Defenisi Operasional Batasan Operasional

Laba = Harga Pokok Produksi x Ketetapan Laba Harga Jual = Harga Pokok Produksi + Laba Pada rumus di atas laba didapat dari harga pokok produksi dikali ketetapan laba perusahaan. Harga pokok produksi yang akan dimasukkan dalam penghitungan ini adalah harga pokok produksi yang didapat dengan menggunakan metode full costing dan variable costing. Begitu pula dengan penghitungan harga jual, dimana harga jual dihitung dari harga pokok produksi yang juga dengan menggunakan metode full costing dan variable costing dikali dengan laba yang didapat dari penghitungan sebelumnya.

3.4 Defenisi Dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahan mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :

3.4.1 Defenisi Operasional

1. Bibit adalah tanaman atau bagian tanaman yang dipergunakan untuk tujuan pertanaman. 2. Hargapokokproduksi adalah biaya yang terjadi dalam rangka untuk menghasilkan barang jadi produk dalam perusahaan manufaktur. 3. Harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan. 4. Full costing merupakan metode penetuan harga pokok produksi yang menghitung semua unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead baik yang berperilaku variabel maupun tetap. 5. Variabel costing merupakan metode penetapan harga pokok produksi yang hanya menghitung biaya produksi yang berperilaku variabel. 6. Biaya bahan baku adalah biaya yang meliputi harga pokok dari semua bahan yang secara praktis dapat diidentifikasi sebagai dari produk selesai. 7. Biaya tenaga kerja adalah biaya yang meliputi gaji dan upah dari seluruh tenaga kerja langsung yang secara praktis dapat diidentifikasikan dengan pengolahan bahan menjadi produk jadi atau setengah jadi. 8. Biaya overhead pabrik adalah biaya tidak langsung yang tidak dapat secara khusus diidentifikasi pada saat terjadi.

3.4.2 Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. 2. Responden dalam penelitian adalah pihak-pihak yang berkompeten dan bertanggung jawab dalam memberikan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Dalam hal ini adalah bagian akuntansi perusahaan. Data yang diambil adalah data untuk tahun 2014. 3. Waktu penelitian pada tahun 2015. 30

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Horti Jaya Group adalah perusahaan yang bergerak di bidang tanaman pertanian dataran tinggiatau tanaman hortikultura yang melakukan pembibitan, budidaya, pengolahan, pengepakan dan eksportir.Penanaman sayuran dan pengolahan merupakan pemilihan strategis untuk daerah Sumatera Utara yang berdataran tinggi. Dimana lahan kaya akan tanah pegunungan dan memiliki dua musim yakni kemarau dan hujan memungkinkan untuk bertani sepanjang tahun. Horti Jaya selalu tumbuh dengan kokoh sejak didirikan pada tahun 2003.Perusahaan ini memiliki ciri berlogo “Fresharvest”.Pengetahuan dalam pengolahan untuk menghasilkan kualitas tinggi dari kesegaran produk dan daya simpan yang lama dalam pemasaran untuk Medan, Jakarta, dan perdagangan antar negara Asia. Pada tahun 2006, PT. Horti Jaya Lestari merupakan salah satu dari 3 perusahaan yang terpilih dengan kriteria yang kuat untuk ASEAN–JAPAN CENTER dalam acara penganugrahan eksportir Indonesia yakni “ASEAN Food Beverage Exhibition 2006” yang dilaksanakan di Tokyo Jepang. PT. Horti Jaya Lestari mempunyai kebanggaan tersendiri menjadi produsen makanan segar setelah mendapat pengakuan uji pemenuhan ketatnya kualitas mutu untuk negara Jepang yakni “Positive-List Agricultural Chemical” dimana pelaksanaan pengawasan dilaksanakan mulai tanggal 29 Mei 2006.

Dokumen yang terkait

Analisis penetapan harga pokok produksi bibit tanaman rambutan (nephelium lappaceum L) pada kebun bibit Ragunan , Jakarta Selatan

9 78 120

Uji aktivitas antibakteri ekstrak kubis (brassica oleracea l.var. capitata l.) terhadap bakteri Escherichia Coli

0 5 0

Pengaruh Penentuan Harga Pokok Produksi Terhadap Penetapan Harga Jual pada CV Audra.

1 4 21

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 0 13

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 0 1

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 0 6

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 0 16

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 0 2

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 1 13

1 Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Untuk Penetapan Harga Jual Pada CV Sinar Jaya Palembang

0 0 14