Jenis dan Indikator Prestasi Belajar

dalam tiga ranah yaitu: ranah kognitif cognitive domain, ranah psikomotor psychomotor domain dan ranah afektif affective domain. 9 Bertolak dari beberapa pendapat tersebut di atas, penulis lebih cenderung kepada pendapat Benjamin S. Bloom. Kecenderungan ini didasarkan pada alasan bahwa ketiga ranah yang diajukan lebih terukur, dalam artian bahwa untuk mengetahui prestasi belajar yang dimaksudkan mudah dan dapat dilaksanakan, khususnya pada pembelajaran yang bersifat formal. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis berkesimpulan bahwa jenis prestasi belajar itu meliputi 3 tiga ranah atau aspek, yaitu: 1 ranah kognitif cognitive domain, 2 ranah afektif affective domain, dan 3 ranah psikomotor psychomotor domain. Untuk mengungkap hasil belajar atau prestasi belajar pada ketiga ranah tersebut di atas diperlukan patokan-patokan atau indikator-indikator sebagai petunjuk bahwa seseorang telah berhasil meraih prestasi pada tingkat tertentu dari ketiga ranah tersebut. Dalam hal ini Muhibbin Syah mengemukakan bahwa: “Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah mengetahui garis-garis besar indikator penunjuk adanya prestasi tertentu dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.” 10 Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai indikator- indikator prestasi belajar sangat diperlukan ketika seseorang akan menggunakan alat dan kiat evaluasi. Menurut Muhibbin Syah, urgensi pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai jenis-jenis prestasi belajar dan indikator-indikatornya adalah bahwa pemilihan dan pengunaan alat evaluasi akan menjadi lebih tepat, reliabel, dan valid. 9 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, Jakarta: Kencana, 2009, Cet. I, h. 17-18. 10 Muhibbin Syah, Psikologi …, h. 150

B. Pengelolaan Kelas

1. Pengertian Pengelolaan Kelas

Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Juga hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan anak didik dan anak didik dengan anak didik, merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. “Pengelolaan kelas yang efektif merupakan syarat mutlak bagi terjadinya proses belajar-mengajar yang efektif.” 11 Maka dari itu penting sekali bagi seorang guru memiliki kemampuan menciptakan kondisi belajar mengajar yang baik dan untuk mencapai tingkat efektivitas yang optimal dalam kegiatan instruksional, kemampuan mengelola kelas merupakan salah satu faktor yang juga harus dikuasai oleh seorang guru, disamping faktor-faktor lainnya. Kemampuan tersebut yang kemudian disebut dengan kemampuan pengelolaan kelas. Banyak hal yang harus dikelola guru dalam menciptakan suasana kelas yang dapat menunjang keberhasilan belajar mengajar. Keberhasilan mengajar seorang guru tidak hanya berkaitan langsung dengan proses belajar mengajar, misalnya tujuan yang jelas, menguasai materi, pemilihan metode yang tepat, penggunaan sarana dan evaluasi yang tepat. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah keberhasilan guru dalam mencegah timbulnya perilaku subjek didik yang mengganggu jalannya proses belajar mengajar, mencegah timbulnya ketidaktertiban, sehingga proses pembelajaran dalam kelas dapat berjalan secara optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. 12 Melihat betapa pentingnya pengelolaan kelas, maka akan dikemukakan beberapa pengertian pengelolaan kelas menurut pendapat 11 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet. III, h. 173. 12 W. James Popham dan Evi L. Baker, Teknik Mengajar Secara Sistematis, Terj. dari Amirul Hadi, dkk, Jakarta: Rineka Cipta, 1992, Cet I, h. 101. para ahli. Secara etimologi pengeloaan kelas dapat diartikan secara terpisah, yaitu kata pengelolaan dan kata kelas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah pengelolaan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan mengelola.” 13 Sedangkan yang dimaksud dengan kelas adalah tingkatan, ruang tempat belajar di sekolah.” 14 Hamalik mengartikan kelas sebagai “sekelompok orang yang melakukan kegiatan belajar mengajar bersama yang mendapatkan pengajaran dari guru.” Sementara menurut Suharsimi Arikunto, kelas merupakan “sekelompok siswa, pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.” 15 Kelas bukanlah sekedar ruangan dengan segala isinya yang bersifat statis dan fasif, namun kelas juga merupakan sarana berinteraksi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Ciri utama kelas adalah pada aktivitasnya. Untuk dapat menjalankan aktivitas pembelajaran yang dinamis perlu adanya suatu kegiatan pengelolaan kelas yang baik dan terencana, dengan kata lain pengelolaan kelas diterjemahkan secara singkat sebagai suatu proses penyelenggaraan atau pengurusan ruang di mana dilakukan kegiatan belajar mengajar, dan untuk lebih jelasnya berikut pengertian pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Iskandar, “pengelolaan kelas merupakan kegiatan yang terencana dan sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal, sehingga diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efesien, sehingga tercapai tujuan pembelajaran.” 16 Ade Rukmana dan Asep Suryana menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah “segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana 13 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia,” kamus online diakses pada 05 Maret 2010 dari http:pusatbahasa.diknas.go.idkbbiindex.php. 14 Desi Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Amelia, 2002, h. 230. 15 Martinis Yamin, Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009, Cet. I, h. 34 16 Iskandar, Psikologi Pendidikan: Sebuah Orientasi Baru, Ciputat: Gaung Persada Press, 2009, Cet. I, h. 210-211.

Dokumen yang terkait

Hubungan Kematangan Sosial dengan Tingkat Stres pada Siswa Full Day School Al-Baitul Amien Jember

1 4 20

Pembinaan Akhlak Siswa Melalui Program Boarding School (Studi Kasus Di Madrasah Tsanawiyah Al-Hidayah Boarding School Depok)

7 52 103

Pelaksanaan pengelolaan kelas pada mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah Al-Kautsar Depok

1 10 0

Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

2 7 91

Hubungan antara Tingkat Kesegaran Jasmani dengan Prestasi Belajar Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kalimantan Selatan

0 3 18

PERBEDAAN STATUS GIZI DAN KARAKTERISTIK KELUARGA PADA SISWA SD ANTARA PROGRAM FULL DAY SCHOOL DENGAN NON FULL Perbedaan Status Gizi Dan Karakteristik Keluarga Pada Siswa SD Antara Program Full Day School Dengan Non Full Day School Di Desa Tulakan Kabup

0 3 16

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI WONOGIRI Pengelolaan Pembelajaran Full Day School Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Wonogiri.

0 2 12

PENDAHULUAN Pengelolaan Pembelajaran Full Day School Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Wonogiri.

0 2 8

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI WONOGIRI Pengelolaan Pembelajaran Full Day School Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Wonogiri.

0 1 20

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR FIQIH DENGAN PENGAMALAN IBADAH SHALAT SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH AL-MA’RUF MARGODADI KEC. SUMBEREJO KAB.TANGGAMUS - Raden Intan Repository

0 2 119