Komunikasi Politik KERANGKA TEORITIS

dan tindakan politik; serta studi terhadap keterkatitan kampanye politik sebagai suatu objek. 16 Salah satu tujuan komunikasi politik adalah menciptakan, membangun, dan memperkuat citra image politik di tengah masyarakat khususnya pemilih. Seperti diungkapakan oleh Arifin 2003, salah satu tujuan dari komunikasi politik adalah membentuk citra politik yang baik bagi khalayak. 17 Menurut Water Lippman 1965 citra adalah pictures in our head atau dunia menurut persepsi kita. Citra politik menurut Cangara 2007 adalah idenditas politik yang merupakan visualisasi dari atribut yang diberikan dan dipersepsikan oleh pihak luar tentang seorang kandidat maupun partai politik. 18 Citra seorang politisi dapat dibentuk melalui iklan di media massa baik cetak maupun elektronik. Citra politik itu terbentuk berdasarkan informasi yang kita terima, baik langsung maupun melalui media politik, termasuk media massa yang bekerja untuk menyampaikan pesan politik yang umum dan aktual. Para politisi memanfaatkan iklan sebagai media untuk melakukan komunikasi politiknya. Melalui iklan politik yang disiarkan di televisi citra seorang politisi akan mudah diterima dan terbentuk ke dalam benak khalayak. Hal ini dikarenakan televisi sudah menjadi bagian hidup dari keseharian masyarakat di Indonesia. Banyak dari penduduk di Indonesia mejadikan televisi sebagai sumber kebenaran. Menurut Dedy Jamaluddin Malik, media telah menjadi sarana 16 Novita Damayanti, “Analisis Semiotika Iklan Politik Pilpres 2009,” Wacana Vol X, No November 2011: h. 53 17 Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Paradigma, Teori, Aplikasi, Strategi Komunikasi Politik Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 2003, h. 5. 18 Hafied Cangara, Komunikasi Politi Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009, h. 40. dalam upaya perluasan ide-ide, gagasan-gagasan dan pemikiran terhadap kenyataan sosial. Survei Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS tahun 2006 menghasilkan 86 persen dari seluruh penduduk usia 10 tahun ke atas di Indonesia memiliki aktivitas rutin mengikuti acara televisi dalam seminggu. 19 Hal ini memungkinkan televisi merasuki pikiran penikmatnya dengan sangat persuasif. Dengan begitu media telah menjadi sarana komunikasi politik para politisi dalam menyampaikan dan membentuk citranya kepada khalayak khususnya pemilih.

