kebutuhan pribadi daripada sasaran dan menyarankan agar cara-cara tersebut tepat mencapai kebutuhan itu; dan keempat pesan harus menyarankan sesuatu jalan
untuk memperoleh kebutuhan yang layak bagi khalayak.
33
Dunia periklanan melihat televisi adalah media yang paling ideal untuk penyampaian ide iklan, karena kemampuan audio visualnya. Melalui kekuatan
audio visual nya iklan televisi tidak saja mampu menampilkan citra produk yang
artistik dan rasional, namun juga mampu mengkonstruksi image produk kepada pemirsa dengan optimal.
Iklan televisi mengambil peran penting, dalam : 1.
Membangun dan mengembangkan citra positif bagi suatu perusahaan dan produk yang dihasilkan, melalui proses sosialisasi yang terencana dan
tertata dengan baik. 2.
Membentuk publik opini yang positif terhadap perusahaan atau produk tersebut.
3. Mengembangkan kepercayaan masyarakat terhadap produk konsumsi dan
perusahaan yang memproduksinya. 4.
Menjalin komunikasi secara efektif dan efisien dengan masyarakat luas, sehingga dapat terbentuk pemahaman dan pengertian yang sama terhadap
suatu produk atau jasa yang ditawarkan pada masyarakat oleh perusahaan tersebut. Mengembangkan alih pengetahuan
33
Anwar Arifin, Komunikasi Politik; Paradigma, Teori, Aplikasi, Strategi Komunikasi Politik Indonesia
Jakarta: Balai Pustaka, 2003, h. 163.
E. Semiotika Dalam Iklan Politik
Iklan politik di televisi juga dimaknai sebagai alat pencitraan yang efektif. Selain karena jangkauannya yang luas, iklan televisi dirasakan sebagai media
yang persuasif sehingga khalayak tidak merasa dipaksakan untuk memilih seorang
calon pemimpin.
Menurut Hoed, iklan tidak hanya sekedar menyampaikan informasi tentang suatu produk ide, barang, dan jasa tetapi iklan sekaligus bersifat
“mendorong” dan “membujuk” agar orang menyukai, memilih kemudian membeli. Dalam situasi ini, iklan dapat dimaknai sebagai sarana komunikasi
politik yang paling persuasif. Karena sifat iklan yang persuasif, maka suatu iklan politik harus dikemas sedemikian rupa guna menghasilkan citra yang baik. Iklan
oleh karenanya harus mengandung tanda atau simbolisasi-simbolisasi tertentu guna mendukung citra yang diinginkan. Iklan adalah alat komunikasi politik yang
sangat penting guna mencapai suatu pencitraan tertentu sesuai dengan keinginan komunikator dari komunikasi politik yang dilakukan.
34
Komunikasi politik merupakan salah satu fungsi partai politik, yakni menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya
sedemikian rupa –”penggabungan kepentingan” interest aggregation” dan
“perumusan kepentingan” interest articulation untuk diperjuangkan menjadi public policy
.
35
Iklan politik yang baik juga membutuhkan keahlian dari komunikator dalam menyampaikan visi dan misi politiknya ke dalam iklan tersebut. Untuk
34
Ari Pandu, dkk., “Pencitraan Pemimpin Bangsa dalam Iklan Kampanye Pasangan Presiden dan Wakil Presiden 20
09,” Jurnal Riset Komunikasi Vol.1 No. 2 Desember 2010.
35
Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik Jakarta: Gramedia, 1982, h.163.
sampai ke tahap persuasif butuh proses salah satunya dengan memasuki nilai-nilai yang dipahami oleh penerima pesan. Para tokoh politik kemudian menggunakan
iklan sebagai sarana mencitrakan bahwa diri mereka adalah sosok pemimpin yang ideal sehingga layak untuk dipilih dalam pemilihan umum. Iklan politik
mengemas tokoh politik sedemikian rupa supaya mereka memang pantas menjadi
pemimpin.
Jika semiotika dikaitkan dengan bekerjanya sebuah iklan politik, maka setiap pesan merupakan pertemuan antara tanda-tanda. Mengingat bahwa iklan
politik mempunyai tanda berbentuk bahasa verbal audio dan visual, serta merujuk bahwa teks iklan politik dan penyajian visualnya juga mengandung ikon
terutama berfungsi dalam sistem-sistem nonkebahasaan untuk mendukung peran kebahasaannya. Dalam semiotika, maka iklan politik pada hakikatnya bermain-
main dengan tanda dan simbolisasi. Freddy Istanto 2000 melalui analisis semiotika terhadap iklan
menemukan bahwa iklan kini tidak secara vulgar langsung bertujuan menjual produknya. Iklan justru dapat mencitrakan produknya dengan cara yang sangat
persuasif, kreatif dan menarik.
36
F. Kepemimpinan dalam Konsep Islam
Kepemimpinan adalah kegiatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Kepemimpinan secara etimologi menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia
berasal dari kata dasar “pimpin”. Dengan awalan me- menjadi “memimpin” maka berarti menuntun, menunjukan jalan dan membimbing. Dengan kata lain
36
Yearry Panji,”Seminar Nasional Periklanan,” Efektivitas Iklan dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat pada Pilpres 2009,
”Himakom: UNTIRTA, 2009.
pemimpin adalah orang yang memimpin atau mengetuai atau mengepalai. Bertolak dari kata pemimpin berkembang pula perkataan kepemimpinan, berupa
penambah awalan ke dan akhiran an pada kata pemimpin. Perkataan kepemimpinan menunjukan pada sebuah perihal dalam memimpin, termasuk juga
kegiatannya.
37
Pemimpin dan kepemimpinan merupakan dua elemen yang saling berkaitan. Kepemimpinan adalah cerminan dari karakter atau perilaku seorang
pemimpin.
Dilihat dari ajaran Islam berarti kepemimpinan merupakan kegiatan menuntun, membimbing, memandu dan menunjukan jalan yang diridhai Allah
SWT. Kepemimpinan dalam Islam merupakan suatu fitrah bagi setiap manusia. Sebagaimana Rasulullah pernah bersabda,
“Setiap kamu adalah pemimpin, dan
akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya…” HR. Bukhari dan Muslim
.
38
Manusia telah diamanahi oleh Allah SWT untuk menjadi khalifah dimuka bumi.
تأ ا اق ۖ ةفي خ ضْرأْا يف عاج ي إ ة ئا ْ ّر اق ْ إ ْ م ا يف عْج
ام م ْعأ ي إ اق ۖ ْ حّ حّس ْح ءام ا فْسي ا يف سْفي
ْعت ا
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.
Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
37
Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1993, h. 28.
38
HR. Al-Bukhari dari Abdullah binUmar, Kitab Al-Itq, Bab Karahiyatut Tathaawul alaa Ar-Raqiiq
2416, Muslim, Fii Al-Imaraat,Fadhilatul Imam Adil wa Uqubatul Jair 1829.