Kepemimpinan dalam Konsep Islam
mensucikan Engkau? Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Q.S. Al-Baqarah : 30
39
.
Firman tersebut dengan jelas mengatakan bahwa manusia sebagai makluk ciptaan Allah SWT yang terpilih untuk menjadi seorang khalifah di bumi.
Pengangkatan seorang imam adalah wajib. Kewajiban itu bukan hanya datang dari Allah SWT, melainkan karena kebutuhan manusia itu sendiri. Argumentasi yang
dikemukakan adalah pengangkatan imam itu merupakan usaha untuk menolak kejahatan, dan kejahatan itu tidak mungkin tertolak tanpa adanya imam.
40
Kewajiban itu juga tersirat dalam firman Allah SWT dalam QS Al-Furqan 25: 74,
“… Dan jadikanlah kami sebagai imam pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa”.
41
Kewajiban memilih pemimpin itu juga pernah diajurkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya yang menyatakan bahwa wajib menunujuk
seorang pemimpin diantara tiga orang yang melakukan suatu perjalanan. Pada dasarnya kepemimpinan mengacu pada suatu proses untuk
menggerakan sekelompok orang menuju ke suatu tujuan yang telah ditetapkan atau disepakati bersama dengan mendorong atau memotivasi mereka untuk
bertindak dengan cara yang tidak memaksa.
42
Setiap muslim wajib memiliki kemampuan memimipin dan menguasai ilmu kepemimpinan. Berdasarkan pandangan Islam di dalam manajemen harus
39
Departemen Agama RI Al- Qur’an dan Terjemahnya Bandung: PT Syaamil Cipta
Media, 2005, h. 6.
40
Moh Mufid, Politik dalam Persepektif Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2004, h. 37.
41
Departemen Agama RI Al- Qur’an dan Terjemahnya Bandung: PT Syaamil Cipta
Media, 2005, h. 366.
42
Veithzal Rivai, Kiat Memimpin dalam Abad ke 21, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, h. 64.
terdapat sifat ri’ayah atau jiwa kepemimpinan. Sifat ri’yah tersebut dapat
dilakukan denga tujuh tindakan sebagai berikut
43
: 1. Memberikan perhatian atau kepedulian kepada bawahan
2. Membuat perencanaan kerja secara matang dan baik 3. Bersungguh-sungguh dan teliti dalam melaksanakan rencana kerja
4. Melakukan pengawasan secara terus-menerus 5. Menegakkan disiplin dalam waktu kerja
6. Memikul tanggung jawab terhadap hasil akhir 7. Lakukan evaluasi hasil kerja secara berkala
Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinannya masing-masing, karena kepemimpinan berkaitan dengan karakter atau cara memimpin seorang pemimpin.
Pemimpin yang baik akan mengkomunikasikan energinya, antusiasmenya, ambisinya, kesabarannya, kesukaannya dan arahannya.
44
Setiap umat Islam sebagai pemimpin yang beriman harus berusaha secara maksimal untuk meneladani kepemimpinan Rasulullah sebagai kongkretisasi
kepemimpinan Allah SWT.
45
Dalam QS An Nisaa’ ayat 64 80 dan Al Hasyr ayat 7, mempertegas bahwa kepemimpinan Allah SWT tidak sekedar dapat dihayati oleh hati nurani
orang-orang beriman. Kepemimpian itu secara khusus dan prima telah dikongkretkan dalam kepemimpinan Rasulullah SAW.
43
Hery Sucipto, “Leadership dan Kepemimpinan Dalam Islam,”Dewan Masjid Indonesia DMI, 14 September 2013.
44
Veithzal Rivai, Kiat Memimpin dalam Abad ke 21, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, h. 67.
45
Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1993, h. 24.
Kepemimpinan yang sempurna itu sebagai perwujudan kehendak Allah SWT, merupakan rakhmat yang tidak ternilai harganya bagi seluruh umat Islam
sepanjang zaman. Namun nilai yang tinggi itu tidak ada artinya jika setiap umat Islam tidak berusaha mencontoh dan meneladaninya untuk diterapkan dalam
lingkungan masing-masing.
46
1.