C. Iklan

1. Pengertian Iklan Kata iklan advertising berasal dari bahasa Yunani, yang artinya „menggiring orang pada gagasan’. 20 Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Morrison dalam bukunya mendefinisikan iklan sebagai “any paid form of nonpersonal communication about an organization, product, service, or idea by an identified sponsor ” Setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui. Ada pun maksud „dibayar’ ialah menunjukan bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata „nonpersonal’ yaitu suatu iklan melibatkan media massa seperti koran, majalah, radio, dan 19 Komaruddin Hasan, “Komunikasi Politik dan Pecitraan Analisis Teoritis Pencitraan Politik di Indonesia” artikel diakses pada 17 Januari 2014 dari http:kamaruddin- blog.blogspot.com201010komunikasi-politik-dan-pecitraan.html 20 Anwar Efendi, “Bahasa dan Pembentukan Citra dalam Komunikasi Periklanan di Televisi,” Komunika, Vol. 2, No. 2 Juli – Desember 2008, h. 140. televisi yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan. 21 Jefkins mendefinisikan periklanan adalah pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya. 22 Periklanan merupakan salah satu alat dari alat yang paling umum digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat. Sebenarnya di Indonesia sendiri istilah iklan sering disebut dengan istilah lain, yaitu advertensi dan reklame. Kedua istilah itu diambil dari bahasa Belanda advertensi dan bahasa Prancis reclame. Namun secara resminya, sebutan iklan lebih sering digunakan dibanding dengan kedua kata tersebut. Soedardjo lebih memilih rujukan dari bahasa Arab untuk menyebut advertentie atau reklame. Ia melafalkan kata I’lan dalam bahasa Arab untuk diucapkan ke dalam lidah orang Indonesia sebagai istilah iklan. Istilah inilah yang sampai sekarang ini populer digunakan. Pilihan Soedardjo ini karena semangat anti-Barat yang mana pada masa itu Belanda sedang menjajah Indonesia. 23 Di Indonesia, Masyarakat Periklanan Indonesia MPI mengartikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat suatu media dan ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Sementara istilah periklanan Riyanto, 2001 diartikan sebagai keseluruhan proses 21 Morissan, Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta: Kencana, 2010, edisi 1, h. 17. 22 Frank Jefkins. Periklanan Jakarta: Harcourt College Publisher, 1996, h.5. 23 Rendra Widyatama, Pengatar Perikalanan Jakarta: Buana Pustaka Indonesia, 2005, cetakan 1, h. 14. yang meliputi persiapan, perencanaan, pelaksaan dan pengawasan penyampaian iklan. 24 Pada dasarnya tujuan periklanan adalah agar produknya terjual atau laku. Seperti yang dikatakan oleh Frank Jefkins: advertising aims to pursuade people to buy. 25 Karena iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli, 2. Fungsi Periklanan Menurut Terence A. Shimp 2003, secara umum periklanan mempunyai fungsi komunikasi. Ada beberapa fungsi iklan, yaitu: 26 a Informasi, iklan mengkomunikasikan informasi produk, ciri-ciri, dan lokasi penjualannya serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif. b Persuasif, iklan mencoba membujuk para konsumen untuk membeli merek- merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut. c Pengingat, iklan terus-menerus mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka akan tetap membeli produk yang diiklankan tanpa memperdulikan merek pesaingnya. d Nilai tambah, memberikan nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih elegan, bergaya, bergengsi dan lebih unggul dari tawaran pesaing. e Mendampingi, memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran. Sebagai contoh, periklanan mungkin digunakan sebagai 24 Rendra Widyatama, Pengatar Perikalanan Jakarta: Buana Pustaka Indonesia, 2005, cetakan 1, h. 16. 25 Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2007, cetakan 5, h. 9. 26 Terence A. Shimp. Promotion Management and Marketing Communication. Penerjemah oleh Revyani, Jakarta: Erlangga, 2003, edisi 5, jilid 1, h. 357.

Dokumen yang terkait

Tinjauan Makna Dan Bahasa Visual Pada Iklan Papan Reklame Kampanye Politik (Analisis Semiotika Iklan Papan Reklame Kampanye Politik Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara 2013)

2 75 185

Pemakaian Bahasa Gaul pada Iklan Produk Komersial Televisi

5 89 66

Representasi Makna Ibu Dalam Iklan Kampanye Politik (Kajian Semiotika Iklan Kampanye Politik Pilpres 2014 Aburizal Bakrie Versi “Untuk Ibu” Di Tvone)

0 6 140

Representasi Identitas Budaya Sunda dalam Iklan (Analisis Semiotika Iklan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Representasi Identitas Budaya Sunda dalam Iklan (Analisis Semiotika Iklan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Periode 2013-2018 Ahmad H

0 2 15

PENDAHULUAN Representasi Identitas Budaya Sunda dalam Iklan (Analisis Semiotika Iklan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Periode 2013-2018 Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar).

0 6 23

DAFTAR PUSTAKA Representasi Identitas Budaya Sunda dalam Iklan (Analisis Semiotika Iklan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Periode 2013-2018 Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar).

0 2 4

Identitas Budaya Sunda dalam Iklan Politik Representasi Identitas Budaya Sunda dalam Iklan (Analisis Semiotika Iklan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Periode 2013-2018 Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar).

0 1 14

MAKNA TAYANGAN DEBAT CALON GUBERNUR JAWA BARAT DI TELEVISI BAGI PENINGKATAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA BARAT 2013 DI KOTA BANDUNG.

0 1 55

POLITICAL MARKETING PASANGAN INCUMBENT PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI JAWA BARAT 2013 (STUDI KASUS TENTANG SRATEGI TIM PEMENANGAN PASANGAN AHMAD HERYAWAN-DEDDY MIZWA.

0 0 2

Tinjauan Makna Dan Bahasa Visual Pada Iklan Papan Reklame Kampanye Politik (Analisis Semiotika Iklan Papan Reklame Kampanye Politik Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara 2013)

0 0 14