Fachrurazi, Tata Cara Shalat, Bandung; Sinar Baru Algensindo, h.25-26 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam,Bandung; Sinar Baru, h. 58-65 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam,

6 Menghadap ke kiblat 7 Mengetahui mana yang rukun dan mana yang sunah Selain itu seseorang yang akan melaksanakan shalat harus memperhatikan rukun-rukun dalam shalat. Adapun rukun-rukun dalam shalat yaitu : 1 Niat 2 Berdiri bagi orang yang kuasa 3 Takbiratul ihram membaca Allahu Akbar 4 Memabaca surat al-Fatihah 5 Ruku’ serta tuma’ninah diam sebentar 6 I’tidal serta tuma’ninah diam sebentar 7 Sujud dua kali serta tuma’ninah diam sebentar 8 Duduk di antara dua sujud serta tuma’ninah diam sebentar. 9 Duduk tasyahud akhir serta tuma’ninah diam sebentar. 10 Membaca tasyahud akhir serta tuma’ninah diam sebentar. 11 Membaca shalawat Nabi Muhammad ketika tasyahud akhir. 12 Membaca salam yang pertama sambil berpaling ke kanan. 13 Menertibkan rukun 38 Di dalam shalat terdapat beberapa sunah-sunah, yaitu sunnah sebelum shalat dan sunah ketika shalat dilaksanakan. a. Sunah Sebelum Shalat. 39 1 Azan ialah memberitahukan bahwa shalat telah tiba dengan lafaz yang telah ditentukan syara’. 2 Iqomah ialah memberitahukan kepada hadirin supaya siap berdiri untuk shalat. 3 Membatasi tempat shalat maksudnya membatasi tempat shalat dengan dinding, dengan tongkat, dengan menghamparkan sajadah atau dengan garis, supaya orang tidak lalu lintas di depan orang 38

H. Fachrurazi, Tata Cara Shalat, Bandung; Sinar Baru Algensindo, h.25-26

39

H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam,Bandung; Sinar Baru, h. 58-65

yang sedang shalat, sebab lalu lintaas di depan orang shalat hukumnya haram. b. Sunah dalam pelaksanaan shalat. 40 1 Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram setentang tinggi ujung jari dengan telinga, dan telapak tangan setinggi bahu serta keduanya dihadapkan ke kiblat. 2 Mengangkat kedua tangan ketika akan ruku’, berdiri dari ruku’ dan tatkala berdiri dari tasyahud awal dengan cara yang telah diterangkan pada takbiratul ihram. 3 Meletakkan telapak tangan kanan atas punggung tangan kiri dan keduanya diletakkan dibawah dada. 4 Melihat ke arah tempat sujud. 5 Membaca doa iftitah sesudah takbiratul ihram. 6 Membaca a’uzubillah sebelum membaca bismillah 7 Diam sebentar sebelum membaca al-Fatihah dan sesudahnya. 8 Membaca amin sehabis membaca Fatihah. 9 Membaca surat atau ayat qur’an sesudah membaca Fatihah pada dua rakaat pertama. 10 Sunah bagi ma’mum mendengarkan bacaan imamnya. 11 Mengeraskan bacaan pada shalat subuh dan dua rakaat pertama pada shalat maghrib dan isya’. 12 Takbir dan tatkala turun dan bangkit, selain ketika bangkit dari ruku’. 13 Membaca sami’allahu liman hamidah. 14 Membaca rabbana walakal hamdu. 15 Meletakkan dua telapak tangan di atas lutut ketika ruku. 16 Membaca tasbih tiga kali ketika ruku’. 17 Membaca tasbih tiga kali ketika sujud. 18 Membaca do’a ketika duduk diantara dua sujud. 19 Duduk iftirasy pada semua duduk dalam shalat kecuali duduk akhir. 40

