasi
sisa pakan yang tidak termakan dan feses ikan lele dan ikan nila dari jumlah penebaran 1000 ekor ikan lelekolam dan 750 ekor ikan nila. Kadar fosfat yang
tinggi berkaitan dengan proses fotoautotrofik dimana terjadi siklus fosfat yaitu polifosfat harus mengalami hidrolisis membentuk ortofosfat.
Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan oleh fitoplankton dalam proses
fotoautotrofik. Semakin tingginya proses fotoautotrofik semakin tinggi
kelimpahan fitoplankton. Selanjutnya terjadi pemangsaan kelimpahan fitoplankton tersebut oleh ikan nila, menghasilkan feses dan seterusnya siklus fosfat tersebut
terjadi. Hal ini didukung oleh pendapat Henderson dan Markland 1987 yang menyatakan bahwa kandungan fosfor 0,010 mgl dalam air akan merangsang
fitoplankton untuk tumbuh dan berkembang biak dengan pesat. Hal ini didukung juga oleh pendapat Henderson dan Markland 1987 yang menyatakan bahwa
kandungan fosfor 0,010 mgl dalam air akan merangsang fitoplankton untuk tumbuh dan berkembang biak dengan pesat.
Semakin banyak ikan, semakin banyak feses yang dihasilkan begitu juga dengan pemberian pakan tambahan yang tidak termakan yang mengakibatkan
tingginya kadar fosfat dan kelimpahan fitoplankton. Hal ini sesuai dengan pendapat Edward dan Tarigan 2003 bahwa fosfat merupakan salah satu nutrisi
yang diperlukan oleh fitoplankton untuk pertumbuhan dan perkembangan hidupnya.