Pembinaan Disiplin Ibadah di SMP Fatahillah.

C. Pembinaan Disiplin Ibadah di SMP Fatahillah.

Pembinaan ibadah di SMP Fatahillah pun menjadi salah satu prioritas penting, mengingat visi, misi dan tujuan sekolah yang mengarah kepada pembentukan peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Sekolah menerapkan nuansa islami demi mendukung tujuan mulia yang telah ditetapkan. Pembinaan disiplin ibadah dimulai dari disiplin dalam berpakaian yang menutup aurat. Peserta didik perempuan diwajibkan memakai baju lengan panjang dan rok panjang ditambah dengan jilbab untuk menutupi kepala. Adapun peserta didik laki-laki diwajibkan memakai celana panjang. Khusus hari Jum’at peserta laki-laki diwajibkan memakai baju taqwa putih dan mengenakan peci putih 68 . Pembinaan ibadah lain yang diprioritaskan oleh sekolah yaitu baca tulis al- Qur’an dan pelaksanaan shalat lima waktu. Baca tulis al-Qur’an mendapat waktu khusus yaitu pada hari sabtu untuk beberapa peserta didik yang dianggap membutuhkan setelah dilakukan uji kemampuan ketika masa pendaftaran peserta didik baru 69 . Untuk pembinaan ibadah shalat, pemfokusan dilakukan pada beberapa aspek: 1. Penguasaan peserta didik terhadap tata cara pelaksanaan shalat. 2. Kedisiplinan peserta didik dalam melaksanakan shalat. Aspek penguasaan peserta didik terhadap tata cara pelaksanaan meliputi bagaimana mereka melakukan gerakan shalat secara baik dan benar sesuai dengan tuntunan yang diajarkan nabi Muhammad saw. Dalam mengajarkan gerakan-gerakan shalat, saya mendemonstrasikannya di depan peserta didik. Setelah didemonstrasikan, peserta didik diminta untuk mempraktekkannya dibawah bimbingan saya. Kemudian saya menilai dan 68 Budi Waluyo, wawancara, 12 Nopember 2010. 69 Budi Waluyo, wawancara, 12 Nopember 2010. mengoreksi jika terdapat kekurangan pada gerakan yang dipraktekkan oleh para peserta didik. Selain memfokuskan pada gerakan-gerakan shalat, pembinaan shalat difokuskan juga pada penguasaan peserta didik terhadap bacaan doa-doa untuk tiap gerakan shalat. Pada aspek ini guru Pendidikan Agama Islam memeriksa masing-masing peserta didik, apakah mereka telah menguasai bacaan doa untuk tiap gerakan shalat atau belum. Peserta didik dikelompokkan menjadi dua kelompok, kelompok yang sudah menguasai seluruh bacaan doa dan yang belum menguasai. Selain guru memberikan beberapa catatan keterangan mengenai kemampuan apa saja yang belum dikuasai oleh peserta didik. Tujuan utama kami mengadakan pembinaan ibadah shalat kepada peserta didik yaitu agar mereka disiplin melaksanakan shalat lima waktu dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa ketetapan indikator, yaitu peserta didik: 1. Melaksanakan shalat lima waktu dalam sehari-hari. 2. Tepat waktu dalam melaksanakan shalat lima waktu. 3. Khusyu’ dalam melaksanakan shalat lima waktu. Dalam membina kedisiplinan peserta didik dalam pelaksanaan ibadah shalat lima waktu tersebut, kami melakukan beberapa langkah, yaitu: - Memberi pemahaman kepada peserta didik tentang shalat. - Menyelenggarakan praktek pelaksanaan shalat. - Memantau dan mengontrol pelaksanaan shalat peserta didik. Dalam memberi pemahaman tentang shalat, peserta didik dijelaskan tentang materi shalat serta diberi buku Lembar Kerja Siswa LKS untuk menunjang pemahaman peserta didik tentang materi shalat tersebut. Dalam menjelaskan shalat, saya melakukan demonstrasi berupa beberapa gerakan shalat yang saya kira membutuhkan visualisasi di hadapan peserta didik. Selain itu saya mempertontonkan video tentang beberapa perbedaan dalam gerakan shalat menurut pendapat beberapa ulama kepada peserta didik. Hal