H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam,

… h. 94-103 20 Duduk tawarrukdi duduk akhir 21 Duduk istirahat sesudah sujud kedua sebelum berdiri. 22 Bertelekan ke tanah tatkala hendak berdiri dari duduk. 23 Memberi salam yang ke dua, hendaklah menoleh ke sebelah kiri sampai kelihatan pipinya yang kiri dari belakang. 24 Ketika memberi salam hendaklah diniatkan memberi salam kepada yang disebelah kanan dan kirinya. c. Sunah yang lebih penting sunah muakkad 1 Membaca tasyahud pertama sesudah sujud ke dua dari rakaat yang ke dua. 2 Membaca salawat atas keluarga Nabi saw pada tasyahud akhir. 3 Qunut sesudah i’tidal pada akhir shalat subuh dan shalat witir sejak malam ke 16 sampai akhir bulan Ramadhan. 41 . D. Tata Cara Pelaksanaan Shalat 1 Berdiri tegak menghadap kiblat, kalau mampu. Jarak antara kedua kaki kira-kira sekepal tangan. Kedua tangan beserta jari-jari lepas dan berkembang ke bawah sejajar badan di samping kiri kanan pinggul. Yang tidak sanggup berdiri boleh shalat sambil duduk. Yang tidak sanggup duduk boleh shalat sambil berbaring. Bila shalat dalam kendaraan yang tidak menuju satu arah maka pada permulaan shalat harus menghadap kiblat dan selanjutnya arah kiblat tidak menjadi syarat walaupun ternyata berubah dalam pertengahan shalat. 2 Berniat mengerjakan shalat dengan membaca dalam hati. 3 Takbiratul Ihram dengan membaca “Allahu Akbar” sambil mengangkat kedua tangan beserta jari-jari terkembang serentak masing-masing telinga ibu jari tangan mendekati daun telinga bagian bawah; telapak tangan menghadap kiblat; kemudian kedua tangan dilipat di atas perut, telapak tangan di atas pergelangan tangan kiri atau di atas tangan kiri. 4 Membaca doa iftitah dengan suara lemah. 41 Fachrurazi, Tata Cara Salat Lengkap, ... h. 28 5 Membaca surat al-Fatihah pada shalat subuh dan dua rakaat pertama pada shalat maghrib dan isya, serta membacanya lemah pada shalat zuhur, ashar dan dua rakaat terakhir pada shalat isya dan rakaat ketiga shalat maghrib. 6 Membaca surat pendek ayat al-Qur’an pada rakaat 1 dan 2. 7 Ruku’ dengan membaca “Allahu Akbar” sambil mengangkat tangan seperti takbiratul ihram, terus membungkuk dengan meletakkan kedua telapak tangan pada tulang masing-masing lutut dengan jari-jari terkembang lurus ke bawah; punggung dan kepala datar rata sejajar tempat berdiri. Dalam posisi ruku’ membaca do’a ketika ruku’. 8 Bangkit dari ruku’ 9 I’tidal 10 Sujud 11 Duduk bangkit dari sujud duduk antara dua sujud sambil membaca “Allahu Akbar”. 12 Sujud kembali sujud kedua sambil membaca “Allahu Akbar” 13 Bangkit dari sujud kedua sambil membaca “Allahu Akbar” 14 Duduk tahiyat akhir 15 Membaca tasyahud 16 Membaca shalawat 17 Membaca doa sebelum salam 18 Salam sambil menoleh ke kanan, sehingga terlihat muka orang yang berada di sebelah kanan kalau ada seraya melepaskan jari kanan yang tergenggam. 