Meneladani Kepemimpinan Rasulullah SAW
Kepemimpinan Rasulullah SAW sebagai perwujudan kepemimpinan Allah SWT bagi umat manusia, rahasianya hanya ada pada Sang Pencipta yang
mengangkat dan mengutusnya sebagai Rasul. Kenyataan pertama yang terdapat dalam pribadi Rasulullah SAW sebagai manusia yang kepemimpinannya patut
diteladani adalah ketangguhan beliau tidak dipengaruhi keadaan masyarakat disekitarnya, yang mana pada masa itu masyarakat sekitarnya berakhlak buruk.
Kenyataan berikutnya bahwa Allah SWT memenuhi janji-Nya untuk melengkapi manusia yang menjadi Rasul-Nya dengan kepribadian yang terpuji.
Sifat-sifat Wajib bagi seorang Rasul Allah SWT, yang dimiliki juga oleh Muhammad SAW. Sifat-sifat wajib itu adalah sebagai berikut
47
:
a Shidiq
Sifat ini berarti Rasulullah SAW mencintai dan berpihak pada kebenaran yang datangnya dari Allah SWT, sehingga seluruh pikiran, sikap
dan emosi yang ditampilkan dalam perilaku, ucapan sabda dan diamnya beliau merupakan sesuatu pasti benar. Dalam kepemimpinan sifat ini dapat
46
Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1993, h. 25.
47
Abdul Hakim, Kepemimpinan Islami Semarang: Unissula Press, 2007, cetakan 1, h. 46
diartikan kejujuran. Kejujuran dalam bersikap dan bekerja sebagai pemimpin. Karena tanpa kejujuran akan terjadi penyalagunaan wewenang
dan jabatan.
b Amanah
Sifat yang berarti seseorang yang dapat dipercaya. Mampu memelihara kepercayaan dengan merahasiakan sesuatu yang dirahasiakan
dan mampu menyampaikan sesuatu yang seharusnya disampaikan. Sifat amanah ini berarti juga jujur dalam menunaikan tugas-tugas. Dengan
amanah maka akan terhindar dari tindakan kolusi, korupsi, dan manipulasi serta akan dapat memberikan kepercayaan penuh dari para anggotanya atau
orang lain sehingga program-program kepemimpinan akan dapat dukungan optimal dari para anggota yang dipimpinnya.
c Tabligh Menyampaikan
Sifat ini sejalan dengan sifat amanah, tetapi sifat ini memiliki kemampuan dalam menyampaikan atau mendakwahkan wahyu Allah SWT,
sehingga jelas maksdunya dan dapat dimengerti. Pemimpin mampu mengajak serta memberikan contoh kepada para anggotanya atau pihak lain,
melakukan sosialisasi dengan teman kerja, mempunyai kemampuan untuk bernegosiasi,
dan penuh
keterbukaan dalam
melaksanakan kepemimpinanya.
d Fatanah Pandai
Sifat ini berarti Allah SWT membekali Rasulullah SAW dengan tingkat kecerdasan yang tinggi. Karena agama Islam diturunkan adalah
untuk semua manusia dan sebagai rakhmat bagi alam semesta. Oleh karena
itu hanya pemimpin yang cerdas yang akan mampu memberikan petunjuk, nasihat, bimbingan, pendapat dan pandangan bagi umatnya. Dalam
memimpin mampu menyelesaikan masalah, memiliki kemampuan mencari solusi, dan memiliki wawasan yang luas. Pemimpin yang cerdas akan dapat
mengambil inisiatif secara cermat, tepat, dan cepat ketika menghadapi masalah-masalah yang terjadi dalam kepemimpinannya.
e Maksum Bebas dari dosa
Sifat ini berarti Rasulullah SAW merupakan seseorang yang berakhlak mulia, yang tidak dapat dan tidak mungkin ditipu dan disesatkan oleh setan
yang terkutuk. Dengan demikian beliau merupakan manusia yang paling sempurna.
Dengan sifat-sifat seperti di atas sangat menunjang pelaksanaan kepemimpinan yang beliau laksanakan. Kepemimpinan Muhammad SAW
berbeda prinsipal dari kepemimpinan manusia biasa, semata-mata karena karunia Allah SWT.
