Kesimpulan Analisis Finansial Kepiting Bakau (Scylla Serrata) (Studi Kasus : Desa Pantai Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Usaha tambak kepiting didaerah penelitian layak untuk diusahakan secara finansial baik pada analisis riil dan analisis opportunitas, dimana RC yang diperoleh pada analisis riil sebesar 1,42 RC1 dan RC yang diperoleh pada analisis opportunitas sebesar 1,23 RC1. 2. Pada analisis riil diperoleh titik impas BEP produksi rata-rata adalah sebesar dan 194,30 kg dan titik impas BEP harga jual rata-rata adalah sebesar Rp44.396,97kg. Pada analisis opportunitas diperoleh titik impas BEP produksi rata-rata adalah sebesar dan 226,65kg dan titik impas BEP harga jual rata-rata adalah sebesar Rp51.553,62kg. Produksi rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 275,38 kg dan harga jual rata-rata yaitu sebesar Rp60.000kg. Dengan demikian produksi rata-rata dan harga jual rata-rata lebih besar dari nilai BEP produksi dan BEP harga pada analisis riil dan opportunitas, hal ini menunjukkan bahwa skala usaha rata-rata petani telah melewati skala usaha minimal untuk memperoleh keuntungan. 3. Hasil analisis sensitivitas pada analisis biaya riil menunjukan bahwa usaha tambak kepitng masih layak diusahakan RC1 apabila terjadi penurunan harga jual kepiting sebesar 15, 20 dan 25 dan kenaikan biaya bibit sebesar 15, 20 dan 25. Pada analisis sensitivitas analisis biaya riil menunjukkan bahwa kelayakan usaha tambak kepiting masih layak diusahakan produksi rata-rataBEP produksi apabila terjadi kenaikan biaya Universitas Sumatera Utara bibit sebesar 15, 20 dan 25 dan penurunan harga jual kepiting sebesar 15, 20 dan 25. 4. Hasil analisis sensitivitas pada analisis biaya opportunitas menunjukan bahwa usaha tambak kepitng masih layak RC1 apabila hanya terjadi penurunan harga jual kepiting sebesar 15. Pada analisis sensitivitas analisis biaya opportunitas menunjukkan bahwa kelayakan usaha tambak kepiting masih layak diusahakan produksi rata-rataBEP produksi apabila hanya terjadi penurunan harga jual kepiting sebesar 15. 5. Permasalahan yang dihadapi oleh petani tambak kepiting di daerah penelitian antara lain harga bibit yang yang semakin mahal, harga kepiting yang berfluktuasi dan cuaca yang tidak mendukung. Upaya yang dilakukan petani tambak kepiting di daerah penelitian antara lain Untuk mengatasi harga jual yang tidak stabil maka petani sebaiknya membentuk kelompok usaha bersama agar posisi tawar petani tambak lebih kuat dalam menentukan harga jual dan melakukan jual kontrak pada eksportir. membentuk kelompok tani untuk penyediaan pembibitan kepiting sehingga masalah harga bibit kepiting relatif stabil danmengurangi kepadatan bibit kepitng akibat cuaca yang tidak mendukung, Universitas Sumatera Utara

6.2 Saran