Pendidikan Agama Islam KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Peraturan Pemerintah nomor 55 tahun 2007 Bab I pasal 1 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan menyebutkan bahwa Pendidikan Agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan. 6 Berdasarkan pengertian di atas, maka Pendidikan Agama dalam hal ini berarti Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam memberikan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama Islam yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan. 6 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Depag RI, Kumpulan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Jakarta 2007, h. Zuhairini dkk., mendefinisikan Pendidikan Agama Islam adalah segala usaha sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam. 7 Menurut Ramayulis Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al- Qur’an dan al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman. 8 Merujuk pada PP nomor 55 tahun 2007 dan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses bimbingan jasmani dan rohani yang berlandaskan ajaran Islam dan dilakukan dengan kesadaran untuk mengembangkan potensi anak menuju perkembangan yang maksimal, sehingga tertertanamlah nilai-nilai Islam dalam jiwa peserta didik sehingga dapat diamalkan dalam kehidupannya sebagai muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia. 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan pendidikan akan menentukan ke arah mana peserta didik akan dibawa. Tujuan pendidikan juga dapat membentuk perkembangan anak untuk mencapai tingkat kedewasaan, baik biologis maupun pedagogis. Pendidikan Agama Islam yang merupakan suatu proses bimbingan jasmani dan rohani yang berlandaskan ajaran Islam tentunya memiliki tujuan yang mulia. Dalam Peraturan Pemerintahan nomor 55 tahun 2007 Bab II pasal 2 tentang Pendidikan Agama disebutkan bahwa Pendidikan Agama bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, 7 Rika Sa’diyah, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta, PT. Wahana Kardofa, 2009, h.13 8 Prof. DR, Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Kalam Mulia, 2008, h. 21 menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 9 Ramayulis menyatakan bahwa Pendidikan Agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman, dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sedangkan Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. 10 Mahmud Yunus merumuskan tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu untuk : a Menanamkan rasa cinta dan taat kepada Allah b Menananmkan i’tikad yang benar dan kepercayaan yang sesuai dengan tuntunan agama. c Mendidik untuk selalu mengikuti perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya. d Mendidik untuk membiasakan berakhlaq mulia dan adat kebiasaan yang baik. e Mengajarkan peserta didik untuk mengetahui macam-macam ibadah dan cara melaksanakannya serta mengetahui hikmah, faedah dan pengaruh dari ibadah tersebut dalam pencapaian kebahagian dunia dan akhirat. 9 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Depag RI, Kumpulan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, . . . , h. 230 10 Prof.DR, Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, . . . , h. 22 f Memberi petunjuk untuk hidup di dunia dengan baik dan bahagia di akhirat. g Memberikan contoh dan suri tauladan yang baik serta pengajaran dan nasehat. h Membentuk warga negara yang baik dan masyarakat yang baik, berbudi luhur dan berakhlak mulia serta berpegang teguh dengan ajaran agama. 11 Dr. Abdul Qodir Ahmad menjelaskan bahwa di antara tujuan Pendidikan Agama Islam diajarkan yaitu untuk: 1 Membina murid-murid untuk beriman kepada Allah, mencintai, mentaati-Nya dan berkepribadian yang mulia. 2 Memperkenalkan hukum-hukum agama dan cara-cara menunaikan ibadah serta membiasakan mereka senang melakukan syiar-syiar agama dan menaatinya. 3 Mengembangkan pengetahuan agama mereka dan memperkenalkan adab sopan santun Islam serta membimbing kecenderungan mereka untuk mengembangkan pengetahuan sampai mereka terbiasa bersikap patuh menjalankan ajaran agama atas dasar cinta dan senang hati. 4 Memantapkan rasa keagamaan pada siswa-siswa, membiasakan diri berpegang pada akhlak mulia dan membenci pada akhlak yang rendah. 5 Membina perhatian siswa terhadap aspek-aspek kesehatan. 6 Membiasakan siswa-siswa bersikap rela, optimis, percaya pada diri sendiri, menguasai emosi, tahan menderita dan berlaku sabar. 11 Rika Sa’diyah, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, … , h. 21-22 7 Membimbing siswa ke arah sikap yang sehat yang dapat membantu mereka berinteraksi sosial yang baik dan memiliki hubungan baik dengan anggota masyarakat lainnya, mencintai kebaikan untuk orang lain, suka membantu orang, rasa sayang kepada yang lemah dan miskin, menganggap semua orang itu sama, menghargai orang lain dan menghargai hak milik pribadi, ngara dan kepentingan umum. 8 Membiasakan siswa sopan santun di rumah, sekolah dan di jalan. 9 Membina siswa agar menghargai kerja, menghargai kepentingan kerja, baik terhadap individu maupun masyarakat. 12 Jadi, tujuan Pendidikan Agama Islam adalah berkisar kepada pembinaan pribadi muslim yang terpadu pada perkembangan seseorang, baik dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan sosial. Atau lebih jelas lagi, ia berkisar pada pembinaan warga Negara muslim yang baik, yang percaya pada Tuhan dan agamanya, berpegang teguh pada ajaran agamanya, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu berbicara Pendidikan Agama Islam, baik makna maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai kebaikan hidup hasanah di dunia bagi anak-anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan hasanah di akhirat kelak. Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama SMP Fatahillah ini untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. 12 Dr. Muhammad Abdul Qodir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta; PT. Rineka Cipta, 2008, h. 15-16. Dengan demikian tujuan Pendidikan Agama Islam merupakan pengalaman nilai-nilai Islami yang hendak diwujudkan dalam pribadi muslim melalui proses akhir yang dapat membuat peserta didik memiliki kepribadian Islami yang beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuan yang diwujudkan dalam pengamalan syari’at dalam kehidupan sehari-hari yang salah satunya ialah shalat. 3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara: a. Hubungan manusia dengan Allah swt. b. Hubungan manusia dengan sesama manusia. c. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri. d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya. 13 a. Hubungan manusia dengan Allah swt. Hubungan manusia dengan Allah swt merupakan hubungan vertikal antara makhluk dengan Khlaik. Hubungan manusia terhadap Allah swt sang penciptanya dapat ditunjukkan dengan beberapa cara, diantaranya: 1 Mentauhidkan Allah swt Mentauhidkan Allah swt dapat dilakukan dengan mempertegas keesaan Allah swt, atau mengakui bahwa tidak ada sesuatu pun yang setara dengan zat, sifat dan asma Allah swt. 2 Taqwa kepada Allah swt. Taqwa kepada Allah swt yang berarti patuh terhadap perintah-perintah Allah swt baik yang menuntut pelaksanaannya maupun meninggalkannya. Perintah-perintah tersebut terkumpul dalam hukum-hukum syariat yang apabila dilaksanakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan mendapat dosa. 13 Prof.DR, Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, . . . . , h.22 3 Dzikrullah ingat kepada Allah swt. Ingat kepada Allah swt merupakan tanda bahwa seorang hamba memiliki hubungan yang erat kepada sang penciptanya. Dengan mengingat Allah swt berarti manusia sadar akan keberadaan dirinya yang tak mungkin lepas dari campur tangan Allah swt. Dengan mengingat Allah swt, hati seorang hamba akan menjadi tenang dan terhindar dari kegelisahan. 4 Tawakkal. Tawakkal mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pemahaman manusia akan takdir, ridha, ikhtiar, sabar dan do’a. Tawakkal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah swt, untuk mendapatkan kemashlahatan serta mencegah kemudharatan, baik menyangkut urusan dunia maupun urusan akhirat. Barangsiapa yang mewujudkan ketakwaan dan tawakkal kepada Allah swt, dia akan menggapai kebaikan yang ada di dunia ini. b. Hubungan manusia dengan sesama manusia Hubungan manusia dengan sesama manusia merupakan hubungan horizontal. Secara garis besar hubungan antara sesame dapat dilakukan dengan cara berbuat baik kepadanya dan menolongnya dari kesulitan yang sedang dihadapi. Menolong seseorang dapat dilakukan dengan cara memberikan bantuan berupa harta, benda, ataupun tenaga. Sedangkan berbuat baik bisa berupa menghormati, menghargai, sopan santun, dsb. Jika antar sesama sudah dapat saling berbuat baik dan saling menolong, maka akan terciptalah kehidupan yang harmonis antar satu dengan yang lainnya. c. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Selain kita membina hubungan baik dengan Allah swt dan orang lain, kita pun harus pandai membina diri kita sendiri, diantaranya dengan cara : 1 Menanamkan rasa sabar dalam diri kita. 2 Bersyukur atas pemberian Allah swt. 3 Amanah. 4 Benar. 5 Menepati janji, serta 6 Memelihara diri. d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkunganya. Manusia terhadap makhluk Allah swt lainnya seperti hewan dan tumbuhan harus memelihara dan menyayangi dengan sepenuh hati atas dasar cinta kepada Allah swt. Sesama makhluk ciptaan-Nya manusia harus senantiasa menjaga dan menyayangi serta merawatnya. Islam menjelaskan bahwa manusia di bumi ini adalah sebagai khalifah pengayom yang melindungi dan menjaga bumi beserta isinya secara bijaksana. Dilihat dari sudut ruang lingkup pembahasannya, Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di perguruan-perguruan agama sekarang terdiri dari sejumlah mata pelajaran, yaitu : 1 Pengajaran Keimanan 2 Pengajaran Akhlak 3 Pengajaran Ibadat 4 Pengajaran Fiqih 5 Pengajaran Ushul Fiqih 6 Pengajaran Qira’at Qur’an 7 Pengajaran Tafsir 8 Pengajaran Ilmu Tafsir 9 Pengajaran Hadis 10 Pengajaran Ilmu Hadis 11 Pengajaran Tarikh 12 Pengajaran Tarikh Tasyri’ 14 4. Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama bertujuan untuk membekali murid dengan berbagai pengetahuan agama sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik tentang dasar-dasar atau hikmah- hikmah hukum Islam maupun tentang pelaksanaan ibadah dan penanaman akhlak. Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama berfokus pada aspek: a. Aqidah Akhlak b. Al-Qur’anHadits 14 Dr.Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta; PT.Bumi Aksara,2008, h.59-114. c. Syari’ah d. FiqhIbadah e. Tarikh 15 Klasifikasi di atas digunakan untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah. Adapun di sekolah umum mata pelajaran Pendidikan Agama Islam memuat pada aspek keimanan, akhlak, fiqih, al- qur’an dan tarikh. Pada tingkat Sekolah Dasar penekanan diberikan kepada lima unsur pokok yaitu : Keimanan dan Akhlaq, Ibadah, al- Qur’an dan Tarikh. Sedangkan pada tingkat menengah lanjutan dan menengah atas, unsur syariah semakin dikembangkan. Tarikh diberikan secara seimbang pada setiap satuan pendidikan.

B. Disiplin