Demikianlah lukisan kepribadian Rasulullah SAW sebagai pemimpin yang dicintai umatnya, bukan karena singgasana atau tahta sehingga berkuasa untuk
kehendaknya. Dalam kepemimpinannya Rasulullah SAW lebih mendahulukan memberikan bantuan bagian orang-orang yang menderita daripada kepentingan
dirinya dan keluarga. Kepemimpinan Rasulullah SAW dijalankan dengan kerelaan dan
ketulusan serta keikhlasan demi kaumnya dan seluruh umat manusia.
48
48
Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1993, h. 281.
Kepemimpinan seperti ini dijalankan untuk memakmurkan masyarakat Arab yang pada masa itu hidup didaerah yang tandus.
Kepemiminpinan Rasulullah SAW pada dasarnya bersifat situasional. Dalam setiap situasi yang berbeda-beda beliau selalu menampilkan
kepemimpinan tepat dan bijaksana, karena yang didasari oleh keagungan kepribadian yang beliau miliki.
Rasulullah SAW dalam sabdanya menyatakan bahwa pemimpin suatu kelompok adalah pelayan pada kelompok tersebut
HR Abu Na’im.
49
Sehingga sebagai seorang pemimpin hendaknya dapat dan mampu melayani serta menolong
orang lain untuk maju dengan ikhlas.
2.
Kepemimpinan Islami
Kepemimpinan dalam Islam merupakan suatu tanggungjawab yang besar bagi seorang pemimpin. Rahman 1991 menyatakan bahwa kepemimpinan islami
adalah upaya mengungkap kepribadian Rasulullah Muhammad SAW dalam menjalankan kepemimpinan. Kepemimpinan islami dipandang sebagai sesuatu
yang bukan diinginkan secara pribadi, melainkan sebagai kebutuhan dalam suatu tatanan sosial. Karakter seorang pemimpin yang islami harus dekat dengan
prinsip-prinsip Islam. Kepemimpinan islami memiliki gaya yang khas yakni pemimpin yang bermusyawarah kepada bawahannya. Penerapan prinsip syura
menunjukkan kepemimpinan islami berada di antara gaya kepemimpinan yang otoriter dan laissez faire organisasi tidak mempunyai pengarahan ataupun
sehingga semua pihak mengambil keputusan sendiri-sendiri. Artinya penerapan syura
maka seorang pemimpin diwajibkan untuk berkonsultasi atau bermusyawah
49
Kitab Al-Mawahib al-Laduniyah karangan al-Qastholani dan Syarah Az-Zarqani, juz 4, hal. 117-118.
dengan stafbawahan dan mendengarkan pendapatnya sebelum memutuskan sesuatu.
50
Hal ini sering dilakukan oleh Rasulullah SAW, dalam setiap urusan seperti peperangan, kenegaraan, maupun kemaslahatan umat Rasulullah SAW
melakukan musyawarah.
51
Sebagaimana firman Allah SWT,
ًّف تْ ْ ۖ ْم تْ ه ا م ة ْحر ا ّف ْ م ا ّفْا بْ ْا ظي غ ا
ْ تف تْم ع ا إف ۖ رْمأْا يف ْمهْر اش ْم ْرفْغتْسا ْم ْع فْعاف ۖ ْ ح
ي ت ْا بحي ه ا إ ۚ ه ا ى ع
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah
mereka, mohonkanlah
ampun bagi
mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada- Nya.
” Q.S. Ali Imran 3 : 159
52
.
Ada beberapa nilai yang menjadikan kepemimpinan Muhammad SAW sukses,
53
yaitu: 1 mutu kepemimpinan; 2 keberanian dan ketegasan; 3 pengendalian diri; 4 kesabaran dan daya tahan; 5 keadilan dan persamaan; 6
kepribadian; dan 7 kebenaran dan kemuliaan tujuan. Kepemimpinan dalam pandangan Al-
Qur’an dan hadits adalah sebuah amanah yang harus diemban dengan sebaik-baiknya, dengan penuh
50
Muhammad A. Al-Buraery. Islam Landasan Alternatif Adminitrasi Pembangunan Jakarta: Jakarta Raja Wali, 1986, h. 374.
