Perbandingan Harga Pokok Produksi Perusahaan dengan Full Costing dan Variable Costing

5.4 Perbandingan Harga Pokok Produksi Perusahaan dengan Full Costing dan Variable Costing

Setelah melakukan penelitian dan mendapatkan data sesuai dengan judul skripsi kemudian melakukan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode full costing dan variable costing.Maka didapat hasil perhitungan harga pokok produksi dan dapat pula dilakukan perbandingan harga pokok produksi perusahaan dengan full costing dan variable costing. Dari perhitungan yang sudah dilakukan sebelumnya terdapat perbedaan harga pokok produksi metode perusahaan dengan metode full costing dan variable costing.Perbedaan yang signifikan terjadi antara metode perusahaan dan variable costing dengan metode full costing.Perbedaan ini dapat dilihat secara jelas pada Tabel 8. Tabel 8. Perbandingan Harga Pokok Produksi Bibit Kol Tahun 2014 Bulan Perusahaan RpBibit Full Costing RpBibit Variable Costing RpBibit Januari 92,681 365,454 120,684 Februari 92,681 365,908 121,138 Maret 92,681 364,522 119,377 April 92,681 368,685 123,915 Mei 92,681 360,933 116,163 Juni 92,681 371,347 126,577 Juli 92,681 380,966 136,477 Agustus 92,681 368,858 124,088 September 92,681 367,606 122,836 Oktober 92,681 376,767 131,997 November 92,681 380,034 135,264 Desember 92,681 372,271 127,501 Rata-Rata 92,681 370,279 125,501 Dari Tabel 8 terlihat jelas bahwa nilai rata-rata harga pokok produksi metode full costing sangat berbeda jauh dengan metode perusahaan dan variable costing.Perbedaan jauh berkisar tiga kali lipat dari harga pokok produksi metode perusahaan dan variable costing.Untuk metode perusahaan memiliki nilai rata-rata terkecil dibandingkan dengan harga pokok produksi metode full costing dan variable costing yaitu sebesar Rp. 92,681bibit.Sedangkan metode variable costing berada di tengah-tengah harga pokok produksi metode perusahaan dan metode full costing. Untuk harga pokok produksi metode variable costingmemiliki nilai yang sebenarnya juga cukup besar dibandingkan dengan metode perusahaan namun tidak sangat besar bila dibandingkan dengan metode full costing. Harga pokok produksi dengan metode full costing sangat berbeda jauh dibandingkan dengan metode variable costing dan metode perusahaan. Harga pokok produksi metode full costing adalah harga pokok produksi tertinggi dari harga pokok produksi metode variable costing dan metode perusahaan dengan nilai rata-rata Rp. 370,279bibit.Perbedaan hasil harga pokok produksi yang jauh terlihat dibandingkan dengan metode variable costingkarena pada metode ini memperhitungkan seluruh biaya produksi baik yang bersifat tetap maupun variabel.Dalam hal inibiaya penyusutan sebagai biaya tetap yang dimasukkan ke dalam metode full costing sangat mempengaruhi hasil dari harga pokok produksi tersebut.Biaya penyusutan sangatlah besar dengan nilai harga Rp. 17.727.916. Inilah yang menjadikan harga pokok produksi metode full costingsemakin sangat besardan menjadi sangat jauh berbeda dengan metode variable costing. Dari hasil perbandingan yang sudah dilakukan maka variable costing adalah metode yang tepat untuk penetapan harga pokok produksi yang akandirekomendasikan ke perusahaan dengan harga pokok produksi sebesar Rp. 125,501 bibit.Karena dapat dilihat, jika memilih metode full costingharga pokok produksi yang terlalu tinggi akan menyebabkan harga jual menjadi tidak wajar dan harga menjadi tidak bersaing. Konsumen atau petani juga sangat tidak tertarik dengan harga yang begitu sangat tinggi dan tidak terjangkau oleh mereka.Dan juga keinginan awal dari perusahaan bahwa bibit kol menjadi salah satu bibit bersubsidi yang dilakukan oleh perusahaan dalam arti harus menghasilkan harga jual lebih murah dan didukung karena bibit kol merupakan pinjaman modal pada petani untuk melakukan budidaya yang diberikan perusahaan.Walaupun sebenarnya harga yang ditetapkan perusahaan sebelumnya adalah murah namun perhitungan perusahaan tidak benar. Menurut Rayburn, 1999 para pendukung kalkulasi biaya variabel yakin bahwa biaya variabel merupakan biaya terpenting dalam pengambilan keputusan.Karena itu, mereka mengklaim bahwa tujuan terpenting dari kalkulasi biaya variabel adalah membantu manajemen mengendalikan biaya operasi. Mereka menyimpulkan bahwa pemisahan biaya variabel dan tetap dengan sendirinya akan memusatkan perhatian manajer kepada pengurangan biaya. Pemilihan metode variable costing juga dapat diperkuat berdasarkan penelitian terdahulu yang tujuandilakukannya penelitian adalah sama yaitu untuk mendapatkan harga jual yang wajar melalui penetapan harga pokok produksi yang benar dan tidak merugikan perusahaan maupun petani sebagai pembeli. Menurut Maulida 2011 dipilihnya metode variable costing sebagai metode yang tepat karena pada saat kenaikan produksi hanya menghitung biaya yang bersifat variabel saja sedangkan untuk biaya tetapnya tidak diperhitungkan. Dan juga oleh Khusumawardhani 2008 memilih metode penetapan yang tepat adalah metode variable costing karena akan menyebabkan harga jual yang rendah pula sehingga diharapkan sesuai dengan daya beli petani yang umumnya rendah. Kemudian jika memilih metode perusahaan sudah sangat jelas tidak tepat karena pada metode perusahaan, biaya dari tenaga kerja variabel tidak dimasukkan seperti uang lembur dan uang makan dan juga biaya overhead pabrik variabel seperti biaya listrik dan biaya telepon. Maka dalam hal ini metode penetapan harga pokok produksi yang tepat bagi perusahaan adalah metode variable costing. 5.5 Harga Jual Bibit 5.5.1 Harga jual Bibit dari Harga Pokok Produksi Metode Perusahaan

Dokumen yang terkait

Analisis penetapan harga pokok produksi bibit tanaman rambutan (nephelium lappaceum L) pada kebun bibit Ragunan , Jakarta Selatan

9 78 120

Uji aktivitas antibakteri ekstrak kubis (brassica oleracea l.var. capitata l.) terhadap bakteri Escherichia Coli

0 5 0

Pengaruh Penentuan Harga Pokok Produksi Terhadap Penetapan Harga Jual pada CV Audra.

1 4 21

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 0 13

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 0 1

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 0 6

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 0 16

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 0 2

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 1 13

1 Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Untuk Penetapan Harga Jual Pada CV Sinar Jaya Palembang

0 0 14