2.5. Sistem Heterotrofik
Sistem heterotrofik merupakan sistem budidaya ikan yang menggunakan bakteri heterorofik dan menggunakan sumber karbon organik sebagai sumber
energinya. Pada sistem heterotrofik ini, amonia akan diubah menjadi biomassa bakteri. Bakteri heterotrofik akan mengkonversi limbah nitrogen organik
amonia, nitrit, dan nitrat menjadi biomassa. Bakteri heterotrofik merupakan golongan bakteri yang mampu memanfaatkan dan mendegradasi senyawa
organik kompleks baik yang mengandung unsur C, H, dan N. Kelompok bakteri ini mengawali tahap degradasi senyawa organik dengan serangkaian tahapan
reaksi enzimatis, dan menghasilkan senyawa yang lebih sederhana atau senyawa anorganik, senyawa tersebut digunakan sebagai sumber energi untuk
pembentukan sel-sel baru dan untuk reproduksi yang menyebabkan pertambahan populasi. Pemecahan senyawa organik dapat berlangsung lebih cepat apabila
tersedia oksigen yang mencukupi Parwanayoni, 2008. Kelangsungan hidup bakteri heterotrofik di perairan tergantung dari
senyawa-senyawa organik baik untuk energinya maupun sebagi sumber karbon yang diperlukan untuk pembentukan biomasanya. Bakteri heterotrofik lebih
umum ditemukan di perairan. Dibandingkan dengan bakteri autotrofik bakteri ini merupakan mikroorganisme yang dalam ekosistem berfungsi menghancurkan
bahan-bahan organik pencemar dalam perairan Achmad, 2004. Pertumbuhan bakteri hetrotrofik di perairan juga didukung oleh faktor
lingkungan, diantaranya yaitu kadar oksigen terlarut, pH dan suhu. Pertumbuhan dan perkembangan mikrooganisme banyak dipengaruhi oleh konsentrasi ion
hidrogen, misalnya pH. Pada kebanyakan bakteri umumnya tumbuh optimum antara pH 6,5 - 8,5 Waluyo, 2009.
Mikroba yang termasuk bakteri heterotrofik bersal dari genus Mycobacterium, Streptomyces, Agrobacterium, Bacillus dan Pseudomonas.
Genus Bacillus termasuk salah satu bakteri heterotrofik, yang ketergantungan energinya berasal dari oksidasi atau deasimilasi senyawa karbon organik.
Bacillus sp. dapat hidup dengan baik dalam medium sintetik berisi gula, asam- asam organik, alkohol sebagai sumber karbon dan sebagai sumber nitrogen.
Secara morfologi genus Bacillus merupakan batang tebal dengan spora central, subterminal maupun terminal. pergerakannya dengan flagella. Bacillus sp.
banyak ditemui dalam lapisan rhizosphere dan kemungkinan sebagai habitatnya. Pada habitat tersebut Bacillus tumbuh aktif pada pH 5,5-8,5 Abdillah, 2009.
Bakteri heterotrofik Bacillus sp menghasilkan enzim-enzim hidrofilik ekstrasellular yang memecah polisakarida, lemak serta menggunakannya sebagai
sumber karbon dan energi. Kemampuan dalam menguraikan bahan-bahan organik ini, menyebabkan bakteri ini
berperan penting dalam proses dekomposisi bahan-bahan organik Abdillah, 2009.
2.5.1. Molases
Molases merupakan hasil samping dari proses kristalisasi pembuatan gula tebu. Molases mengandung 48-56 gula dan sedikit unsur-unsur mikro
yang penting bagi kehidupan organisme, seperti cobalt, boron, iodium, tembaga, mangan, dan seng. Selain itu, molase juga mengandung vitamin dan pigmen.