Asal Usul Yusuf al-Qaradhawi
tanah. Karena itu, al-Qaradhawi yang bertani terpaksa menyewa tanah. Dari tanah itulah keluarga al-Qaradhawi memetik hasilnya untuk memenuhi kebutuhan primer
keluarga dan untuk membiayai sewa tanah. Hal inilah yang menuntut seluruh anggota keluarga al-Qaradhawi untuk bekerja keras membanting tulang sampai batas
maksimal, tidak mengenal istirahat dan tidak mengenal hura-hura.
26
Sebelum menikah dengan ibu al-Qaradhawi, ayah al-Qaradhawi pernah menikah dengan wanita lain tetapi kemudian mereka bercerai. Pada saat itu ibu al-
Qaradhawi adalah seorang janda yang masih sangat muda dari seorang saudara sepupu ibu al-Qaradhawi sendiri. Laki-laki yang pertama kali menikahi ibu al-
Qaradhawi tinggal di Kairo, adalah seorang pemabuk yang suka meminum khamar dan biasa pulang ke rumah setelah larut malam dalam keadaan mabuk,
pembicaraannya ngelantur dan tidak jelas. Saat itu ibu al-Qaradhawi adalah seorang gadis desa yang masih sangat asing dengan perilaku seperti itu.
27
Situasi ini diketahui oleh kakek al-Qaradhawi saat ia mengunjungi ibu al- Qaradhawi. Oleh sebab itu, maka sang kakek meminta agar anaknya diceraikan oleh
suaminya. Mulai saat itulah ibu al-Qaradhawi tinggal di rumah kakeknya, pada saat diceraikan ibu al-Qaradhawi sedang mengandung dan beberapa waktu kemudian
melahirkan anak perempuan yang diberi nama Ruhiyah, saudara seibu al-Qaradhawi dan usianya sekitar delapan tahun lebih tua dari al-Qaradhawi. Ruhiyah diasuh dan
dibesarkan di rumah kakek dan paman al-Qaradhawi sampai Ruhiyah dinikahi oleh
26
Yusuf al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, h. 52
27
Yusuf al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, h. 52
saudara sepupunya dari pihak ayahnya di kota Zifra. Dari pernikahannya ini, Ruhiyah dikaruniai beberapa orang anak laki-laki dan perempuan dan Ruhiyah
meninggal dunia saat anak-anaknya masih kecil.
28
Sementara ayah al-Qaradhawi dikarenakan masih sendiri, kemudian mengajukan lamaran untuk menikahi ibu al-Qaradhawi. Setelah pernikahan
berlangsung beberapa tahun kemudian, ibu mengandung al-Qaradhawi. Ayah dan ibu sepakat jika bayi yang dilahirkan seorang laki-laki, maka akan dinamai Yusuf yang
diambil dari nama paman al-Qaradhawi yang meninggal sebelum mempunyai anak. Nama Yusuf yang diberikan paman al-Qaradhawi adalah juga nama buyut al-
Qaradhawi. Oleh sebab itu, maka nama lengkap al-Qaradhawi adalah Yusuf bin Abdullah bin Ali bin Yusuf.
29
Ayah al-Qaradhawi menurut cerita pamannya yang bernama Ahmad, adalah setengah petani dan setengah pedagang. Ketika ia berusia 2 tahun, ayahnya terserang
penyakit Bilharsia, yaitu sakit pada saluran air kecil. Karena jumlah dokter masih sangat terbatas dan orang-orang yang dapat mengobati sangat terbatas maka ayah al-
Qaradhawi pun meninggal.
30
Sebagai anak yatim ia hidup dan diasuh oleh pamannya, ia mendapatkan perhatian yang cukup besar dari pamannya itu seperti orang tuanya
sendiri. Seperti keluarganya, mereka juga orang yang taat beragama sehingga Yusuf
28
Yusuf al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, h. 103
29
Yusuf al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, h. 103
30
Yusuf al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, h. 103
lebih terdidik dan dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan agama dan syari’at Islam.
31
Ibu al-Qaradhawi berasal dari keluarga al-Hajar, sebuah keluarga pedagang dan sangat terkenal dengan kecerdasannya. Ibu dan bibi al-Qaradhawi, adalah orang
yang sangat cerdas dalam berhitung meskipun tidak menggunakan catatan. Saudara sepupu ibu al-Qaradhawi yang bernama Fatimah al-Hajar sangat pandai berhitung. Ia
dapat menghitung perkalian atau pun pembagian dengan angka-angka yang rumit dalam waktu yang sangat singkat.
32
Kakek al-Qaradhawi bernama Ali, memiliki seorang saudara laki-laki yang bernama Muhammad. Ada yang mengatakan bahwa saudara kakek yang bernama
Muhammad itu pindah dari Shafth At-Turab dan menetap di kota Kafr Az-Ziyat. Ali memiliki dua orang saudara perempuan yang kedua-duanya menikah di Shafth At-
Turab. Salah seorang di antara mereka bernama Fatimah menikah dengan seorang laki-laki dari keluarga besar al-Buhairi, yang dikenal sebagai tokoh masyarakat dan
merupakan keluarga yang sangat kaya raya. Di antara keturunan mereka adalah Abdul Qadir, Abdul Wahab. Seorang lagi saudara perempuan kakek Qaradhawi
menikah dengan Syaikh Hasan al-Azuni. Mereka memiliki beberapa orang anak yang di antaranya adalah Ahmad, Syasytawi, Abbas dan Muhammad. Mereka tinggal di
kampung al-Qaradhawi dan sekaligus merupakan tetangga al-Qaradhawi.
33
31
Ensiklopedi Hukum Islam, h. 1448
32
Yusuf al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, h. 103
33
Yusuf al-Qaradhawi, Perjalanan Hidupku, h. 104
Kakek al-Qaradhawi dari pihak ibu meninggal dunia saat al-Qaradhawi berusia tujuh tahun, al-Qaradhawi ikut menyaksikan pengurusan jenazahnya. Saat itu
al-Qaradhawi banyak mendengar dari masyarakat tentang kakeknya yang menyanjung bahkan memujinya, dikarenakan kakek al-Qaradhawi adalah seorang
ulama yang sederhana namun keilmuannya sangat tinggi. Kakek, nenek, paman, dan bibinya sangat menyayangi dan mencintai al-Qaradhawi. Kasih sayang mereka
semakin bertambah di saat al-Qaradhawi menginjak kelas empat Ibtidaiyah Al-Azhar. Pada saat ibunya meninggal dunia, al-Qaradhawi saat itu masih duduk di kelas empat
Ibtidaiyah, maka sejak saat itulah kakek, nenek, paman dan bibi al-Qaradhawi seolah- olah telah menjadi pengganti ibu kandung al-Qaradhawi yang telah meninggal
dunia.
34
Dengan menelusuri asal-usul dan latar belakang keluarga Yusuf al- Qaradhawi, penulis berpendapat bahwa masa kecil Yusuf al-Qaradhawi ternyata tidak
begitu beruntung, ayah dan ibunya meninggal dunia saat ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Meskipun demikian, Yusuf al-Qaradhawi dilahirkan dari keluarga
yang cerdas dan taat beribadah, sehingga ia tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang cerdas, dan cinta kepada ilmu pengetahuan.