26
G. Locus of Control
Locus of control merupakan tingkat dimana individu meyakini bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri Robbins, 2006:132. Menurut
Setiawan dan Ghozali 2006:66, locus of control atau pusat kendali menunjukkan pada sejauhmana individu meyakini bahwa dia dapat
mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi dirinya. Locus of control dibedakan menjadi dua tipe, yaitu locus of control
internal dan locus of control eksternal Robbins, 2006:132. 1. Locus of control internal, yaitu suatu kondisi dimana individu-individu
meyakini bahwa mereka dapat mengendalikan apa yang terjadi pada diri mereka.
2. Locus of control eksternal, yaitu suatu kondisi dimana individu-individu meyakini bahwa apa yang terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh
kekuatan luar, seperti nasib baik dan kesempatan. Situasi dimana individu-individu dengan lokus kendali eksternal merasa
tidak mampu dalam mendapatkan dukungan kekuatan yang dibutuhkannya untuk bertahan dalam suatu organisasi, maka mereka akan memiliki potensi
untuk mencoba memanipulasi rekan atau objek lainnya sebagai kebutuhan pertahanan mereka Solar dan Bruehl, 1971 dalam Irawati dan Mukhlasin,
2005:930. Lebih jauh, perilaku ini jelas terlihat dalam situasi dimana pegawai merasakan tingkat struktur atau pengawasan kontrol yang tinggi Gable dan
Dangello, 1994 dalam Irawati dan Mukhlasin, 2005:930.
27 Donelly et al. 2003 menyatakan bahwa terdapat penelitian yang
menunjukkan hubungan positif yang kuat antara individu dengan eksternal locus of control dan kesediaan untuk melakukan manipulasi atau penipuan
untuk mencapai tujuan pribadi Gable dan Dangello, 1994; Comer, 1986; Solar dan Breuhl, 1971. Dalam konteks auditing, manipulasi atau
ketidakjujuran pada akhirnya akan menimbulkan penyimpangan perilaku dalam audit. Perilaku yang dimaksud salah satunya dapat berbentuk praktik
penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil dari perilaku ini adalah penurunan kualitas audit yang dapat dilihat sebagai hal yang perlu
dikorbankan oleh individu untuk bertahan dalam lingkungan kerja audit. Hal ini menghasilkan dugaan bahwa makin tinggi lokus kendali eksternal individu,
semakin mungkin mereka menerima penyimpangan perilaku dalam audit.
H. Self Esteem In Relation to Ambition