37
3. Materialitas dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit
Penelitian yang
dilakukan oleh
Herningsih 2002:120
menunjukkan bahwa tingkat materialitas secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. 2006:16 yang menunjukkan bahwa materialitas
mempunyai pengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, hubungan antara materialitas dan penghentian prematur
bersifat negatif. Jika auditor menganggap bahwa prosedur audit memiliki materialitas rendah dalam mendeteksi kemungkinan adanya salah saji,
maka kecenderungan auditor untuk meninggalkan atau mengabaikan prosedur tersebut akan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. 2006, dapat disimpulkan bahwa materialitas berpengaruh terhadap
praktik penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, keterkaitan antara materialitas dengan penghentian prematur atas prosedur
audit dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut: H
a3
: Materialitas berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
4. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh Kantor Akuntan Publik
dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit
Penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. 2006:16 menunjukkan bahwa prosedur review dan kontrol kualitas mempunyai
38 pengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
Hubungan antara prosedur review dan kontrol kualitas dengan penghentian prematur bersifat negatif. Semakin efektif penerapan
prosedur review dan kontrol kualitas dalam suatu Kantor Akuntan Publik, maka
semakin kecil
kemungkinan auditor
untuk melakukan
penyimpangan dalam pelaksanaan audit seperti penghentian prematur, begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian Weningtyas, et al. 2006
mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Malone dan Roberts 1996. Malone dan Roberts 1996 dalam Weningtyas, et al.
2006:10 menyatakan bahwa semakin tinggi kemungkinan terdeteksinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit melalui prosedur review
dan kontrol kualitas, maka semakin rendah kemungkinan auditor melakukan praktik tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Malone dan Roberts 1996, serta Weningtyas, et al. 2006, dapat disimpulkan bahwa
prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, keterkaitan
antara prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP dengan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai
berikut: H
a4
: Prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
39
5. Locus of Control dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit
Menurut Donelly, et al. 2003, penyimpangan perilaku yang biasanya dilakukan oleh seorang auditor antara lain melaporkan waktu
audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu yang sebenarnya underreporting of audit time, merubah prosedur yang telah
ditetapkan dalam pelaksanaan audit di lapangan replacing and altering original audit procedures dan penyelesaian langkah-langkah audit yang
terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan prosedur premature signing–off of audit steps without completion of the procedure. Penyebab auditor
melakukan penyimpangan tersebut adalah karakteristik personal yang berupa lokus kendali eksternal external locus of control, keinginan untuk
berhenti kerja turnover intentions, dan tingkat kinerja pribadi karyawan self rate employee performance yang dimiliki oleh para auditor. Hasil
penelitian Donelly, et al. 2003 menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara lokus kendali eksternal dan keinginan untuk berhenti bekerja
dengan tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Penelitian yang dilakukan oleh Irawati dan Mukhlasin 2005:936
juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara lokus kendali eksternal dengan penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Hal ini
diyakini kebenarannya karena individu dengan lokus kendali eksternal belum dapat mengendalikan hasil yang dicapai, oleh karena itu mereka
lebih dapat menerima penyimpangan perilaku untuk dapat mengendalikan hasil yang ingin mereka capai agar dapat bertahan dalam lingkungannya.
40 Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kartika dan Wijayanti 2007:14, yang menyatakan bahwa locus of control eksternal mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan perilaku
disfungsional audit. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Donelly, et al.
2003, Irawati dan Mukhlasin 2005, serta Kartika dan Wijayanti 2007, dapat disimpulkan bahwa locus of control mempengaruhi praktik
penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, keterkaitan antara locus of control dengan penghentian prematur atas prosedur audit
dapat dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut: H
a5
: Locus of control berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
6. Self Esteem in Relation to Ambition dengan Penghentian Prematur