tersebut bertujuan agar peserta didik memiliki wawasan luas tentang beberapa perbedaan gerakan dalam shalat menurut pendapat beberapa ulama, sehingga peserta didik tidak asing dan dapat menghargai perbedaan gerakan yang ada dalam pelaksanaan shalat. Langkah berikutnya yang saya lakukan selaku guru Pendidikan Agama Islam yaitu menyelenggarakan kegiatan praktek ibadah shalat. Praktek ini bertujuan membiasakan peserta didik dalam melakukan tata cara ibadah shalat secara baik dan benar. Shalat yang dipraktekkan peserta didik yaitu shalat dhuha dan shalat zuhur. Selama peserta didik mempraktekkan shalat tersebut, wali kelas mendampingi mereka 70 . Selain praktek shalat, dilaksanakan juga praktek berwudhu kepada peserta didik untuk mengukur tingkat penguasaan peserta didik dalam melakukan wudhu secara baik dan sempurna. Dalam hal ini saya terjun langsung memantau pelaksanaan wudhu peserta didik. Saya pun menegur peserta didik yang wudhunya tidak sempurna kemudian saya membimbingnya dan saya arahkan untuk melakukan wudhu dengan sempurna 71 . Langkah selanjutnya untuk menanamkan disiplin shalat para peserta didik, saya dibantu oleh para wali kelas dan guru-guru yang lain dalam melakukan pemantauan dan pengontrolan terhadap pelaksanaan ibadah shalat mereka, baik di sekolah mau pun di rumah mereka masing-masing. Di sekolah, saya bersama beberapa guru yang lain memantau dan memperhatikan kegiatan shalat peserta didik. Kami pun sering menegur peserta didik yang bergurau saat pelaksanaan shalat berlangsung dan mengoreksi serta memperbaiki gerakan shalat peserta didik yang kurang sempurna. Selain itu peserta didik dibiasakan untuk selalu berzikir dan berdoa setiap selesai shalat. Adapun pelaksanaan zikir dan doa setelah selesai shalat dilakukan secara sirr halus. Dalam pelaksanaan zikir dan doa, guru PAI dan guru-guru yang lain terus memantau dan mengingatkan mereka yang tidak melakukannya agar melakukan zikir dan doa dengan sungguh-sungguh sampai selesai 72 . 70 Ahmad Muslim, . . . , 11 Nopember 2010. 71 Ahmad Muslim, . . . , 11 Nopember 2010. 72 Pengamatan Pelaksanaan Shalat Zuhur di Masjid Sekolah. Setelah pelaksanaan shalat selesai, guru sering malakukan evaluasi pelaksanaan shalat para peserta didik 73 . Hal ini bertujuan mengingatkan kepada mereka akan kekurangan mereka ketika melaksanakan shalat sekaligus membina gerakan shalat mereka agar menjadi baik dan benar. Untuk pemantauan dan pengontrolan ibadah peserta didik di rumah, kami menggunakan buku penghubung sebagai pemberi informasi mengenai aktifitas ibadah peserta didik selama di rumah. Dalam hal ini kami bekerja sama dengan para orang tua peserta didik. Buku tersebut harus ditanda tangani oleh orang tua peserta didik jika anaknya melaksanakan ibadah yang tertera pada kolom jenis ibadah yang tertera di buku tersebut. Jika terdapat peserta didik yang jarang melakukan shalat maka akan ada konsekuensi berupa pemanggilan orang tua dengan tujuan agar orang tua lebih memperhatikan aktifitas ibadah anaknya 74 . Sampai saat ini Alhamdulillah sedikit dari peserta didik yang mendapat konsekuensi tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa peserta didik disiplin melakukan ibadah selama di rumah dan peran orang tua di rumah dalam memantau aktifitas ibadah mereka sudah baik. Penggunaan buku penghubung tersebut banyak mendapat kritikan dari peserta didik. Dani salah seorang peserta didik mengatakan bahwa “buku penghubung tersebut cocoknya untuk anak SD bukan untuk anak SMP ” 75 . Namun diantara mereka juga ada yang berpendapat buku itu sangat berguna bagi mereka 76 .

D. Analisis Efektifitas.