Metode Penetapan Harga Pokok Produksi Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi

memasarkan hasil produksinya dan kalah dalam persaingan bisnis dengan perusahaan lain, sebab konsumen akan lebih memilih produk yang sama tetapi harganya lebih rendah dan kualitasnya sama. 2.Harga pokok yang diperhitungkan terlalu rendah Kadangkala ada suatu perusahaan yang tidak teliti dalam memperhitungkan harga sehingga harga pokok yang ditetapkan terlalu rendah dan hal tersebut akan merugikan perusahaan itu sendiri. Harga pokok yang rendah akan menyebabkan harga jual pun rendah. Di satu sisi mungkin produsen bisa menjual produknya dengan cepat karena harganya rendah, tetapi disisi lain produsen akan mengalami kerugian karena pendapatan yang diperoleh tidak mampu menutupi semua biaya yang dikeluarkan.

2.2.2 Metode Penetapan Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi 2007 metode penetapan harga pokok produksi adalah menghitung semua unsur biaya kerja dalam harga pokok produksi. Dalam menghitung unsur-unsur biaya pada harga pokok produksi terdapat dua pendekatan yaitu metode ,full costing dan metode variabel costing. 1.Metode Full Costing Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang menghitung semua unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur-unsur biaya produksi sebagai berikut : Biaya bahan baku Rp. xxx Biaya tenaga kerja Rp. xxx Biaya overhead pabrik tetap Rp. xxx Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx Harga pokok produksi Rp. xxx + Dengan demikian harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik tetap, dan biaya overhead pabrik variabel. 2.Metode Variable Costing Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya menghitung biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksinya. Metode variable costing terdiri dari unsur-unsur biaya produksi sebagai berikut : Biaya bahan baku Rp. xxx Biaya tenaga kerja Rp. xxx Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx Harga pokok produksi Rp. xxx + Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel.

