UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
d. Minimal, kalium pekat harus dipisahkan dari obat lain misalnya, dalam
lemari terpisahaman atau terkendali di lemari obat. Rumah sakit mungkin dapat mempertimbangkan pengobatan produk kalium pekat sebagai obat
yang dikontrol dalam bentuk pencatatan. Hal tersebut baik dilakukan di dalam apotek dan di daerah perawatan pasien.
e. Kalium pekat harus disimpan dan disiapkan di daerah klinis, risiko
menggunakan produk ini harus dikelola dengan menerapkan beberapa tindakan pencegahan termasuk :
1. Menyesuaikan dengan stok baku kalium pekat dengan kemiripan
pada pelabelan dan kemasan. 2.
Memisahkan penyimpanan kalium pekat dari obat-obatan lain. 3.
Membatasi akses kalium pekat hanya pada staff berkualitas. 4.
Membatasi jumlah kalium pekat yang disimpan di area klinis.
2.9.3. Masalah Peresepan Kalium
Kalium oral dapat diresepkan bersama dengan IV kalium Mount et Al,2012. 1.
Kalium intravena harus ditentukan kekuatan yang memungkinkan tersedia siap dicampur dalam larutan infus kalium prefilled bags untuk penggunaan
yang dimungkinkan. 2.
Departemen farmasi harus memberikan resep dengan daftar yang tersedia dalam kantung infus kalium yang siap dicampur.
3. Selalu mempersiapkan spesifitas penentuan konsentrasi kalium Fosfat atau
klorida yang akan digunakan. Menentukan kelarutan cairan dan volume
1. Volume akhir harus selalu ditentukan.
2. Terapi awal penggantian kalium tidak harus melibatkan infus glukosa, karena
glukosa mungkin menyebabkan penurunan lebih lanjut dalam konsentrasi plasma kalium Mount et al., 2012.
3. Konsentrasi maksimum normal kalium untuk pemberian perifer adalah 40
mmolL BNF, 2013. Namun, rasa sakit atau flebitis mungkin terjadi selama pemberian IV larutan yang mengandung 30 mmol AHFS Drug Information,
2013.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Tentukan laju administrasi. Laju administrasi : pedoman praktek saat ini,
didukung oleh IMSN menyarankan resep yang memiliki laju maksimum 10 mmol kalium klorida jam untuk daerah bangsal umum.
5. Administrasi lebih cepat hanya dianjurkan dan monitoring jantung yang
memungkinkan. Dalam situasi ini, IMSN merekomendasikan laju maksimum 20 mmol kaliumjam. Setiap rumah sakit harus memiliki standar yang
disepakati sebagai maksimum administrasi ISMN, 2013.
2.9.4. Administrasi Kalium klorida
Praktek pemberian obat yang aman : Infus kalium cepat dapat berakibat toksik bagi hati dan fatal. Jika kalium pekat harus ditambahkan ke kantung infus harus
diambil dan dipastikan dapat dicampur. Pencampuran yang tidak sempurna dapat menyebabkan lapisan kalium terkonsentrasi pada dasar kantung infus dan
administrasi tidak tepat pada bolus berakibat toksisitas. Untuk menghindari risiko ini, setelah penghitungan jumlah kalium pekat dengan benar telah ditambahkan,
campurkan secara menyeluruh dengan menekan dan membalik kantung infus setidaknya 10 kali Gray et al., 2012.
1. Infus Kalium harus selalu dikelola dengan menggunakan pompa infus
terkontrol Gahart, 2013. ini harus diperhitungkan ketika membawa pasien di daerah klinis.
2. Pertimbangan untuk menggunakan label peringatan berisiko tinggi pada
larutan kalium intravena sebelum pemberian. 3.
Tingkat administrasi : pedoman praktek saat ini, didukung oleh IMSN tersebut, menyarankan resep dengan laju maksimum pemberian 0.2 mmolkg
jam. tidak melebihi 10 mmoljam kalium klorida untuk daerah bangsal umum. Tingkatan administrasi lebih cepat hanya dianjurkan bila central line
dan monitoring jantung yang memungkinkan. Dalam situasi ini, IMSN merekomendasikan laju maksimum adalah 20 mmol kaliumjam.
4. Konsentrasi maksimum kalium normal untuk pemberian perifer adalah
40mmolL AHFS, 2013. Namun, rasa sakit atau flebitis mungkin terjadi selama pemberian larutan IV yang mengandung 30 mmol atau lebih banyak
kalium L AHFS, 2013.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Pengukuran berulang konsentrasi plasma kalium diperlukan untuk
menentukan apakah infus lebih lanjut diperlukan, dan untuk menghindari perkembangan hiperkalemia.
2.9.5. Pemberian Obat