Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas Pengelolaan Kelas

c. Bervariasi Penggunaan alat atau media, alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi guru yang bervariasi merupakan kunci tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan d. Keluwesan Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. e. Penekanan pada hal-hal positif Penekanan pada hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku anak didik yang positif dari pada mengomeli tingkah laku yang negatif. f. Penanaman disiplin diri Guru sebaiknya selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. 29

6. Pengelolaan Kelas yang Efektif.

Untuk dapat menciptakan suatu kondisi belajar yang kondusif sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan pengelolaan kelas yang efektif. Menurut Syaiful Bahri, untuk mengelola kelas secara baik sebagaimana dikutip dari pendapat Made Pidarta perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasi untuk tujuan tertentu, yang dilengkapi oleh tugas-tugas dan diarahkan oleh guru. b. Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu anak pada waktu tertentu, tetapi bagi semua anak atau kelompok. c. Kelompok mempunyai prilaku sendiri yang berbeda dengan prilaku masing-masing individu dalam kelompok itu. Kelompok mempengaruhi individu-individu dalam hal bagaimana mereka memandang dirinya masing-masing dan bagaimana belajar. d. Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya kepada anggota-anggota. Pengaruh yang jelek dapat dibatasi oleh usaha guru dalam membimbing mereka di kelas di kala belajar. e. Praktik guru waktu belajar cenderung terpusat pada hubungan guru dan siswa. Makin meningkat keterampilan guru mengelola secara kelompok, makin puas anggota-anggota di dalam kelas. f. Struktur kelompok, pola komunikasi, dan kesatuan kelompok ditentukan oleh cara mengelola, baik untuk mereka yang tertarik pada 29 Moh Uzer Usman, Menjadi guru…, h. 97-98 sekolah maupun bagi mereka yang apatis, masa bodoh atau bermusuhan. 30 Ditambahkannya lagi, bahwa untuk membuat iklim kelas yang sehat dan efektif, sebagai berikut: a. Bila situasi kelas memungkinkan siswa belajar secara maksimal, fungsi kelompok harus diminimalkan. b. Manajemen kelas harus memberi fasilitas untuk mengembangkan kesatuan dan kerjasama. c. Anggota-anggota kelompok harus diberi kesempatan berpartisipasi dalam pengembilan keputusan yang memberi efek kepada hubungan dan kondisi belajarkerja. d. Anggota-anggota kelompok harus dibimbing dalam menyelesaikan kebimbangan, ketegangan dan perasaan tertekan. e. Perlu diciptakan persahabatan dan kepercayaan yang kuat antar siswa. 31 Bila begitu pengelolaan kelas yang efektif sering melibatkan dan memperhatikan isyarat siswa; memfasilitasi transisi yang efektif antara tahapan yang berbeda antar kelas, pengaturan dan memelihara catatan murid yang baik, dan tentu saja, mengembangkan dan menggunakan strategi pengajaran yang kuat. Sehingga dengan menggunakan pengelolaan kelas yang efektif, dapat membantu siswa merasa nyaman, aman, dihormati, menantang, dan mengarah ke pemberdayaan siswa. 32

7. Kegiatan Pengelolaan Kelas.

Kegiatan pengelolaan kelas meliputi dua kegiatan yang secara garis besar terdiri dari: a. Pengaturan siswa Pengaturan siswa adalah bagaimana mengatur dan menempatkan siswa dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual dan perkembangan emosionalnya. Siswa diberikan kesempatan untuk memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai dengan minat dan keinginannya. b. Pengaturan Fasilitas Pengaturan fasilitas adalah kegiatan yang harus dilakukan siswa, sehingga seluruh siswa terfasilitasi dalam aktifitasnya di dalam kelas. Pengaturan fisik kelas diarahkan untuk meningkatkan efektifitas 30 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi…, h. 214-215 31 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi…, h. 215 32 Lerone Balliro, Classroom Management; Classroom Climate, Boston: System for Adult Basic Educational Support SABES, Adult and Community Learning Services ACLS, and Massachusetts Department of Education, 2005, h. 4

Dokumen yang terkait

Hubungan Kematangan Sosial dengan Tingkat Stres pada Siswa Full Day School Al-Baitul Amien Jember

1 4 20

Pembinaan Akhlak Siswa Melalui Program Boarding School (Studi Kasus Di Madrasah Tsanawiyah Al-Hidayah Boarding School Depok)

7 52 103

Pelaksanaan pengelolaan kelas pada mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah Al-Kautsar Depok

1 10 0

Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

2 7 91

Hubungan antara Tingkat Kesegaran Jasmani dengan Prestasi Belajar Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kalimantan Selatan

0 3 18

PERBEDAAN STATUS GIZI DAN KARAKTERISTIK KELUARGA PADA SISWA SD ANTARA PROGRAM FULL DAY SCHOOL DENGAN NON FULL Perbedaan Status Gizi Dan Karakteristik Keluarga Pada Siswa SD Antara Program Full Day School Dengan Non Full Day School Di Desa Tulakan Kabup

0 3 16

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI WONOGIRI Pengelolaan Pembelajaran Full Day School Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Wonogiri.

0 2 12

PENDAHULUAN Pengelolaan Pembelajaran Full Day School Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Wonogiri.

0 2 8

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI WONOGIRI Pengelolaan Pembelajaran Full Day School Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Wonogiri.

0 1 20

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR FIQIH DENGAN PENGAMALAN IBADAH SHALAT SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH AL-MA’RUF MARGODADI KEC. SUMBEREJO KAB.TANGGAMUS - Raden Intan Repository

0 2 119