2.2.3 Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi

Untuk menentukan harga pokok produksi yang mutlak diperlukan sebagai dasar penilaian dan penentuan laba rugi periodik, biaya produksi perlu diklasifikasikan menurut jenis atau objek pengeluarannya. Hal ini penting agar pengumpulan data biaya dan alokasinya yang seringkali menuntut adanya ketelitian yang tinggi, seperti misalnya penentuan tingkat penyelesaian produk dalam proses pada produksi secara masal dapat dilakukan dengan mudah. Terdapat tiga unsur-unsur harga pokok produksi menurut Hamanto 1992 yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung biaya produksi tak langsung atau biaya overhead pabrik. 1.Biaya Bahan Baku Biaya ini meliputi harga pokok dari semua bahan yang secara praktis dapat diidentifikasi sebagai dari produk selesai. Misalnya, papan atau kayu pada perusahaan produsen mebel, pasir dan semen pada perusahaan produsen tegal tidak semua bahan yang dipakai dalam pembuatan suatu produk, memang diklasifikasikan sebagai bahan baku. Paku dan lem pada perusahaan produsen mebel, umpamanya barangkali tidak diklasifikasi sebagai bahan baku. Ini disebabkan oleh karena biaya yang didapat dari ketelitian harga pokok produksinya.Bahan-bahan yang relatif kecil nilainya sepeti itu disebut bahan penolong dan diklasifikasikan sebagai bagian produksi tak langsung. 2.Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung adalah jumlah upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang secara langsung menangani pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.Gaji dan upah operasional mesin umpamanya merupakan contoh biaya tenaga kerja langsung. Seperti halnya biaya bahan baku, kenyataan adanya gaji dan upah tenaga kerja yang ikut membantu terlaksananya kegiatan produksi mungkin saja tidak digolongkan sebagai biaya tenaga kerja langsung. Karena itu, terhadap gaji dan upah tenaga kerja dibebankan menjadi biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tak langsung.Biaya tenaga kerja tak langsung meliputi semua biaya tenaga kerja selain yang dikelompokkan sebagai biaya tenaga kerja langsung.Pada umumnya biaya tenaga kerja langsung terdiri dari: 1. Gaji pokok, yaitu upah yang harus dibayarkan kepada setiap buruh sesuai dengan kontrak kerja, yang dapat dibayar secara harian, mingguan atau bulanan. 2. Upah lembur, yaitu upah tambahan yang diberikan kepada pekerja yang melaksanakan pekerjaan melebihi jam kerja yang ditentukan. 3. Bonus, yaitu upah tambahan diberikan kepada pekerja yang menunjukkan prestasi melebihi batas yang ditentukan. Tenaga kerja dibagi dua yaitu terdiri dari : 1. Tenaga Kerja Tetap Tenagakerja tetap adalah tenaga kerja yang sudah diterima pada sebuah instansi sebagai karyawan tetap. Bekerja pada sebuah instansi dengan waktu jam bekerja yang sudah ditentukan terkecuali bila berhalangan dengan alasan yang sah menurut ketentuan yang ada. Dan dalam hal ini, tenaga kerja tetap adalah tenaga kerja tetap yang berhubungan langsung dengan produksi. 2. Tenaga Kerja Variabel Tenaga kerja yang bekerja untuk waktu tertentu contohnya pada saat perusahaan sangat membutuhkan tenaga kerja tambahan untuk mempercepat proses pemanenan. Tenaga kerja ini dibedakan menjadi tenaga kerja harian lepas.Pekerja yang mengadakan hubungan kerja untuk melaksanakan pekerjaan yang bersifat insidentif menurut kebutuhan perusahan dengan mendapatkan kelaziman yang ada dalam lingkungan perusahaan. 3.Biaya Overhead Pabrik Biaya ini meliputi semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Adapun yang termasuk biaya tidak langsung ialah: 1. Biaya bahan penolong Biaya bahan penolong adalah biaya untuk bahan yang bersifat sebagai bahan pembantu untuk proses pembuatan barang jadi, nilainya relatif kecil dibanding biaya produksi. 2. Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya yang menangani produksi secara tidak langsung dan tidak dapat diidentifikasikan dengan produk selesai.Biaya ini tidak dikeluarkan secara langsung dalam produksi barang atau jasa tertentu. 3. Biaya reparasi dan pemeliharaan Biaya reparasi dan pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka untuk menjaga bangunan pabrik dan mesin-mesin agar selalu siap untuk digunakan dalam proses produksi. Contoh biaya ini adalah suku cadang, pelumas, dan perlengkapan pabrik lainnya untuk menjaga pabrik dan peralatannya agar dalam kondisi siap pakai. 4. Biaya yang timbul atas penilaian aktiva tetap Biaya ini sering disebutjuga dengan penyusutan.Contoh biaya ini adalah penyusutan mesin dan penyusutan kendaraan. 5. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu adalah biaya yang diperhitungkan pada akhir periode.Contoh biaya ini adalah biaya asuransi bangunan pabrik, biaya asuransi mesin dan biaya lain-lain. 6. Biaya yang memerlukan pengeluaran tunai lainnya Biaya overhead pabrik yang masuk dalam biaya ini ialah biaya listrik, biaya air dan biaya telepon. Secara umum biaya overhead dibedakan atas: a Biaya overhead tetap yaitu biaya overhead pabrik yang jumlahnya tetap walaupun volume produksinya bervariasi. b Biaya overhead variabel yaitu biaya overhead pabrik yang jumlahnya berubah secara proporsional sesuai dengan perubahan volume produksi. Untuk menetukan harga pokok, produk sebagai dasar penilaian persediaan, terdapat perbedaan yang fundamental tentang apa yang harus dilakukan terhadap biaya produksi langsung dan biaya overhead pabrik. Untuk biaya produksi langsung, pengumpulan data biaya dilakukan dengan menggunakan dokumen- dokumen transaksi seperti misalnya surat permintaan bahan untuk bahan baku, dan kartu jam kerja untuk tenaga kerja langsung ke dalam dokumen itu dicatat data kuantitas dan harga atau tarif per satuannya. Setiap kali terjadi transaksi pemakaian bahan baku atau pelaksanaan, satuan order produksi. Lain halnya dengan biaya overhead pabrik, biaya ini tidak dapat diidentifikasi secara langsung kepada masing-masing produk berdasarkan suatu taksiran.Untuk mengatasi hal ini, perusahaan pada umumnya menentukan jumlah biaya overhead pabrik untuk jangka waktu tertentu, misalnya satu tahun, kemudian membebankannya kepada produk yang dihasilkan dalam jangka waktu tersebut berdasarkan tarif tertentu.

2.2.4 Harga Jual

Dokumen yang terkait

Analisis penetapan harga pokok produksi bibit tanaman rambutan (nephelium lappaceum L) pada kebun bibit Ragunan , Jakarta Selatan

9 78 120

Uji aktivitas antibakteri ekstrak kubis (brassica oleracea l.var. capitata l.) terhadap bakteri Escherichia Coli

0 5 0

Pengaruh Penentuan Harga Pokok Produksi Terhadap Penetapan Harga Jual pada CV Audra.

1 4 21

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 0 13

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 0 1

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 0 6

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 0 16

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 0 2

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

0 1 13

1 Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Untuk Penetapan Harga Jual Pada CV Sinar Jaya Palembang

0 0 14