Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam di SMP Fatahillah.

dengan WC guru yang hanya ada 1 ruangan berbanding dengan jumlah guru dan karyawan lain berjumlah 27 orang. Selain itu sekolah ini tidak memiliki fasilitas lapangan olah raga yang memadai, adapun kegiatan pembelajaran olah raga di adakan di halaman sekolah dengan memanfaatkan luas halaman yang ada.

B. Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam di SMP Fatahillah.

Pendidikan Agama Islam yang diselenggarakan di SMP Fatahillah merupakan mata pelajaran unggulan yang mendukung terwujudnya visi dan misi sekolah. Kurikulum yang dipakai untuk Pendidikan Agama Islam yaitu kurikulum dari Kemendiknas namun ditambah alokasinya menjadi 4 kali pertemuan dalam seminggu untuk pengayaan pada aspek aqidah akhlak dan bahasa Arab 59 . Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilakukan di kelas-kelas dan di luar kelas. Dalam proses pembelajarannya di dalam kelas guru menggunakan buku paket pelajaran Pendidikan Agama Islam. Selain itu, para peserta didik diberikan buku lembar kerja siswa LKS untuk keaktifan dan pengayaan mereka dengan menjawab soal-soal yang ada di dalamnya 60 . Pembelajaran di luar kelas dilakukan untuk materi-materi tertentu yang dianggap perlu dilaksanakan di luar kelas. Sebagai contoh dari hasil wawancara yang didapat peneliti dengan guru Pendidikan Agama Islam, guru PAI menerapkan pembelajaran di luar kelas pada salah satu judul materi, yaitu thaharah kebersihan. Di awal pembelajarannya peserta didik diajak berperan aktif dalam menata kebersihan sekitar sekolah kemudian siswa diberikan kesempatan untuk menilai tentang hasil dari kegiatan tersebut. Hal itu dilakukan oleh guru karena menurutnya dengan begitu peserta didik akan 59 Budi Waluyo, wawancara, 12 Nopember 2010. 60 Budi Waluyo, wawancara, 12 Nopember 2010. mendapatkan pengalaman langsung dan dapat memberikan penilaian sesuai dengan pengalaman yang mereka rasakan 61 . Peserta didik pun merasa senang dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar kelas. Menurut salah seorang peserta didik yang bernama Rahman, belajar di luar kelas lebih terasa santai dan tidak membosankan, karena kalau di luar kelas kita bisa melihat-lihat pemandangan yang berbeda dari yang ada di kelas. Kalau di kelas yang kita lihat hanya meja, papan tulis, tembok dan guru. Namun kalau di luar kelas kita bisa melihat-lihat pemandangan selain meja, bangku dan papan tulis 62 . Interaksi antara guru dan peserta didik selama pembelajaran di kelas cukup baik. Hal ini dapat dilihat pada saat guru menjelaskan materi akhlak yang berjudul takabbur. Guru menggunakan metode yang variatif dan aktif. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menampilkan drama di depan peserta didik lainnya mengenai kisah orang yang takabbur. Sebelum peserta didik memerankan drama mengenai takabbur, guru menjelaskan terlebih dahulu beberapa permasalahan mengenai takabbur. Di sela-sela penjelasan materi, tampak beberapa peserta didik menanyakan beberapa hal yang menyangkut perihal materi takabbur. Guru pun menjawab semua pertanyaan peserta didik dengan baik 63 . Setelah penjelasan selesai, peserta didik menampilkan drama yang mereka ciptakan. Namun guru pun sering mendapat gangguan-gangguan dari beberapa peserta didik yang tidak dalam keadaan fokus saat proses pembelajaran berlangsung. Diantaranya ditemukan beberapa peserta didik yang mengobrol dan bergurau saat guru memberikan penjelasan dan saat mereka memainkan drama. Meskipun demikian guru secara sigap menegur dan mengarahkannya dengan teguran dan nasehat agar kembali memperhatikan penjelasan yang 61 Ahmad Muslim, wawancara, 11 Nop 2010 62 Rahman responden, wawancara, 15 Nop 2010 63 Hasil Pengamatan Pembelajaran PAI kelas IX-1, 3 Nopember 2010 sedang diberikan 64 . Hal ini didukung dengan data yang diperoleh dari wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam yang mengatakan bahwa di tiap-tiap kelas pasti terdapat beberapa anak yang menjadi antisipasi kita saat mengajar, karena mereka terkadang mengganggu proses pembelajaran dengan ulah khas mereka masing-masing 65 . Selama pembelajaran berlangsung, guru PAI sering memberikan pujian-pujian berupa kata- kata pembangkit motivasi, seperti “bagus, hebat, good job” bagi mereka yang berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan dan berhasil melakukan tugas-tugas yang diberikan. Namun sering juga guru member teguran bagi mereka yang tidak fokus dan konsentrasi saat pembelajaran berlangsung. Guru PAI juga sering memotivasi peserta didik untuk mau dan berani mengerjakan tugas yang diberikan kepada mereka dengan kata- kata motivasi “kamu pasti bisa, ayo semangat” 66 . Untuk materi ibadah „amaliyah biasanya peserta didik langsung memperagakannya di masjid Sekolah. Hal ini bertujuan agar peserta didik terukur kemampuannya dalam memperagakan ibadah yang dipelajari. Dalam pembelajaran ibadah „amaliyah guru Pendidikan Agama Islam sering menggunakan pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif CBSA. CBSA yang dilakukan guru PAI untuk ibadah „amaliyah seperti yang di tunjukkan saat materi “shalat sunnah berjama’ah”, peserta didik diajak langsung memperagakkan formasi shalat berjamaah dengan berbagai keadaan. Siswa membentuk formasi shaf shalat berjama’ah jika dalam keadaan ma’mum semuanya laki-laki di bawah bimbingan guru. Kemudian siswa membentuk formasi shaf jika keadaan ma’mum terdiri dari laki-laki dan perempuan serta bentuk shaf jika keadaan ma’mum satu orang kemudian ada ma’mum yang masbuk 67 . Dengan pembelajaran seperti ini peserta didik terlibat aktif langsung dalam proses pembelajaran. 64 Hasil Pengamatan Pembelajaran PAI kelas IX-2, 4 Nopember 2010. 65 Ahmad Muslim, wawancara, 11 Nopember 2010. 66 Hasil Pengamatan Pembelajaran PAI di Kelas-kelas. 67 Ahmad Muslim, . . . , 11 Nopember 2010.

C. Pembinaan Disiplin Ibadah di SMP Fatahillah.