Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-Undang RI no.23 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bab II tentang fungsi Pendidikan Nasional dikatakan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Pendidikan Agama Islam merupakan satu diantara sarana pembudayaan enkulturasi masyarakat itu sendiri. Sebagai suatu sarana, pendidikan dapat difungsikan untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia, sebagai makhluk pribadi dan sosial kepada titik optimal kemampuan untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat. 2 Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT salah satu tujuannya untuk memperbaiki keadaan umat dengan ajaran agama 1 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Departemen Agama RI, Kumpulan Undang- undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, 2007, h. 8 2 Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung ; Pustaka Setia, 1999 cet ke- 2.h.14 Islam. Rasulullah SAW sebagai pelaksana pendidikan Islam secara umum menuntun umat dari kegelapan menuju jalan yang terang. Pendidikan Agama Islam berfungsi mengarahkan perkembangan hidup manusia, maka dari itu dalam hal ini dibutuhkan kegiatan yang nyata seperti efektifitas Pendidikan Agama Islam itu sendiri pada aspek ibadah. Efektifitas berarti menunjukkan tercapainya suatu tujuan, suatu usaha dikatakan efektif apabila usaha itu telah mencapai tujuannya. 3 Dengan kata lain terjadinya efek atau akibat yang dikehendaki. Ibadah merupakan salah satu pelajaran yang dapat diambil dalam Pendidikan Agama Islam. Ibnu Taimiyah mengartikan ibadah adalah ketaatan dan ketundukan yang sempurna dengan rasa cinta kepada yang disembah untuk mencapai keridaan-Nya dan mengharap imbalan pahala di akhirat kelak. Lebih lanjut Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa ibadah mencakup semua aktivitas yang dilakukan manusia yang disenangi Allah dan meridhoinya, baik berupa perkataan atau perbuatan yang lahir maupun yang batin. 4 Shalat adalah sebagai sarana penghubung antara hamba dengan Tuhannya. Mendirikan shalat berarti mencerminkan keimanan sebagai tanda syiar agama dan sebagai tanda syukur kepada Allah. Meninggalkan shalat berarti memutuskan tali penghubung dengan Allah, berakibat tertutupnya rahmat dari-Nya, terhentinya pengaliran nikmat-nikmat-Nya, terhentinys uluran kebaikan-Nya dan berarti juga mengingkari fadhol keutamaan dan kebesaran Allah. 5 Kewajiban shalat termasuk ke dalam salah satu rukun Islam, diwajibkan ketika Rasulullah SAW mi’raj. Tetapi kewajiban shalat yang merupakan rukun Islam ini sering diabaikan dan dianggap tidak penting, hal 3 Hasan Sadily, Ensiklopedia Indonesia, Jakarta : Ikhtiar Baru-Van Hoeve. Jilid 2, h.883 4 Dr. H. Ali Anwar Yusuf, M.Si, Studi Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, Bandung : Pustaka Setia, 2003. h. 145 5 Al-Syaikh Muhammad Mahmud al-Shawaf, Pengajaran Shalat Lengkap, Semarang ; Dina Utama Semarang, 1995, h. 12 ini dapat dilihat dengan masih banyaknya manusia yang tidak mengerjakan shalat. Di sekolah banyak para siswa yang kurang sadar akan kewajiban melaksanakan shalat serta banyak pula yang sudah sadar namun kurang disiplin dalam melaksanakan shalat. Seperti pengalaman yang didapat oleh peneliti sewaktu menjalani Praktek Profesi Keguruan Terpadu PPKT, peneliti mendapatkan banyak siswa yang belum disiplin dalam pelaksanaan sholat baik dalam tata cara pelaksanaannya maupun waktu pelaksanaannya. Guru yang merupakan pembimbing mereka di sekolah pun sering kali tidak didengar nasehatnya agar mereka tidak meninggalkan shalat. Hal itu menunjukkan seakan-akan mereka tidak takut dengan keberadaan Allah SWT yang selalu megawasi makhluknya di muka bumi ini. Berdasarkan uraian di atas dan mengingat pentingnya melaksanakan ibadah terutama shalat wajib lima waktu, maka penulis tertarik untuk menela’ah mengenai “EFEKTIFITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP FATAHILLAH GROGOL JAKARTA BARAT DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BERIBADAH, studi kasus di SMP FATAHILAH Grogol, Jakarta-Barat .” Dengan adanya disiplin beribadah siswa diharapkan dapat meningkatkan keimanannya kepada Allah SWT dengan melaksanakan shalat lima waktu secara rutin.

B. Identifikasi Masalah