2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi obat
1. Pengaruh besar-kecilnya partikel obat Kecepatan disolusi obat berbanding langsung dengan luas permukaan yang
dalam kontak dengan cairanpelarut; bertambah kecil partikel, bertambah luas permukaan total, bertambah mudah larut Joenoes, 2002.
2. Pengaruh daya larut obat Pengaruh daya larut obatbahan aktif tergantung pada:yang tidak.
a. Sifat kimia: modifikasi kimiawi obat b. Sifat fisik: modifikasi fisik obat
c. Prosedur dan teknik pembuatan obat d. Formulasi bentuk sediaangalenik dan penambahan eksipien Joenoes, 2002.
3. Beberapa faktor lain fisiko-kimia obat a. pKa dan derajat ionisasi obat
Konsentrasi relatif bentuk ionmolekul bergantung pada pKa obat dan juga pada pH lingkungannya. Kebanyakan obat berupa asam lemah atau basa lemah;
oleh karena absorpsi dengan cara difusi pasif hanya terjadi dalam bentuk tidak terionisasi atau molekul, maka perbandingan obat yang tidak terionisasi sangat
menentukan absorpsi. pKa obat merupakan faktor penting, apakah obat itu bila diberikan per oral diabsorpsi lebih banyak di lambung atau lebih banyak di usus
Joenoes, 2002. b. Koefisien partisi lemakair Joenoes, 2002.
2.2.2 Mekanisme Lintas Membran
Mekanisme lintas membran berkaitan dengan peristiwa absorpsi, meliputi mekanisme pasif dan aktif termasuk pembentukan bersaing dalam proses
perlintasan zat aktif melalui membran Syukri, 2002.
Koefisien Difusi x Koefisien Partisi Ketebalan Membran
a. Filtrasi atau konvektif Filtrasi atau yang disebut juga “difusi secara konvensi” adalah mekanisme
penembusan pasif melalui pori-pori suatu membran. Semua senyawa yang berukuran cukup kecil dan larut dalam air dapat melewati kanal membran.
Sebagian besar membran membran seluler epitel usus halus dan lain-lain berukuran kecil 4-7 Å dan hanya dapat dilalui oleh molekul dengan bobot
molekul yang kecil yaitu lebih kecil dari 150 untuk senyawa yang bulat, atau lebih kecil dari 400 jika molekulnya terdiri atas rantai panjang Syukri, 2002.
Gambar 5. Transpor trans membran transpor konvektif Joenoes, 2002
b. Difusi pasif “pH partisi hipotesis” Difusi pasif menyangkut senyawa yang larut dalam komponen penyusun
membran. Penembusan terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi atau elektrokimia tanpa memerlukan energi, sehingga mencapai keseimbangan dikedua
sisi membran. Waktu yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan tersebut mengikuti hukum difusi Fick Syukri, 2002.
Laju penetrasi = Konstanta Permeabilitas x Luas Permukaan x Perbedaan Konsentrasi
Konstanta permeabilitas = Rowland and Thomas, 1980
Jadi konsentrasi C senyawa di kedua sisi membran berpengaruh pada proses penembusan, tetapi perlu ditekankan bahwa hanya fraksi bebas dari zat
aktif yang diperhitungkan dalam perbedaan konsentrasi. Kombinasi zat aktif- protein yang terbentuk tersebut tidak dapat terdifusi karena alasan bobot
molekulnya. Dalam hal ini hanya fraksi bebas yang dapat berdifusi, rantai protein merupakan faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi laju difusi melalui
membran Syukri, 2002. Kebanyakan zat aktif merupakan basa atau asam organik, maka dalam
keadaan terlarut sebagian molekul berada dalam bentuk terionkan dan sebagian dalam bentuk tak terionkan. Jika ukuran molekul tidak dapat melalui kanal-kanal
membran, maka polaritas yang kuat dari bentuk terionkan akan menghambat proses difusi transmembran. Hanya fraksi zat aktif yang tak terionkan dan larut
dalam lemak yang dapat melalui membran dengan cara difusi pasif. Pentingnya faktor-faktor yang berpengaruh pada difusi transmembran dari suatu molekul
derajat ionisasi molekul, pH kompartemen digarisbawahi dalam “Teori Difusi Non Ionik atau Hipotesa pH Partisi” Syukri, 2002.
Untuk obat yang zat aktifnya merupakan garam dari suatu asam kuat atau basa kuat, derajat ionisasi berperan pada hambatan difusi transmembran.
Sebaliknya untuk elektrolit lemah berupa garam yang berasal dari asam lemah atau basa lemah yang sedikit terionisasi, maka difusi melalui membran tergantung
kelarutan bentuk tak terionkan satu-satunya yang berpengaruh pada konsentrasi, serta derajat ionisasi molekul Syukri, 2002.
Konsentrasi bentuk terionkan Konsentrasi bentuk tak terionkan
Konsentrasi bentuk tak terionkan Konsentrasi bentuk terionkan
Derajat ionisasi tergantung pada dua faktor, persamaan Henderson Hasselbach yaitu:
a. Tetapan ionisasi dari suatu senyawa atau pKa b. pH cairan dimana terdapat molekul zat aktif
Untuk asam : pH = pKa + log
Untuk basa : pH = pKa + log
Karakteristik fisiko-kimia sebagian besar molekul polaritas, ukuran molekul, dan sebagainya merupakan hambatan penembusan transmembran oleh
mekanisme pasif secara filtrasi dan difusi. Pengikutsertaan proses aktif dapat menjelaskan perjalanan obat yang kadang-kadang melintasi membran sel dengan
sangat cepat Syukri, 2002.
Gambar 6. Transpor trans membran difusi pasif Joenoes, 2002
c. Tranpor aktif Transpor aktif suatu molekul merupakan cara pelintasan transmembran
sangat berbeda dengan difusi pasif. Pada transpor aktif diperlukan adanya pembawa. Pembawa ini dengan molekul yang dapat membentuk kompleks pada
permukaan membran. Kompleks tersebut melintasi membran dan selanjutnya
molekul dibebaskan pada permukaan lainnya, lalu pembawa kembali menuju ke permukaan asalnya Syukri, 2002.
Sistem transpor aktif bersifat jenuh. Sistem ini menunjukkan adanya suatu kekhususan untuk setiap molekul atau suatu kelompok molekul. Oleh sebab itu
dapat terjadi persaingan beberapa molekul yang berafinitas tinggi dapat menghambat kompetisi transpor dari molekul yang berafinitas lebih rendah.
Transpor dari satu sisi membran ke sisi membran yang lain dapat terjadi dengan mekanisme perbedaan konsentrasi. Tranpor ini memerlukan energi yang diperoleh
dari hidrolisa adenosin trifosfat ATP dibawah pengaruh suatu ATP-ase Syukri, 2002.
Gambar 7. Transpor trans membran transpor aktif Joenoes, 2002
d. Difusi sederhana dipermudah = fasilitas