Pengertian Pengelolaan Kelas Pengelolaan Kelas

para ahli. Secara etimologi pengeloaan kelas dapat diartikan secara terpisah, yaitu kata pengelolaan dan kata kelas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah pengelolaan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan mengelola.” 13 Sedangkan yang dimaksud dengan kelas adalah tingkatan, ruang tempat belajar di sekolah.” 14 Hamalik mengartikan kelas sebagai “sekelompok orang yang melakukan kegiatan belajar mengajar bersama yang mendapatkan pengajaran dari guru.” Sementara menurut Suharsimi Arikunto, kelas merupakan “sekelompok siswa, pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.” 15 Kelas bukanlah sekedar ruangan dengan segala isinya yang bersifat statis dan fasif, namun kelas juga merupakan sarana berinteraksi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Ciri utama kelas adalah pada aktivitasnya. Untuk dapat menjalankan aktivitas pembelajaran yang dinamis perlu adanya suatu kegiatan pengelolaan kelas yang baik dan terencana, dengan kata lain pengelolaan kelas diterjemahkan secara singkat sebagai suatu proses penyelenggaraan atau pengurusan ruang di mana dilakukan kegiatan belajar mengajar, dan untuk lebih jelasnya berikut pengertian pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Iskandar, “pengelolaan kelas merupakan kegiatan yang terencana dan sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal, sehingga diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efesien, sehingga tercapai tujuan pembelajaran.” 16 Ade Rukmana dan Asep Suryana menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah “segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana 13 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia,” kamus online diakses pada 05 Maret 2010 dari http:pusatbahasa.diknas.go.idkbbiindex.php. 14 Desi Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Amelia, 2002, h. 230. 15 Martinis Yamin, Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009, Cet. I, h. 34 16 Iskandar, Psikologi Pendidikan: Sebuah Orientasi Baru, Ciputat: Gaung Persada Press, 2009, Cet. I, h. 210-211. belajar-mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan.” 17 Definisi pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh iskandar dan Ade Rukmana di atas, keduanya lebih menitikberatkan kepada penciptaan suasana belajar yang efektif. Hal ini dikarenakan belajar tanpa suasana yang efektif dan mendorong siswa untuk belajar, sehingga akan menjadikan siswa merasa terpaksa untuk belajar di dalam kelas. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, pengelolaan kelas adalah “keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar-mengajar.” 18 “Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah ditinggalkan.” 19 Utsman menyatakan bahwa “Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.” 20 Sedangkan menurut Wina Sanjaya, pengelolaan kelas adalah: “Keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadinya hal-hal yang dapat menggangu suasana pembelajaran.” 21 Pandangan mengenai pengelolaan kelas sebagaimana dikemukakan di atas intinya memiliki karakteristik yang sama, yaitu bahwa pengelolaan kelas merupakan sebuah upaya yang real untuk mewujudkan suatu kondisi proses atau kegiatan belajar mengajar yang efektif. Dengan pengelolaan kelas yang baik diharapkan dapat mendukung terciptanya tujuan pembelajaran di mana proses tersebut memberikan pengaruh positif secara 17 Ade Rukmana dan Asep Suryana, Pengelolaan kelas, Bandung: UPI Press, 2006, h. 29. 18 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi…, h. 173. 19 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi…, h. 174. 20 Moh Uzer Usman, Menjadi…, h. 97. 