42 berhenti bekerja memiliki hubungan positif dengan tingkat penerimaan
penyimpangan perilaku dalam audit, dimana auditor dengan tingkat turnover intentions yang tinggi lebih dapat menerima penyimpangan
perilaku dalam audit. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Irawati dan
Mukhlasin 2005, serta Donelly, et al. 2003, dapat disimpulkan bahwa turnover intentions mempengaruhi tindakan penghentian prematur atas
prosedur audit, maka keterkaitan antara turnover intentions terhadap penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan dengan
hipotesis sebagai berikut: H
a7
: Turnover intentions berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
8. Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Review dan
Kontrol Kualitas oleh KAP, Locus of Control, Self Esteem in Relation
to Ambition, serta Turnover Intentions dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit.
Praktik penghentian prematur atas prosedur audit dapat disebabkan oleh faktor karakteristik personal auditor faktor internal dan
faktor situasional saat melakukan audit faktor eksternal. Menurut Herningsih 2002 dan Weningtyas, et al. 2006, faktor eksternal yang
dapat menyebabkan terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit meliputi time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review
dan kontrol kualitas oleh KAP. Sedangkan menurut Kartika dan Wijayanti
43 2007, Irawati dan Mukhlasin 2005, serta Donelly, et al. 2003, faktor
internal yang mengarah pada tindakan praktik penghentian prematur atas prosedur audit, diantaranya locus of control, turnover intentions, serta self
esteem in relation to ambition. Interaksi antara karakteristik personal yang dimiliki auditor dengan tingkat penggunaan yang berlebihan dan faktor
situasional saat melakukan audit yang kurang menguntungkan bagi auditor akan mendesak auditor untuk melakukan praktik penghentian prematur
atas prosedur audit. Oleh karena itu, diperlukan prosedur review dan kontrol yang baik oleh KAP untuk mendeteksi terjadinya praktik
penghentian prematur atas prosedur audit. Berdasarkan hasil dari penelitian Herningsih 2002, Weningtyas,
et al. 2006, Kartika dan Wijayanti 2007, Irawati dan Mukhlasin 2005, serta Donelly, et al. 2003, dapat disimpulkan bahwa secara simultan time
pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta
turnover intentions berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, keterkaitan antar faktor-faktor yang
mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:
H
a8
: Time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to
ambition, serta turnover intentions berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
44
L. Kerangka Pemikiran