Penilaian Standar Variabel Penelitian Penandaan Di Depo Farmasi Teratai

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 7. Hasil Penilaian Variabel Penyimpanan KCL Pekat di Depo Farmasi Teratai RSUP.Fatmawati Variabel Penelitian Point Penilaian Ya Tidak TA Skor Penyimpanan Dokumentasi pengontrolan obat meliputi rekapan penerimaan dan pengeluaran KCL di unit penyimpanan 16 12 16 100 Kalium klorida pekat ditempatkan pada lemari terpisah dari produk lain. 27 1 27 100 Penilaian Skala Gutmann 43 13 43 100 Persentase kesesuaian dengan standar 4343 x 100 = 100 Persentase tidak sesuai dengan standar 043 x 100 = 0 TA : tidak teranalisis jika KCL pekat tidak ada pada tempat penelitian Observasi tersebut meliputi dokumentasi pengontrolan obat meliputi rekapan penerimaan dan pengeluaran kalium klorida pekat dan penempatan kalium klorida pekat yang terpisah dari produk lain. a. Pada point penilaian pertama yaitu dokumentasi pengontrolan kalium klorida pekat hanya didapatkan nilai 100. Hal tersebut menunjukkan bahwa petugas mendokumentasikan pemasukkan dan pengeluaran KCL pekat melalui buku permintaan KCL pekat secara berkala. Persentase pada point pertama dapat diberikan skor 10 80-100 menyatakan bahwa standar terpenuhi. b. Pada point penilaian kedua yaitu penempatan kalium klorida pekat pada lemari terpisah mendapatkan nilai 100. Dalam hal tersebut kinerja petugas telah baik sehingga dapat diberikan skor 10 80-100 menyatakan bahwa standar terpenuhi.

4.3.2. Penilaian Standar Variabel Penelitian Penandaan Di Depo Farmasi Teratai

Variabel penelitian penandaan secara keseluruhan bernilai 74,4 mendapatkan skor 5 20-79 menunjukkan bahwa standar tidak dilaksanakan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara penuh atau hanya tercapai sebagian. Penilaian dengan skala gutmann untuk variabel penandaan sebagai berikut: Tabel 8. Hasil Penilaian Variabel Penandaan KCL Pekat di Depo Farmasi Teratai RSUP.Fatmawati Variabel Penelitian Point Penilaian Ya Tidak TA Skor Penandaan Lembaran penerimaan infus konsentrasi tinggi harus memuat : tanggal pengeluaran, pasien, instalasi farmasi 18 10 18 100 Penambahan label pada ampul KCL 25 mEq dengan peringatan “dilarutkan sebelum digunakan”. 28 1 28 100 Diberikan tanda stiker high alert pada kemasan 25 mEq. 27 1 Diberikan tanda stiker high alert pada untuk pencampuran 14 3 11 14 82,4 Diberikan tanda stiker high alert pada tempat penyimpanan. 27 1 27 100 Penilaian Skala Gutmann 87 30 24 87 74,4 Persentase kesesuaian dengan standar 87117 x 100 = 74,4 Persentase tidak sesuai dengan standar 30117 x 100 = 25,6 TA : tidak teranalisis jika KCL pekat tidak ada pada tempat penelitian Observasi meliputi lembaran penerimaan infus konsentrasi tinggi harus memuat tanggal pengeluaran, pasien, instalasi farmasi, serta paraf petugas, penambahan label pada ampul KCL 25 mEq dengan peringatan dilarutkan sebelum digunakan dan diberikan stiker high alert pada kemasan 25 mEq, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diberikan stiker pada kemasan campuran atau premix KCL dan diberikan stiker high alert pada tempat penyimpanan. a. Pada point penilaian pertama yaitu lembaran penerimaan infus konsentrasi tinggi harus memuat tanggal pengeluaran, nama pasien, instalasi farmasi dan paraf petugas didapat nilai 100. Hal ini dapat diamati dari penerimaan resep yang masuk serta kartu indeks pasien yang memuat pemberian obat intravena pada pasien. Persentase tersebut dapat diberikan skor 10 80-100 menyatakan bahwa standar terpenuhi. b. Pada point penilaian kedua yaitu penambahan label pada ampul KCL 25 mEq dengan peringatan dilarutkan sebelum digunakan didapatkan nilai 100. Observasi pada point kedua tampak bahwa pelabelan harus dilarutkan “DO NOT USE WITHOUT DILUTION” ini sudah diverifikasi dari PT. Otsuka Indonesia secara langsung. Persentase tersebut dapat diberikan skor 10 80-100 menyatakan bahwa standar terpenuhi. c. Pada point penilaian ketiga yaitu diberikan stiker high alert pada kemasan 25 mEq mendapatkan nilai 0. Point tersebut tercantum pada kebijakan RSUP.Fatmawati Nomor Dokumen:HK.03.05II.116252012 025FAR bahwa pemberian penanda khusus stiker high alert oleh petugas farmasi di gudang atau di Depo farmasi, diberikan pada kemasan fisik vialampulsyringeflesh obat high alert sehingga dapat disimpulkan tugas penandaan merupakan tugas bersama antara petugas farmasi baik di gudang maupun di depo farmasi. Perolehan skor yang dapat diberikan adalah 0 menyatakan bahwa regulasikebijakan tidak terlaksana. d. Pada point penilaian keempat yaitu pemberian tandastiker high alert pada kemasan premix KCL bernilai 82,35 Persentase tersebut dapat diberikan skor 10 80-100 menyatakan bahwa standar terpenuhi. Secara lebih luas, menurut Kebijakan RSUP.Fatmawati Nomor Dokumen HK.03.05II.116512012 025 FAR mengenai pencampuran obat injeksi high alert dinyatakan bahwa pemberian label obat high alert dan label UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ”identitas” yang sesuai pada setiap syringe atau infus yang sudah berisi obat oleh petugas pencampuran obat . Label ”identitas” berisi data tentang nama pasien, nomor rekam medik, nama obat, dosis obat, pelarut dan volume pelarut, rute pemberian, tanggal pembuatan , tanggal kadaluarsa setelah pelarutan obat. Namun terkadang peneliti masih menjumpai identitas pasien tidak lengkap dikarenakan setelah penyiapan KCL premix maka dimasukkan etiket biru namun apabila kita mengamati langsung pada ruang high care unit maka akan mendapati petugas terkadang mengeluarkan cairan infus dari plastik. Di dalam lemari obat pasien masih terdapat etiket biru lain milik pasien sebelumnya sehingga hal ini dapat menyebabkan ketertinggalan obat pasien yang sudah pindah dari ruangan misalnya pada tanggal 21 juni 2015 hingga 24 juni 2015 pada laci penyimpanan obat pasien terdapat KAEN 1B + KCL 10 mEq 14 juni 2015 bukan milik pasien tersebut tidak ada identitas pasien. Hal ini dapat dibuktikan pada kartu indeks pasien tidak menggunakan premix KCL. e. Pada point penilaian kelima yaitu pemberian stiker high alert pada tempat penyimpanan mendapatkan nilai 100. Dalam hal tersebut kinerja petugas telah baik. Persentase tersebut dapat diberikan skor 10 80-100 menyatakan bahwa standar terpenuhi.

4.3.3. Penilaian Standar Variabel Penelitian Penyiapan Di Depo Farmasi Teratai