21 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2006, Cet. II, h.174. langsung menunjang terselenggaranya proses belajar-mengajar di kelas serta mengembalikannya jika terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar seperti siswa mengantuk, malas mengerjakan tugas dan melanggar peraturan kelas. Carrie Rothstein Fisch and Elise Trumbull berpendapat “Classroom Management -the set of strategies that teachers and students use to ensure a productive, harmonious learning environment to prevent disruptions in the learning process.” 22 Pengelolaan Kelas merupakan suatu strategi yang dirancang oleh guru agar siswa dapat belajar dengan produktif, tercipta lingkungan belajar yang harmonis untuk mencegah terjadinya gangguan pada proses belajar. Dalam buku Classroom Management: Model, Application and Cases, M Lee Manning dan Katherine mengemukakan bahwa: Classroom management: strategies for assuring physical and psychological safety in the classroom, techniques for changing student misbehavior and for teacher self discipline; methods of assuring an orderly progression of events during the school day; and instructional techniques that contribute to student positive behaviors. 23 Konsep yang dikemukakan M Lee Manning dan Katherine berkenaan dengan pengelolaan kelas tampaknya lebih komprehensif dibandingkan dengan apa yang telah dikemukakan oleh Carrie Rothstein Fisch and Elise Trumbull. Hal ini dapat dilihat dari luasnya cakupan konsep penegelolaan kelas yang dikemukakan, yaitu tidak hanya menyangkut pengendalian prilaku melainkan juga berhubungan dengan teknik dan strategi secara sistematis dimulai dari fisik dan psikis siswa, merubah tingkahlaku siswa yag buruk, metode mengembangkan kemampuan siswa, penciptaan disiplin, penataan kelas dan penciptaan 22 Rothstein Fisch Carrie and Trumbull Elise. Managing Diverse Classrooms: How to Build on Students Cultural Strengths. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development, 2008. h. 2. 23 M. Lee Manning and Katherine T. Bucher, Classroom Management; Models, Applications, and Cases New Jersey: Person Education International, 2007, h. 4. iklim kelas yang kondusif untuk kegiatan pembelajaran, sehingga siswa berkembang secara positif. Berdasarkan berbagai definisi pengelolaan kelas di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pengelolaan kelas merupakan suatu usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar dan mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan belajar, mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar-mengajar dan pengaturan waktu, sehingga proses belajar-mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikulum dapat tercapai. Pengelolaan kelas merupakan suatu usaha menyiapkan kondisi yang optimal agar proses atau kegiatan belajar-mengajar dapat berlangsung secara lancar atau dapat dikatakan bahwa pengelolaan kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar dalam pengelolaan kelas mengarah pada dua elemen yaitu fisik dan non fisik, pengelolaan material meyangkut komponen fisik di kelas, seperti pengaturan ruang kelas, posisi bangku dan kursi, lemari, alat dan media pembelajaran serta komponen fisik lainnya. Pengelolaan material menyangkut komponen nonfisik seperti pengelolaan siswa, kondisi sosio emosional dan bentuk-bentuk hubungan kemanusiaan yang diperankan di kelas sebagai anggota kelas. Pengelolaan kelas bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, terlebih lagi belum adanya satupun pendekatan belajar yang dikatakan paling baik untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di kelas. Untuk membangun kondisi kelas yang kondusif dan mantap sebenarnya tidak terlalu sulit, jika seorang guru kelas dapat mengkondisikannya dengan baik, sebaliknya pengelolaan kelas akan sulit jika seorang guru kelas kurang peduli dengan kondisi kelasnya. Oleh karena itu, terciptanya kondisi kelas yang mantap dan kondusif bagi pembelajaran yang efektif merupakan langkah awal bagi terlaksananya proses belajar mengajar yang optimal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seorang guru kelas menempati posisi serta peranan yang cukup penting bagi pengelolaan kelas.

