Partai Wadah Penyampaian Kritik terhadap Pemerintah

politik itulah segala aspirasi rakyat yang beraneka ragam dapat disalurkan secara teratur. 65 Partai merupakan tempat berhimpunnya orang sepaham atau yang sama kepentingannya tentang apa yang hendak ia capai. Bahkan partai dapat menyalurkan kepentingan orang yang bukan anggota partai bersangkutan. Jadi pendapat yang disalurkan oleh suatu partai tidak mesti selamanya berasal dari anggota partai tersebut. Partai merupakan sarana atau wadah untuk menyampaikan pendapat, kritikan, dan salah satu bentuk partisipasi rakyat dalam mempengaruhi proses kebijaksanaan umum. Di samping itu, partai juga dapat menentukan pemimpin pemerintahan, partai politik atas nama partainya dapat mengajukan tuntutan, mendukung atau oposisi terhadap pemerintah. 66 Sistem kepartaian yang berlaku di negara-negara demokrasi, berbeda antara satu negara dan negara lainnya. Pada setiap negara ada yang menerapkan sistem partai-tunggal one-party system, sistem dwi-partai two-party system, dan sistem multi-partai multi-party system. 67 Pertama , sistem partai-tunggal one-party system. Dalam bentuk ini hanya ada satu partai yang berkuasa mutlak dalam suatu negara. Karena di negara dan dalam masyarakat itu hanya ada satu partai saja dan jumlah anggota partai tersebut hanya sedikit jika dibandingkan dengan seluruh penduduk, maka terdapat diktator 65 A. Ubaeidillah, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, h. 55 66 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 167 67 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 167 minoritas yaitu kekuasaan di tangan golongan kecil. Sebagai contoh partai Nazi di Jerman, partai Pascis di Itali, dan negara-negara komunis. 68 Kedua , sistem ini adalah sistem dwi-partai two-party system sebagai wadah penyalur aspirasi rakyat, seperti di Amerika Serikat, ada partai Republik dan Partai Demokrat. Adakalanya, sistem kepartaian di Inggris dan Australia digolongkan sebagai sistem dwi-partai, walaupun sebenarnya terdapat lebih dari dua partai, partai- partai lainnya bisa ikut dalam struktur pemerintahan jika berkoalisi dengan partai besar, yaitu salah satu dari dua partai yang berpengaruh dan banyak pendukungnya. 69 Ketiga , sistem multi-partai multi-party system. Dalam Dewan Perwakilan Rakyat, terdapat banyak partai sebagai pencerminan dari kehendak rakyat. Sesudah pemilihan umum partai yang terbanyak memperoleh kursi di DPR, maka partai tersebut yang memegang pemerintahan. Contoh negara yang menganut sistem ini adalah Indonesia. 70 Dengan demikian, partai politik melalui wakil-wakilnya di parlemen berfungsi sebagai wadah penyalur aspirasi rakyat, idealnya harus benar-benar mendengarkan keluhan dan aspirasi rakyat. Biasanya partai oposisi yang paling gencar melakukan kecaman dan kritikan terhadap kebijakan pemerintah. Namun kenyataan yang ada, tidak sedikit partai politik yang tidak bisa sepenuhnya 68 A. Ubaeidillah, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, h. 54 69 Tim ICCE UIN Jakarta, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, h. 54 70 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 169 menyalurkan aspirasi rakyat. Apalagi partai-partai yang secara tegas menyatakan koalisi dengan pemerintahan yang berkuasa. 71

2. Pers

Istilah pers berasal dari Belanda, yang dalam bahasa Inggris berarti press, secara harfiah pers berarti cetak dan secara maknawiah berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara dicetak printed publications. 72 Dalam perkembangannya, pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Pers dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk media massa elektronik, radio siaran, dan televisi siaran. Sedangkan pers dalam pengertian sempit hanya terbatas pada media massa cetak, yakni surat kabar, majalah, dan buletin kantor berita. Di negara- negara yang menganut sistem demokrasi, sampai sekarang pers masih dianggap memiliki daya persuasi yang kuat dan berpengaruh besar kepada masyarakat. Kata- kata Napoleon Boneparte, Aku lebih takut pada empat surat kabar yang terbit di Paris dari pada seratus serdadu dengan senapan bersangkur terhunus, sampai sekarang masih berlaku, pers diperlukan dan juga ditakuti. 73 Pandangan cendekiawan Barat pada pers dengan pengaruhnya yang besar itu terlalu berbobot pada kelembagaan formal. Memang pers tidak dipilih melalui 71 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 167 72 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002, h. 145 73 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komuikasi, h. 147 undang-undang seperti lembaga-lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif, sebab pers adalah lembaga masyarakat. Karena merupakan lembaga kemasyarakatan, pers mempunyai tanggung jawab sosial social responsibility. Meskipun pers merupakan lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan yang bertanggung jawab kepada masyarakat, tidak berarti ia tidak mempunyai tanggung jawab nasional nation responsibility , tanggung jawab terhadap bangsa dan negara. Ini berarti, pers akan membela masyarakat bila pemerintah melakukan tindakan yang merugikan masyarakat. Akan tetapi, bila negara menghadapi bahaya, pers akan membelanya. 74 Akan tetapi, bagaimana pun baiknya pemerintahan, tidak dapat dipastikan tidak ada kekurangan atau kesalahan. Oleh karena itu, secara konstitusional ada lembaga legislatif dan yudikatif yang mengawasinya. Dan bagaimana pun telitinya pengawasan yang dilakukan oleh kedua lembaga tersebut, belum tentu juga tidak ada yang tidak terawasi. Dalam hubungan inilah pers sebagai wakil masyarakat dengan kekuasaannya itu mengawasi tindakan ketiga lembaga tadi dengan memberikan kritikan jika ternyata kebijakannya tidak sesuai atau menyimpang dari konstitusi. 75 Indonesia sebagai negara demokrasi, menempatkan pers sebagai alat perjuangan nasional. Sebagaimana tercantum dalam undang-undang No 21 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pers. Undang-undang tersebut dinyatakan: Pers adalah lembaga kemasyarakatan, alat perjuangan nasional yang mempunyai