dalam meneliti iklan adalah penafsiran kelompok sasaran dalam proses interpretan.
Penafsiran yang bertahap ini merupakan segi penting dalam iklan, proses seperti ini disebut semiosis Hoed, 2001 : 97. Menurut Berger 2000 : 199, bila
akan menganalisis iklan kita harus mengambil iklan dengan orang, objek, latar belakang menarik, naskah yang menarik. Berikut adalah hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menganalisis iklan : 1
Penanda dan petanda 2
Gambar, indeks dan simbol 3
Fenomena sosiologi, demografi orang dalam iklan dan orang-orang yang menjadi sasaran iklan, refleksikan kelas-kelas sosial ekonomi, gaya hidup dan
sebagainya. 4
Sifat daya tarik yang dibuat untuk menjual produk, melalui naskah dan orang- orang yang dilibatkan dalam iklan.
5 Desain dari iklan, termasuk tipe perwajahan yang digunakan, warna dan
unsur estetik yang lain. 6
Publikasi yang ditemukan di dalam iklan dan khayalan yang diharapkan oleh publikasi tersebut.
3. Semiotika pada Iklan Televisi
Dalam meneliti semiotika pada media seperti televisi ini harus memahami karakterisitik yang dimiliki oleh media tersebut. Televisi memiliki karakter
sebagai media yang menggabungkan unsur audio dan visual. Dalam mengkaji iklan yang ada ditelevisi hal yang harus diperhatikan yaitu melihat kembali
kepada kedua karakteristik tersebut. Audio dalam hal ini menyangkut suara yang digunakan dalam iklan tersebut. yakni bisa berupa tanda verbal seperti narasi yang
diucapkan ataupun musik pengiring iklan. Visual, berarti yang menjadi perhatian ialah gambar, adegan atau tayangan yang muncul dalam iklan tersebut.
Iklan televisi bekerja efektif karena menghadirkan pesan dalam bentuk verbal
dan nonverbal sekaligus. Sebagai sistem pertandaan, maka iklan sekaligus menjadi sebuah bangunan representasi. Tampilan iklan di televisi senantiasa
melibatkan tanda dan kode. Setiap bagian iklan pun menjadi “tanda” atau sign,
yang secara mendasar berarti sesuatu yang memproduksi makna Thwaites et al., 2002: 9.
Tanda berfungsi mengartikan atau merepresentasikan menggambarkan serangkaian konsep, gagasan atau perasaan sedemikian rupa yang memungkinkan
seorang penonton untuk men-decode atau menginterpretasikan maknanya. Jika tanda adalah material atau tindakan yang menunjuk sesuatu, kode adalah sistem di
mana tanda-tanda diorganisasikan dan menentukan bagaimana tanda dihubungkan dengan yang lain. Dalam iklan, kode-kode yang secara jelas dapat dibaca adalah
bahasa berupa narasi atau unsur tekstual, audio, dan audiovisual.
B. Komunikasi Politik
Dan Nimmo mendefinisikan komunikasi politik sebagai kegiatan komunikasi yang berdasarkan konsekuensi-konsekuensinya aktual maupun
potensial yang mengatur perbuatan manusia di dalam kondisi-kondisi konflik. Definisi ini menggunakan pendekatan konflik.
13
Dalam bukunya Gun Gun Heryanto membagi komunikasi politik ke dalam dua kajian. Komunikasi politik dalam kajian politik, dapat dipahami sebagai
aktifitas politik atau upaya-upaya pembentukan kesepakatan, misalnya, kesepakatan menyangkut bagaimana pembagian sumberdaya kekuasaan atau
bagaimana kesepakatan tersebut dibuat. Sementara dalam kajian komunikasi, komunikasi politik dipahami sebagai pesan bercirikan politik untuk
mempengaruhi pihak lain dalam mencapai tujuan yang direncanakan.
14
Komunikasi politik adalah proses penyampaian pesan yang bercirikan politik dari komunikator politik kepada khalayak politik melalui media tertentu
yang bertujuan mempengaruhi dengan jalan mengubah atau mempertahankan suatu kepentingan tertentu di masyarakat.
15
Media massa dinilai efektif oleh para pelaku politik dalam melakukan komunikasi politiknya. Karena sifat media massa
mampu menyampaikan pesan secara serempak kepada khalayak luas yang
heterogen.
Swanson dan Nimmo dalam New Direction in Political Communication, 1990 menitikberatkan komunikasi politik adalah studi tentang strategi
penggunaan komunikasi untuk mempengaruhi pengetahuan publik, kepercayaan,
13
Dan Nimmo, Komunikasi Politik Khalayak dan Efek Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001, h. 88.
14
Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik.Tangerang Selatan: Lembaga Penelitian UIN JKT, 2011, h. 3.
15
Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik.Tangerang Selatan: Lembaga Penelitian UIN JKT, 2011, h. 4.