19 Menoleh ke kiri sambil memberi salam ke dua. 42 E. Khusyu’ Dalam Shalat Dalam pelaksanaan shalat, khusyu’ menjadi salah satu hal penting mengingat shalat adalah ibadah batiniyah yang menuntut kekhusyu’an dalam pelaksanaannya. Karena untuk meraih khusyu’ dalam shalat bukanlah sesuatu 42 Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Fikih Ibadah Praktis, …. , h. 70-75 yang mudah maka memerlukan upaya dan kiat-kiat yang khusus untuk mencapainya. Diantara kiat-kiat khusus tersebut antara lain : 1 Menjauhi hal-hal yang bisa merusak kekhusyu’an shalat. Hal-hal tersebut dapat berupa tempat yang tidak nyaman, berisik, panas dan bau. Selain itu tidak melaksanakan shalat dengan mengenakan atau di depan orang yang mengenakan pakaian bergambar. Sebaiknya tidak shalat di depan atau di belakang orang yang sedang bercakap-cakap. Shalat juga sebaiknya tidak dilakukan dengan mendongak ke atas, kiri dan kanan serta tidak menguap, karena dengan mendongak dan menoleh ke suatu arah akan menghilangkan kekhusyu’an, dan juga jika menguap akan membuka pintu syetan untuk masuk menggoda hati kita. 2 Menolak dan melenyapkan was-was dalam hati. Sesungguhnya ketika seseorang tengah berdiri dalam shalat, maka syaitan akan berusaha memperdayainya agar ia tidak mampu merih kekhusyu’an dalam shalatnya. Oleh sebab itu untuk mengawali shalatnya hendaknya memohon perlindungan kepada Allah swt agar dijauhkan dari godaan syaitan dan was-was yang dihembuskan oleh syaitan. Hal itu dapat dengan membaca Q.S An-Nas ayat 1-6 dan Q.S Al- Mu’minun 97-98.                           1.Katakanlah: Aku berlidung kepada Tuhan yang memelihara dan menguasai manusia. 2. Raja manusia. 3. Sembahan manusia. 4. Dari kejahatan bisikan syaitan yang biasa bersembunyi, 5.Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia, dari golongan jin dan manusia. 6. Dari golongan jin dan manusia. Q.S An-Nas : 1-6               97. Dan Katakanlah: Ya Tuhanku Aku berlindung kepada Engkau dari bisikan- bisikan syaitan. 98. Dan Aku berlindung pula kepada Engkau Ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku. 3 Membayangkan bahwa shalat yang sedang kita kerjakan adalah shalat yang terakhir. Hal ini biasa dilakukan para sufi yang membayangkan malaikat izrail seakan sedang mengawasi dan siap mencabut nyawa kita ketika sedang shalat. Sehingga dengan begitu rasa malu pun akan muncul dan shalat pun akan dilakukan dengan baik dan penuh kekhusyu’an. 4 Meyakini bahwa Allah swt selalu melihat dan mengawasi kita. Ketika seseorang sedang melaksanakan shalat berarti ia sedang menghadap dan berdiri di hadapan-Nya. Maka tentunya Allah swt akan mengawasi dan memperhatikan orang yang berdiri dan berhadapan dengan- Nya. Ia pun akan meberi ridho dan pahala bagi yang mengerjakan shalatnya dengan khusyu’ dan murka-Nya bagi yang mengerjakan shalat tidak khusyu’ dan penuh dengan kemalasan serta main-main. 5 Membayangkan nikmat dan indahnya kehidupan di surga. Keadaan syurga yang indah dan penuh dengan kenikmatan yang tiada tara, jika kita hadirkan di dalam hati dan pelupuk mata kita kemudian kita mengerjakan shalat dengan bayangan keindahan syurga yang terus melekat dalam benak, maka insya Allah, kita akan mamp u meraih khuyu’ dalam shalat yang sedang kita kerjakan. 6 Membayangkan sakit dan pedihnya kehidupan di neraka. Keadaan neraka yang penuh dengan kepedihan dan siksaan, kita bayangkan dan hadirkan dalam hati, maka kita pun akan memohon kepada Allah untuk dihindarkan dan dijauhkan dari semuanya, sehingga kita pun akan sungguh- sungguh, konsenterasi dan khusyu’ dalam melaksanakan shalat kita. Dengan kiat-kiat tersebut di atas, akan membantu seseorang yang hendak melaksanakan shalat sehingga shalatnya akan menjadi khusyu.

F. Efektifitas Pendidikan Agama Islam dalam Membina Disiplin