2. Tujuan Pengelolaan Kelas.

Menurut Usman pengelolaan kelas mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. a. Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas belajar untuk bermacam-macam kegiatan belajar-mengajar agar mencapai hasil yang baik. b. Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi- kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan. 24 Sedangkan menurut Dirjen Dikdasmen yang menjadi tujuan pengelolaan kelas adalah: a. Mewujudkan situasi dan kondisi belajar, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin. b. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran. c. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas. d. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya. 25 Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung pada tujuan pendidikan dan secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual dalam kelas. 26 Sehingga subjek didik terhindar dari permasalahan mengganggu seperti siswa mengantuk, enggan mengerjakan tugas, terlambat masuk kelas, mengajukan pertanyaan aneh, menggangu teman lain, tempat duduk banyak kutu busuk, ruang kelas kotor. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan, menciptakan dan memelihara kondisi yang optimal 24 Moh Uzer Usman, Menjadi…, h. 10. 25 Ade Rukmana, Pengelolaan …, h. 29. 26 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi…, h. 178. di dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dan bekerja dengan baik. Selain itu juga guru dapat mengembangkan dan menggunakan alat bantu belajar yang digunakan dalam proses belajar-mengajar sehingga dapat membantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan.

3. Komponen-komponen Pengelolaan Kelas

Untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran, maka unsur- unsur pengelolaan meliputi dua tindakan yaitu: a. Tindakan Preventif Preventif yaitu upaya sedini mungkin yang dilakukan oleh guru untuk mencegah terjadinya gangguan dalam pembelajaran, berupa: 1 Tanggappeka yaitu kemampuan guru merespon terhadap perilaku atau aktifitas yang dianggap akan mengganggu pembelajaran. 2 Perhatian, selalu mencurahkan perhatian pada berbagai aktivitas, lingkungan maupun segala sesuatu yang muncul. b. Tindakan Refresif Tindakan refresif merupakan kemampuan guru untuk mengatasi, mencari dan menemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam lingkungan pembelajaran. 1 Memodifikasi tingkah laku, yaitu bahwa tingkah laku dapat diamati 2 Pengelolaan kelompok, yaitu untuk menangani permasalahan hendaknya dilakukan secara kolaborasi dan mengikutsertakan berbagai komponen atau unsur yang terkait 3 Diagnosis yaitu suatu keterampilan untuk mencari unsur-unsur yang akan menjadi penyebab gangguan maupun unsur-unsur yang akan menjadi kekuatan bagi peningkatan proses pembelajaran 4 Peran guru, yaitu mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap lingkungannya, membangun pemahaman siswa agar mengerti dan menyesuaikan tingkah lakunya dengan tata tertib kelas, dan menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta tingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelas. 27

4. Keterampilan Mengelola Kelas

Keberhasilan mengajar seorang guru tidak hanya berkaitan langsung dengan proses belajar-mengajar, misalnya tujuan yang jelas, menguasai materi, pemilihan metode yang tepat, penggunaan sarana, dan evaluasi 27 Iskandar, Psikologi Pendidikan…, h. 216-217

Dokumen yang terkait

Hubungan Kematangan Sosial dengan Tingkat Stres pada Siswa Full Day School Al-Baitul Amien Jember

1 4 20

Pembinaan Akhlak Siswa Melalui Program Boarding School (Studi Kasus Di Madrasah Tsanawiyah Al-Hidayah Boarding School Depok)

7 52 103

Pelaksanaan pengelolaan kelas pada mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah Al-Kautsar Depok

1 10 0

Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

2 7 91

Hubungan antara Tingkat Kesegaran Jasmani dengan Prestasi Belajar Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kalimantan Selatan

0 3 18

PERBEDAAN STATUS GIZI DAN KARAKTERISTIK KELUARGA PADA SISWA SD ANTARA PROGRAM FULL DAY SCHOOL DENGAN NON FULL Perbedaan Status Gizi Dan Karakteristik Keluarga Pada Siswa SD Antara Program Full Day School Dengan Non Full Day School Di Desa Tulakan Kabup

0 3 16

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI WONOGIRI Pengelolaan Pembelajaran Full Day School Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Wonogiri.

0 2 12

PENDAHULUAN Pengelolaan Pembelajaran Full Day School Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Wonogiri.

0 2 8

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI WONOGIRI Pengelolaan Pembelajaran Full Day School Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Wonogiri.

0 1 20

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR FIQIH DENGAN PENGAMALAN IBADAH SHALAT SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH AL-MA’RUF MARGODADI KEC. SUMBEREJO KAB.TANGGAMUS - Raden Intan Repository

0 2 119