Gambaran Nyeri Reumatoid Arthtritis Lanjut Usia

Tingkat kemandirian tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi kesehatan. Tingkat kemandirian dipengaruhi oleh faktor kondisi ekonomi dan faktor kondisi sosial. Faktor kondisi ekonomi misalnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mereka tidak bekerja, tetapi mendapat bantuan dari anak-anak atau keluarga. Bantuan tersebut berupa uang atau kebutuhan-kebutuhan lain seperti makan, pakaian, kesehatan atau kebutuhan untuk acara sosial. Sedangkan faktor kondisi sosial adalah kondisi penting yang menunjang kebahagiaan bagi orang lanjut usia adalah menikmati kegiatan sosial yang dilakukan dengan kerabat keluarga dan teman-teman Hurlock, 2002. Selain itu dapat dilihat pada penggunaan waktu senggang responden yang mandiri dengan kondisi kesehatan baik menggunakan waktu senggangnya untuk bekerja, atau mengadakan perjalanan. Sedangkan responden dengan kondisi kesehatan sedang menggunakan waktunya dengan “mengobrol” dengan tetangga menjaga cucu-cucu bagi responden yang tinggal serumah atau bertempat tinggal tidak jauh dengan anak-anak mereka. Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock 1994 bahwa dengan menurunnya kondisi kesehatan seseorang secara bertahap dalam ketidak mampuan secara fisik mereka hanya tertarik pada kegiatan yang memerlukan sedikit tenaga dan kegiatan fisik. Dari hasil penelitian didapatkan 2 responden yang memiliki tingkat kemandirian tinggi dan memiliki nyeri Reumatoid Artritis yang tinggi pula, menurut hasil observasi didapatkan bahwa 2 responden ini memaksakan datang ke Posbindu Karang Mekar untuk mendapatkan obat nyeri sendi walaupun sedang mengalami nyeri hebat, nyeri hebat yang responden rasakan ini terutama pada pagi hari setelah bangun tidur. Responden juga mengatakan apabila sedang mengalami nyeri hebat maka tindakan mereka sebelum minum obat adalah melakukan kompres air hangat pada bagian yang nyeri sehingga nyeri bisa teratasi sementara sebelum mendapatkan obat dari Posbindu. 2 responden ini mengatakan memiliki rumah dengan jarak yang sangat dekat ke Posbindu Karang Mekar sehingga mereka datang ke posbindu dengan tanpa bantuan orang lain.

D. Impilikasi Hasil Penelitian

1. Implikasi terhadap Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran keperawatan khususnya keperawatan gerontik dan dapat dijadikan rujukan tambahan dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat khususnya pada pelayanan pada lanjut usia. 2. Implikasi terhadap Pelayanan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan berpengaruh pada peningkatan pelaksanaann upaya promosi kesehatan lanjut usia khususnya mengenai pentingnya tingkat aktivitas kehidupan sehari-hari dan karakteristik nyeri Reumatoid Artritis yang dilakukan oleh perawat gerontik. 3. Implikasi terhadap Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar penelitian selanjutnya bagi peneliti dan peneliti lainnya.

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam proses pelaksanaannya. Adapun keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1. Pengambilan data pada penelitian ini tidak sesuai dengan yang diharapkan karena pada saat pengambilan data diikuti dengan kegiatan posbindu sehingga menyulitkan peneliti karena harus cepat dalam mewawancarai responden. 2. Pada kuesioner RAPS Rheumatoid Arthritis Pain Scale terdapat poin jawaban tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, dan selalu. Oleh sebab itu, responden sering kali mengalami kesulitan dalam membedakan poin jawaban tersebut sehingga dapat menimbulkan bias informasi. 3. Pada Kuesioner Barthel Index + IADL instrument activity daily living perlu dipertimbangkan kembali skala ukurnya, karena skala ukur yang peneliti gunakan tidak sesuai dengan skala ukur yang asli dari kuesioner tersebut sehingga peneliti mengalami kesulitan dalam mengolah data hasil penelitian. 4. Beberapa kendala yang dialami peneliti pada proses pengumpulan data, yaitu jumlah lansia yang mengikuti posbindu terbatas karena sakit, tidak ada keinginan untuk datang ke posbindu, sehingga tidak terdata oleh petugas posbindu dan ada sejumlah lansia yang tidak ingin di wawancarai.

Dokumen yang terkait

Hubungan Nyeri Reumatoid Artritis dengan Aktivitas Sehari-hari Lansia di Puskesmas Kesatria Pematangsiantar

24 164 88

Dukungan Keluarga dan Kemandirian Lansia dalam Aktivitas Sehari-hari di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan

31 181 125

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS NYERI DENGAN DISABILITAS AKTIVITAS SEHARI-HARI PADA PASIEN NYERI PUNGGUNG Hubungan antara intensitas nyeri dengan disabilitas aktivitas sehari-hari pada pasien NPB di RSUD Dr.Moewardi Surakarta.

0 1 13

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS NYERI DENGAN DISABILITAS AKTIVITAS SEHARI-HARI PADA PASIEN NYERI PUNGGUNG Hubungan antara intensitas nyeri dengan disabilitas aktivitas sehari-hari pada pasien NPB di RSUD Dr.Moewardi Surakarta.

0 0 22

MANFAAT PENYULUHAN BINA KELUARGA LANSIA BAGI PESERTA POSBINDU PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI.

2 13 28

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN DALAM AKTIFITAS SEHARI-HARI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

0 1 8

1 HUBUNGAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA DALAM MELAKUKAN AKTIVITAS SEHARI-HARI DENGAN TINGKAT KECEMASAN

0 1 7

Hubungan Nyeri Reumatoid Artritis dengan Aktivitas Sehari-hari Lansia di Puskesmas Kesatria Pematangsiantar

0 1 21

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Hubungan Nyeri Reumatoid Artritis dengan Aktivitas Sehari-hari Lansia di Puskesmas Kesatria Pematangsiantar

0 1 23

Dukungan Keluarga dan Kemandirian Lansia dalam Aktivitas Sehari-hari di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan

0 2 12