Aktivitas KEHIDUPAN INTELEKTUAL YUSUF AL-QARADHAWI

Sunnah Nabi, ia mendapatkan kewarganegaraan Qatar dan menjadikan Doha sebagai tempat tinggalnya. 41 Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia bekerja di bagian pengawas urusan agama bidang wakaf pemerintahan Mesir, dan di sekretariat bidang Kebudayaan Islam di Al-Azhar, lalu menjadi Direktur di lembaga-lembaga pendidikan agama miliknya. Bersamaan dengan itu, ia dipercaya sebagai ketua pendidikan agama miliknya, ia juga dipercaya sebagai Dekan pada Fakultas Syariah dan Studi Islam, juga sebagai Direktur Pusat Studi Sunnah dan Siroh yang ia sendiri sebagai pengawasnya sehingga sekarang jabatan itu masih diembannya. 42 Ia juga seorang orator ulung, penulis yang handal, dan seorang yang mendalam ilmunya. Tulisan-tulisannya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Ia pakar sebagai ilmuan keislaman dan sastrawan. Ia kini menjadi anggota di berbagai lembaga ilmiah, da’wah Arab Islam dan Internasional. Di antaranya adalah lembaga Fiqh di Rabithah Alam Islami, Lembaga Kajian Bidang Studi Peradaban Islam di Yordania, Pusat Studi Islam Oxford, Majelis Sekretaris-sekretaris Universitas Islam Internasional di Islamabad. Lembaga-lembaga Da’wah Islam di Khartoum dan lain-lain. Ia juga mengepalai Unit Pengawasan Syari’at di berbagai Bank Islam. Pada tahun 1991 M, al-Qaradhawi mendapat penghargaan dari IDB Islamic Developmen Bank atas jasa-jasanya di bidang perbankan. Sedangkan pada tahun 1992, al-Qaradhawi bersama Sayyid Sabiq mendapatkan penghargaan dari 41 Ensiklopedi Hukum Islam, h. 1448 42 Ensiklopedi Hukum Islam, h. 1448 King Faisal Award karena jasa-jasanya dalam bidang keislaman. Pada tahun 1996, al- Qaradhawi mendapatkan penghargaan dari Internasional Islamic University Malaysia atas jasa-jasanya dalam ilmu pengetahuan, dan pada tahun 1997 mendapatkan penghargaan dari Sultan Hasan al-Bolkiah Brunai Darussalam atas jasa-jasanya dalam bidang fiqh. 43 Aktivitas Yusuf al-Qaradhawi tidak terbatas pada penulisan buku saja, tetapi al-Qaradhawi juga terlibat langsung dengan berbagai media informatika, baik cetak maupun elektronik. Selain itu, al-Qaradhawi mempunyai andil yang cukup besar dalam beberapa acara televisi, seperti televisi Aljazeerah yang memberikan waktu khusus bagi al-Qaradhawi untuk satu program mingguan dengan tema “Syari’at dan Kehidupan”. 44 Di samping itu, Yusuf al-Qaradhawi juga banyak tertarik pada tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin lainnya, karena fatwa-fatwa dan pemikiran mereka yang kokoh dan mantap. Di antara tokoh-tokoh tersebut adalah Abdullah Darras, Bakhilal-Khauli, dan Muhammad al-Ghazali, dan selain itu ia juga kagum dan hormat kepada Imam Mahmud Syaltut mantan Rektor Al-Azhar dan Dr. Abdul Hakim Mahmud sekaligus dosen yang mengajarnya di Fakultas Ushuluddin dalam bidang Filsafat. Meskipun Yusuf al-Qaradhawi kagum dan hormat kepada tokoh-tokoh di atas, namun tidak sampai melenyapkan sifat kritis yang dimiliki Yusuf al-Qaradhawi. Beliau mengatakan: 43 Yusuf al-Qaradhawi, Perjalanan Hudupku, h. 131 44 Ensiklopedi Hukum Islam , h. 1448 =, ? + , + 4 A, B CD+ 4 E Fﺕ H 3 I C J+ 3 + 1 AK ﺡ H 4 2 3 ,K A ﺱ H ﺱ ; C J 45 Artinya: Di antara nikmat Allah yang diberi kepada saya ialah terbebasnya saya sejak dini dari ikatan mazhab, taqlid, dan ta’ashshub fanatik terhadap pendapat seorang alim tertentu, meskipun pelajaran fiqh saya yang resmi adalah mazhab Abu Hanifah.. 46 Tokoh favorit Yusuf al-Qaradhawi adalah kelompok ulama yang telah memperkaya pembendaharaan kebudayaan Islam, yaitu ulama yang telah mengadakan pembaharuan. Di antaranya adalah Ibnu Taimiyah dan Hasan al-Banna, tidak aneh jika ia terpengaruh oleh mereka dalam produk ilmiah, sehingga Yusuf al- Qaradhawi dapat menampilkan sejumlah karangan yang berbobot yang tersebar ke berbagai dunia Islam. 47 Yusuf al-Qaradhawi lebih mengutamakan kecintaannya kepada bahasa Arab, sebab bahasa Arab merupakan bahasa Islam dan pintu gerbang untuk memahami al-Qur’an dan Hadits. Yusuf al-Qaradhawi juga seorang ulama yang tidak menganut suatu mazhab tertentu. Dalam bukunya al-Halal Wa al-Haram, ia mengatakan, saya tidak rela rasio saya terikat dengan satu mazhab. 48 Demikianlah aktivitas Yusuf al-Qaradhawi, seorang ulama yang mengabdikan hidupnya untuk dakwah. Dan tidak mengherankan, Yusuf al-Qaradhawi beberapa kali 45 Yusuf al-Qaradhawi, Fatawa Mu’ashirah Beirut: Darul Ma’rifah, 1988, h. 6 46 Yusuf al-Qaradhawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer. Terjemahan As’ad Yasin Jakarta: Gema Insani Press, 1996, h. 16 47 Ensiklopedi Hukum Islam, h. 1449 48 Yusuf al-Qaradhawi, al-Halal wa al-Haram, Beirut: Al-Maktab al-Islami, 1980, h. 3 mendapatkan penghargaan dari berbagai negara atas jasa-jasanya dalam dunia dakwah.

