UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kompatibilitas : Cairan kompatibel : glukosa 5,glukosa 10,larutan glukosa dan natrium klorida,Ringer,NaCL 0,45,NaCL
0,9.
Obat yang kompatibel : aminophiline, amiodarone, kalsium glukonat, cefepime, ceftazidine, kloramfenikol,
klindamisin, ciprofloksasin.
Inkompatibilitas : Cairan inkompatibel : mannitol Obat inkompatibel : amoksilin, amfoterisin B,
azitromisin, benzilpenisilin, klorpromazine.
Produsen : PT.Otsuka Indonesia, PT.Abbott, PT.Fahrenheit, PT.Widatra Bhakti, PT.Sanbe Farma ISO,2012.
The Australian Council for Safety and Quality, 2003
2.8.2. Hipokalemia
Hipokalemia merupakan kejadian yang sering dijumpai. Penyebab hipokalemia dapat dibagi sebagai berikut Unit Pendidikan Kedokteran-
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007 : 1 Asupan Kalium Kurang
Asupan kalium normal berkisar antara 40-120 mEq per hari. Hipokalemia akibat asupan kalium kurang biasanya disertai oleh masalah lain misalnya pada
pemberian diuretik atau pemberian diet rendah kalori pada program menurunkan berat
badan Unit
Pendidikan Kedokteran-Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007.
2 Pengeluaran Kalium Berlebihan Pengeluaran kalium berlebihan terjadi melalui saluran cerna, ginjal atau
keringat. Pada saluran cerna bawah diare, pemakaian pencahar, kalium keluar bersama bikarbonat asidosis metabolik. Pengeluaran kalium yang berlebihan
melalui ginjal dapat terjadi pada pemakaian diuretik. Pengeluaran kalium berlebihan melalui keringat dapat terjadi bila dilakukan latihan berat pada
lingkungan yang panas sehingga produksi keringat mencapai 10 L Unit Pendidikan Kedokteran- Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007.
3 Kalium Masuk ke Dalam Sel
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kalium masuk ke dalam sel dapat terjadi pada alkalosis ekstrasel, pemberian insulin, peningkatan aktivitas beta-adrenergik, paralisis periodik
hipokalemik, hipotermia. Defisit ion kalium tergantung pada lamanya kontak dengan penyebab dan konsentrasi ion kalium serum Unit Pendidikan Kedokteran-
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007. Tanda-tanda dan gejala yang terjadi pada hipokalemia yaitu keletihan, kelemahan
otot, kram kaki, otot lembek atau kendur, mual, muntah, ileus, parestesia, peningkatan efek digitalis, penurunan konsentrasi urin Horne, 2001.
Setiap sel-sel mengalami kerusakkan karena trauma, cedera, pembedahan, atau syok, kalium akan keluar dari sel ke dalam cairan intravaskular dan
diekskresikan oleh ginjal. Dengan hilangnya kalium dari sel, kalium akan pindah dari plasma ke dalam sel untuk memulihkan keseimbangan kalium selular. Jika
ginjal tidak bekerja atau terserang penyakit kalium akan menumpuk di dalam cairan intravaskulardan terjadi hiperkalemia. Jika kadar kalium serum diantara
3,0-3,5 mEqL, 100-200 mEqL kalium klorida KCL diperlukan untuk meningkatkan kadar kalium serum sebanyak 1 mEq 3,0-4,0 mEqL. Namun,
kalium klorida tidak dapat dengan cepat memperbaiki kekurangan kalium yang berat Cohn JN, 2000.
Kalium dapat diberikan secara oral atau intravena dan digabung dengan suatu anion seperti klorida atau bikarbonat. Kalium oral dapat diberikan dalam
bentuk cair, bubuk, atau tablet. Kalium dapat mengiritasi lambung dan usus halus sehingga harus diberikan dengan sedikitnya setengah gelas cairan sari buah-
buahan atau air dan akan lebih baik dengan segelas air Singer GC, 1998. Kalium intravena harus diencerkan dalam cairan karena tidak dapat
diberikan sebagai obat IV yang disuntikkan atau berupa bolus IV.
Tabel 3. Sedian Farmasi Larutan Kalium Klorida
Preparat Obat
Cairan oral Kalium kloria 10 = 20 mEq15 ml,
20 = 40 mEq 15 ml. Kay Ciel kalium klorida, Kaochlor 10
kalium klorida, Kaon-Cl 20 kalium klorida, Potassium Triplex
kalium asetat, bikarbonat sitrat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
jarang dipakai. TabletKapsul oral
Kalium klorida
tablet enteric-
coated, Kaon CL kalium klorida, Slow K kalium klorida 8 mEq, K-
lyte- CL tablet effervescent, kdur, microtab.
Kalium intravena Kalium klorida dalam cairan jernih
dalam vial multidosis ampul 2 mEqL.
Kee, Joycee L, 1996 Tanda-tanda dan gejala hipokalemia adalah mual dan muntah, aritmia,
perut kembung dan otot yang kendur. Obat-obat tertentu menambah kehilangan kalium seperti diuretik yang membuang kalium yaitu hidroklorotiazid
Hydrodiuril, furosemid Lasix, asam etakrinat Edecrin, dan preparat kortison. Pasien yang menerima obat-obatan tersebut harus menambah masukan kalium
dengan makanan yang kaya akan kalium atau suplemen kalium. Singer GC, 1998.
2.8.3. Interaksi Obat Lain Dengan Kalium Klorida Tabel 4. Interaksi Obat Lain Dengan Kalium Klorida