Pendidikan KEHIDUPAN INTELEKTUAL YUSUF AL-QARADHAWI
sama atau disebut Ma’had Tsanawi, yaitu sekolah agama Al-Azhar di kota Thantha. Ketika Yusuf al-Qaradhawi menjadi siswa pada tingkat ke-5 pada sebuah sekolah
menengah agama di kota Thantha tersebut, tahun 1948 terjadi musibah pemerintah Mesir saat itu mengeluarkan keputusan pembubaran Jamaah Ikhwanul Muslimin,
kekayaan Ikhwan dirampas, pengikut-pengikutnya disiksa dan sebagian besar di antaranya dijebloskan ke dalam penjara. Musibah itu berakhir dengan adanya makar
dari pemerintah untuk membunuh Mursyid Hasan al-Banna.
35
Yusuf al-Qaradhawi saat itu termasuk siswa yang ditahan di sebuah penjara militer kelas 1 di Thantha. Setelah itu, kemudian dipindahkan ke penjara Haikastib
lalu ke penjara At-Thur di Sinai dengan menumpang kapal laut “Ayidah” dari kota Suez dengan melintasi Teluk Suez menuju At-Thur, ia satu penjara bersama Muh al-
Gazali al-Khulli pengarang kitab Tadzkiratud Du’at dan beberapa buku orisinil lainnya, maka dari merekalah ia banyak belajar atau berguru tentang sesuatu. Para
pelajar sekolah menengah yang berada di penjara At-Thur termasuk Yusuf al- Qaradhawi dalam masa yang tidak terlalu lama dipindahkan ke Haikastib dekat kota
Kairo sebagai langkah awal pembebasannya. Setelah menempuh perjalanan yang berat, melewati gurun pasir Sinai, dalam perjalanan kelompok ini dikumpulkan dalam
sebuah lori kereta angkutan yang tidak beratap. Mereka dijejal di dalamnya seperti binatang ternak, panas matahari yang menyengat tubuh di siang hari, dinginnya
malam hari padang pasir menusuk-nusuk. Setelah beberapa bulan di penjara Haikastib, kemudian dikembalikan ke penjara At-Thur dan dibebaskan setelah
35
Yusuf al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, h. 140
jatuhnya kabinet Ibrahim Abdul Hadi pada akhir Ramadhan lebih kurang tahun 1949 dan ia termasuk orang yang pertama kali dibebaskan.
36
Setelah menyelesaikan pendidikan Tsanawiyah di Ma’had Al-Azhar Thantha, kemudian al-Qaradhawi melanjutkan ke Universitas Al-Azhar pada Fakultas
Ushuluddin dan lulus pada tahun 1952, lalu memperoleh ijazah keguruan setahun berikutnya tahun 1953. Kemudian ia melanjutkan pendidikan ke jurusan khusus
bahasa Arab di Al-Azhar selama 2 tahun. Dan ia menempati ranking pertama dari 500 mahasiswa lainnya dalam memperoleh ijazah internasional dan sertifikat
pengajaran.
37
Kemudian tahun 1958, ia memperoleh ijazah diploma dari Ma’had al- Dirasat Al-Arabiyah dalam bidang sastra dan bahasa. Selang tahun 1960 ia
mendapatkan ijazah Master di jurusan ilmu-ilmu Al-Qur’an dan Sunnah di Fakultas Ushuluddin.
38
Selanjutnya Yusuf al-Qaradhawi menempuh jenjang pendidikan S3 di Al- Azhar dan memperoleh gelar Doktor pada tahun 1972 dengan disertasi “Zakat dan
Dampaknya dalam Penanggulangan Kemiskinan” yang kemudian menjadi “Fiqh Zakat”, sebuah buku yang sangat komprehensif membahas persoalan zakat dengan
nuansa modern. Di semua jenjang pendidikan tersebut ia memperoleh prestasi teratas dengan cumlaude. Sebab keterlambatannya meraih gelar Doktor dikarenakan ia
36
Yusuf al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, h. 130
37
Ensiklopedi Hukum Islam , h. 1448
38
Ensiklopedi Hukum Islam, h. 1448
sempat meninggalkan Mesir karena kejamnya rezim yang berkuasa saat itu dan menuju ke Qatar pada tahun 1961.
39
Dengan demikian, Yusuf al-Qaradhawi telah membuktikan kecerdasannya ketika ia masih berstatus mahasiswa. Hal ini dibuktikan dengan berhasilnya Yusuf
al-Qaradhawi menempati ranking pertama dari 500 mahasiswa dan mendapat predikat cumlaude. Dengan prestasi akademis yang membanggakan itu, telah mengantarkan
Yusuf al-Qaradhawi menjadi seorang intelektual yang handal.