Nitrat pH Parameter Kualitas Air

susunan spesies dari ikan. Kisaran pH yang ideal untuk kehidupan ikan adalah antara 6,5 - 8,5 Jubaedah, 2006. Beberapa mikroorganisme yang bersifat heterotrofik juga mampu pengoksidasi amonia atau nitrogen organik menjadi nitrit atau nitrat. Mikroorganisme yang termasuk dalam golongan tersebut diatas antara lain adalah bakteri Alcaligenes, Arthrobacter spp., dan Actinomycetes. Bakteri Arthrobacter mampu menghasilkan nitrat dalam media yang mengandung amonia sebagai sumber nitrogen Alexander, 1977. Bakteri autotrofik menggunakan CO 2 sebagai sumber karbon, sedangkan bakteri heterotrofik menggunakan senyawa organik, seperti asetat, piruvat, dan oksaloasetat sebagai sumber karbon. pH merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan aktivitas bakteri pengoksidasi amonia Esoy et al., 1998. pH optimum untuk pertumbuhan bakteri pengoksidasi amonia yang bersifat autotrofik berkisar dari 7,5 sampai 8,5 Ratledge, 1994, sedangkan bakteri yang bersifat heterotrofik lebih toleran pada lingkungan asam, dan tumbuh lebih cepat dengan hasil yang lebih tinggi pada kondisi dengan konsentrasi kadar oksigen rendah Zhao et al., 1999. pH adalah cerminan dari derajat keasaman yang diukur dari jumlah ion hidrogen. Air murni terdiri dari ion H + dah ion OH - dalam jumlah berimbang hingga pH air murni biasa 7 atau netral. Air yang bersifat alkalis umumnya dengan pH lebih dari 7 karena banyak mengandung garam yang bersifat alkalis. pH air yang banyak mengandung CO 2 biasanya lebih rendah dari 7 dan bersifat asam Ahmad, 1991. 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2011. Penelitian ini bertempat di Laboratorium Sistem Budidaya Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar Sukamandi, Subang, Jawa Barat.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah aerator, jaring, Water Quality Cheker, termometer maksimum-minimum, timbangan digital, botol sampel, cawan petri, tabung reaksi, gelas piala, erlemeyer, labu ukur, bunsen, mikro pipet, kertas saring wathman no.42, spatula, alumunium foil, oven, spektrofotometer U-I500, cuvette, tissue grinder, Centrifuge, ember, jaring ikan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan lele Clarias gariepinus sebanyak 1000 ekorkolam 40 ekorm 2 , ikan nila sebanyak 750 ekorkolam 30 ekorm 2 , pakan ikan lele pelet apung 781, molase, bakteri Bacillus sp, reagent fosfat, akuades, NaOH 6N, MgCO 3 Suspension, acetone solution 90, HCl 1 N.

3.3. Cara Kerja

3.3.1. Rancangan Kolam Pemeliharan

Kolam yang digunakan dalam penelitian ini berukuran 5 x 5m dengan kedalaman air dipertahankan setinggi 70 cm. Satu unit kolam disekat menjadi dua ruangan sebagaimana terlihat pada Gambar 2. Ruang I berisi pemeliharaan ikan lele dan pada ruang II diletakkan jaring pada beberapa kolam sesuai perlakuan dan diisikan ikan nila, sebagai organisme filter feeder. Air dari ruang I dialirkan ke ruang II dengan mesin pompa air berkapsitas 0,14 literdetik. Dengan cara ini, air akan mengalir dari ruang I ke ruang II dan akan kembali ke ruang I. 5m 5m Gambar 3. Skema kolam penelitian

3.3.2. Penebaran Ikan

Ikan lele Clarias gariepinus ditebar berukuran 50grekor sebanyak 1000 ekorkolam 40 ekorm 2 pada enam kolam di ruang I, dan ikan nila ditebar berukuran 5grekor sebanyak 750 ekorkolam 30 ekorm 2 di ruang II hanya pada tiga kolam sesuai perlakuan. Sebelum ditebar, ikan diseleksi terlebih Ruang I Ikan lele Ruang II Ikan nila Pompa air