51
Mochtar Effendy. Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam Palembang: Penerbit UNSRI, 2009, cetakan 3, h. 223.
52
Departemen Agama RI Al- Qur’an dan Terjemahnya Bandung: PT Syaamil Cipta
Media, 2005, h. 71.
53
Moh, Subhan. “Kepemimpinan Islami dalam Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam,” artikel diakses pada 30 oktober 2013 dari http:ekonomi.kompasiana.commanajemen
20130628kepemimpinan-islami-dalam-peningkatan-mutu-lembaga-pendidikan-islam-569319. html
tanggungjawab, keikhlasan, profesional. Kepemimpinan dalam Islam memiliki beberapa prinsip antara lain prinsip tauhid, asy-syura musyawarah, al-
„adalah keadilan,
al burriyyah ma’a mas’uliyyah kebebasan disertai tanggung jawab, kepastian hukum, jaminan haq al-ibad
54
. Pemimpin harus mempunyai visi dan
misi yang jelas, serta tahu bagaimana memimpin dan mengatur. Pemimpin harus mempunyai keberanian untuk menegakkan hukum dan keadilan.
Di dalam Al-Quran juga dijumpai beberapa ayat yang berhubungan
dengan sifat-sifat pokok yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, diantaranya
terdapat dalam surat As-Sajdah 32: 24 dan Al-Anbiya 21: 73. Sifat-sifat dimaksud adalah: 1. Kesabaran dan ketabahan
…Kami jadikan mereka pemimpin ketika mereka sabartabah
55
. 2. Mampu menunjukkan jalan
kebahagiaan kepada umatnya sesuai dengan petunjuk Allah swt. Mereka memberi petunjuk dengan perintah Kami
…
56
. Pemimpin dituntut tidak hanya
menunjukkan tetapi mengantar rakyat ke pintu gerbang kebahagiaan. Atau dengan kata lain tidak sekedar mengucapkan dan menganjurkan, tetapi hendaknya mampu
mempraktekkan pada diri pribadi kemudian mensosialisasikannya ke tengah masyarakat.
Pemimpin sejati harus mempunyai kepekaan yang tinggi yaitu, apabila rakyat menderita dia yang pertama sekali merasakan pedihnya dan apabila rakyat
54
Abdul Hakim, Kepemimpinan Islami Semarang: Unissula Press, 2007, cetakan 1, h. 67.
55
Departemen Agama RI Al- Qur’an dan Terjemahnya Bandung: PT Syaamil Cipta
Media, 2005, h. 417.
56
Departemen Agama RI Al- Qur’an dan Terjemahnya Bandung: PT Syaamil Cipta
Media, 2005, h. 328
sejahtera cukup dia yang terakhir sekali menikmatinya.
57
Kepimpinan Islam digerakkan oleh ilmu, iman dan amal soleh yang dilandasi oleh keikhlasan dalam
semua bentuk tindakan yang dilakukan.
58
Khalifah Abu Bakar Assiddiq ra pernah berpidato ketika beliau dilantik menjadi pemimpin umat sepeninggalan Rasulullah SAW. Ada tujuh poin yang
dapat diambil dari pidato khalifah Abu Bakar ra tersebut untuk melihat karakter pemimpin yang baik, yaitu
59
: 1.
Sifat rendah hati.
Pada hakikatnya kedudukan pemimpin itu tidak berbeda dengan kedudukan rakyatnya. Ia bukan orang yang harus terus diistimewakan. Ia seolah
pelayan rakyat yang di atas pundaknya terletak tanggungjawab besar yang mesti dipertanggungjawabkan, dan seperti seorang partner dalam batas-batas yang
tertentu bukan seperti tuan dengan hambanya. Kerendahan hati biasanya mencerminkan
persahabatan dan
kekeluargaan, sebaliknya
keegoan mencerminkan sifat takabur dan ingin menang sendiri.
2.
Sifat terbuka untuk dikritik.
Seorang pemimpin haruslah menanggapi aspirasi-aspirasi rakyat dan terbuka untuk menerima kritik-kritik sehat yang membangun dan konstruktif.
