Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian oleh Roslinawati 2007 dengan judul Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi Benih Padi Pada PT. Sang Hyang Seri RM 1 Sukamandi, Subang, Jawa Barat.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode harga pokok produksi yang diterapkan oleh PT. Sang Hyang Seri RM 1 Sukamandi Subang, menetapkan metode perhitungan harga pokok produksi benih padi yang tepat pada PT. Sang Hyang Seri RM 1 Sukamandi, Subang. Hasil penelitian menjelaskan bahwa perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing menghasilkan harga pokok produksi yang berada di bawah harga pokok produksi metode perusahaan dan di atas harga pokok produksi dengan menggunakan metode variable costing, sehingga dianggap paling tepat karena berada di tengah- tengah, artinya tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah. Oleh karena itu metode yang dapat direkomendasikan kepada perusahaan yaitu metode full costing. Lestari 2006, dengan judul Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi Pasta Ubi Jalar Ipomea batatas L. Kaitannya dengan Perencanaan Laba Jangka Pendek Perusahaan di PT. Galih Estetika, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat yang bertujuan untuk menganalisis proses produksi pasta ubi jalar yang dilakukanperusahaan, menganalisis metode penetapan harga pokok produksi pasta ubi jalar,dan menganalisis perbandingan perhitungan harga pokok perusahaan denganmetode full costing dalam kaitannya dengan perencanaan laba jangka pendekperusahaan.Hasil penelitian menjelaskan bahwa PT. Galih Estetika masih kurang tepatdalam melakukan penetapan harga pokok produksi, karena hanya untukperhitungan satu kontainer sedangkan jumlah produksi untuk tiap kontainer berbeda-beda.Selain itu juga belum tepat dalam mengelompokkan unsur- unsurbiaya pembentuk biaya produksi karena memasukkanbiaya sewa kontainer dalam perhitungannya, padahal sewa kontainer merupakanbiaya non produksi karena termasuk biaya pemasaran.Perhitungan harga pokokproduksi yang tepat adalah dengan menggunakan metode full costing karenametode ini memperhitungkan seluruh biaya produksi baik yang bersifat tetapmaupun variabel. Maulidah 2011 dengan judul Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Tanaman Rambutan Nephelium Lappaceum, L pada Kebun Bibit Ranggunan, Jakarta Selatan.Tujuan dari penelitian ini adalah menetapkan metode perhitungan harga pokok produksi untuk bibit tanaman rambutan pada Kebun Bibit Ragunan. Hasil penelitian dengan perhitungan yang telah dilakukan, memperlihatkan tidak ada perbedaan dari total harga pokok produksi antara metode full costing dan variable costing saat produksi 2000 bibit, namun akan berbeda pada saat kenaikan produksi. Harga pokok produksi pada saat kenaikan produksi bertambah 2000 menjadi 4000 bibit dengan metode variable costing memiliki nilai terkecil bila dibandingkan dengan metode full costing.Hal ini karena ada perbedaan dalam menganalisis biaya pada saat kenaikan produksi.Harga pokok produksi yang tepat adalah harga pokok yang dilihat pada tinggi atau rendahnya hasil perhitungan.Oleh karena itu, yang lebih tepat digunakan untuk perhitungan harga pokok produksi yaitu metode variable costing, karena pada saat kenaikan produksi hanya menghitung biaya yang bersifat variabel saja sedangkan untuk biaya tetapnya tidak diperhitungkan. Kusumawardhani 2008 dengan judul Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Krisan pada PT . Ingu Laut Abadi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang bertujuan untuk mengindetifikasikan kebijakan perusahaan dalam penetapan harga pokok produksi. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, memperlihatkan adanya perbedaan harga pokok antara metode perusahaan dengan perhitungan harga pokok metode full costing maupun variable costing, baik sebelum maupun sesudah kenaikan harga bahan kimia makro dan mikro.Metode variable costing dapat menghemat sebesar Rp. 62.297 per bibitnya, sedangkan metode full costing justru menghasilkan harga yang lebih besar dibanding metode perusahaan, yaitu sebesar Rp. 10.878 per bibitnya. Metode penetapan yang tepat adalah metode variable costing karena akan menyebabkan harga jual yang rendah pula sehingga diharapkan sesuai dengan daya beli petani yang umumnya rendah.

2.4 Kerangka Pemikiran

Dokumen yang terkait

Analisis penetapan harga pokok produksi bibit tanaman rambutan (nephelium lappaceum L) pada kebun bibit Ragunan , Jakarta Selatan

9 78 120

Uji aktivitas antibakteri ekstrak kubis (brassica oleracea l.var. capitata l.) terhadap bakteri Escherichia Coli

0 5 0

Pengaruh Penentuan Harga Pokok Produksi Terhadap Penetapan Harga Jual pada CV Audra.

1 4 21

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 0 13

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 0 1

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 0 6

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 0 16

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 0 2

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 1 13

1 Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Untuk Penetapan Harga Jual Pada CV Sinar Jaya Palembang

0 0 14