D. Karya-karya

Yusuf al-Qaradhawi merupakan seorang ulama dan cendekiawan Islam yang di dalam berbagai disiplin ilmu, berwawasan luas dan produktif. Tulisan-tulisannya tidak hanya dalam buku-buku saja, tetapi juga melalui berbagai media, apakah itu melalui majalah-majalah Islam atau melalui kaset-kaset ceramahnya atau tulisannya di media elektronik internet. Berbagai judul telah ia hasilkan melalui karya- karyanya, dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa oleh kaum Muslim di seluruh dunia. 49 Karya-karya Yusuf al-Qaradhawi antara lain, Min Fiqh al-Daulah fi al-Islam, Makanatuha, Ma’alimuha, Thabi’atuha, Mauqifuha, min al-Dimaqratiyah wa al- Ta’addudiyah wa al-Maar’ah wa Ghairu al-Muslimin Cairo: Dar al-Syuruq, 1997. Buku ini berisikan pembahasan tentang fiqh negara menurut pandangan Islam. Suatu masalah yang kurang populer di kalangan kebanyakan kaum Muslimin belakangan ini. Buku ini berupaya mengangkat isu sentral yang berkenaan dengan masalah fiqh, yaitu masalah negara Islam. Bagaimana kedudukan negara Islam? Bagaimana hukum mendirikannya? Apakah negara Islam merupakan negara madani? Atau negara teokrat yang dipimpin oleh kaum Agamawan? Bagaimana cara menolak prasangka yang mengatakan bahwa negara Islam merupakan negara agama yang ditegakkan 49 Sucipto Heri, Ensiklopedi Tokoh Islam, dari Abu Bakar Sampai Qaradhawi, h. 338 berdasarkan hak Allah? Bagaimana pandangan Islam terhadap sistem demokrasi, multipartai, dan non-Muslim? Dan masih banyak lagi topik-topik penting lainnya yang dibahas dalam buku ini. Selanjutnya Figh al-Zakah Beirut: Muassasat al-Risalah, 1973. Sebuah buku yang sangat komprehensif membahas persoalan zakat dengan nuansa modern. Buku ini awalnya merupakan disertasi Yusuf al-Qaradhawi yang berjudul “Zakat dan Dampaknya dalam Penanggulangan Kemiskinan”. Dalam buku ini dipaparkan kedudukan zakat dan dampaknya dalam kehidupan masyarakat, makna zakat fitrah, dan hukum zakat serta hikmahnya. Karya Yusuf al-Qaradhawi berikutnya adalah Fatawa Mu’ashirah Beirut: Darul Ma’rifah, 1988. Buku ini berisikan fatwa-fatwa Yusuf al-Qaradhawi tentang masalah-masalah kontemporer. Isi buku ini adalah meliputi al-Qur’an dan tafsirnya, seputar hadits nabawi, aqa’id dan perkara ghaib, zakat fitrah, haji dan umrah, wanita dan keluarga, hubungan sosial, dan lain sebagainya. Demikian sebagian karya-karya Yusuf al-Qaradhawi, dan masih banyak lagi karya-karya beliau yang lainnya. Karya-karya Yusuf al-Qaradhawi tersebut penulis cantumkan pada lampiran skripsi ini. Mengingat wawasan beliau yang luas, meskipun