Tidak seyogiayanya menganggap kritikan itu sebagai hujatan atau orang yang mengkritik sebagai lawan yang akan menjatuhkannya lantas dengan kekuasaannya
mendzalimi orang tersebut. Sebab sehebat apapun seorang pemimpin itu pastilah
57
Agus Saputera, “Petunjuk Al-Quran Dalam Memilih Pemimpin,” 18 Februari 2011
58
Omar bin Abdul, “Pemimpin dan Kepemimpinan Menurut Perspektif Islam,” h. 3.
59
Alfathp ens, “Pentingnya Mencari Seorang Pemimpin,” artikel diakses pada 7 Januari
2014 dari http:liqoalfath.wordpress.com20090414pentingnya-mencari-seorang-pemimpin
memerlukan partisipasi dari orang banyak dan mitranya. Disinilah perlunya social-support
dan social-control. Prinsip-prinsip dukungan dan kontrol masyarakat ini bersumber dari norma-norma Islam yang diterima secara utuh dari
ajaran Nabi Muhammad SAW. 3.
Sifat jujur dan memegang amanah.
Kejujuran yang dimiliki seorang pemimpin merupakan simpati rakyat terhadapnya yang dapat membuahkan kepercayaan dari seluruh amanat yang telah
diamanahkan. Pemimpin yang konsisten dengan amanat rakyat menjadi kunci dari sebuah kemajuan dan perbaikan.
4.
Sifat berlaku adil.
Keadailan adalah konteks nyata yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dengan tujuan demi kemakmuran rakyatnya. Keadilan bagi manusia
tidak ada yang relatif. Islam meletakkan soal penegakan keadilan itu sebagai sikap yang essensial. Seorang pemimpin harus mampu menimbang dan memperlakukan
sesuatu dengan seadil-adilnya bukan sebaliknya berpihak pada seorang saja-berat sebelah.
5.
Komitmen dalam perjuangan.
Sifat pantang menyerah dan konsisten pada konstitusi bersama bagi seorang pemimpin adalah penting. Teguh dan terus Istiqamah dalam menegakkan
kebenaran dan keadilan. Menjadi orang yang pertama berada di depan musuh- musuh yang hendak menghancurkan konstitusi yang telah di sepakati bersama.
6.
Bersikap demokratis.
Demokrasi merupakan alat untuk membentuk masyarakat yang madani, dengan prinsip-prinsip segala sesuatunya dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat.
Dalam hal ini pemimpin tidak sembarang memutuskan sebelum adanya musyawarah yang mufakat. Sebab dengan keterlibatan rakyat terhadap
pemimpinnya dari sebuah kesepakatan bersama akan memberikan kepuasan, sehingga apapun yang akan terjadi baik buruknya bisa ditanggung bersama-sama.
7.
Berbakti dan mengabdi kepada Allah SWT.
Dalam hidup ini segala sesuatunya takkan terlepas dari pantauan Allah SWT, manusia bisa berusaha semampunya dan sehebat-hebatnya namun yang
menentukannya adalah tetap Allah SWT. Hubungan seorang pemimpin dengan Tuhannya tak kalah pentingnya; yaitu dengan berbakti dan mengabdi kepada
Allah SWT. Semua ini dalam rangka memohon pertolongan dan ridho Allah SWT semata. Sifat yang harus terus ia aktualisasikan adalah ridho menerima apa yang
dicapainya. Syukur bila meraih suatu keberhasilan dan memacunya kembali untuk lebih maju lagi, sabar serta tawakkal dalam menghadapi setiap tantangan dan
rintangan, serta sabar dan tawakkal juga saat menghadapi kegagalan. Pemimpin islami harus memiliki perilaku yang baik. Memberikan
perhatian kepada rakyatnya dan membangun hubungan kerja antara pemimpin dan bawahannya. Seorang pemimpin yang islami itu mempunyai visi-misi memimpin
yang jelas, adil dan pandai dalam menjalankan tugasnya. Sebagai pemimpin yang islami harus amanah dan mampu mewujudkan harapan orang-orang yang
dipimpinnya agar terwujud kesejahteraan. Kepemimpinan islami yaitu kepemimpinan yang di dalamnya terdapat nilai-nilai keislaman dalam memimpin.
Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan islami ialah upaya untuk meneladani dan meniru gaya kepemimpinan yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad
SAW.
42