Landasan Teori Analisis Finansial Kepiting Bakau (Scylla Serrata) (Studi Kasus : Desa Pantai Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

dengan tali basah. Sebaiknya di dalam kotak pengangkut dilengkapi dengan algalumut basah untuk setiap lapis tumpukan kepiting Kasry, 1996. Salah satu keuntungan dalam usaha pembudidayaan kepiting dibandingkan dengan pembudidayaan udang adalah relatif tidak diperlukan pemberantasan atau hama. Justru berbagai jenis ikan, siput, udang-udangan, dan lain-lain yang menjadi musuh tambak udang merupakan makanan bagi kepiting. Mungkin ada beberapa jenis golongan pengganggu tambak perlu dilenyapkan seperti udang tanah Thalassina anomala yang suka melubangi pematang, hewan-hewan penggerek kayu pintu air seperti penggerek Tredo navalis, hewan-hewan menempel pada bangunan seperti teritip Balanus sp., tiram Crasostria sp. dan lain-lain Kasry,1996.

2.2 Landasan Teori

Suatu usaha merupakan suatu rangkaian kegiatan yang direncanakan yang didalamnya menggunakan masukan input. Untuk mendapat hasil return di masa yang akan datang. Sebelum melaksanakan usaha, tentunya perlu dilakukan analisis. Analisis adalah suatu penilaian untuk mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari suatu usaha Khotimah, dkk, 2002. Untuk menganalisa layak atau tidaknya usaha tambak pembesaran kepiting yang dijalankan dapat dilihat melalui analisis finansial tambak kepiting. Analisis finansial usaha tambak kepiting pada umunya digunakan untuk mengevaluasi kegiatan suatu usaha pertanian dalam satu tahun Gittinger, 1986. Universitas Sumatera Utara Untuk mengetahui keuntungan yang layak dari suatu usaha umumnya metode yang dugunakan adalah Return Cost Ratio dan Break Even Point. Return Cost Ratio RC merupakan perbandingan antara total penerimaan dan total biaya. RC bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan suatu usaha dan dari keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan kriteria penelianan RC akan dilihat apakah usaha tersebut layak atau tidak untuk dilaksanakan. Jika RC 1, maka usaha yang dijalankan mengalami keuntungan atau layak untuk dikembangkan. Jika RC 1, maka usaha yang dijalankan mengalami kerugian atau tidak layak untuk dikembangkan, RC ratio = 1, maka usaha mencapai titik impas Bappenas, 2004. Analisis RC ini dibagi dua, yaitu yang menggunakan data pengeluaran biaya produksi yang secara riil dikeluarkan oleh petani dan yang menghitung juga nilai tenaga kerja dalam keluarga, serta bibit yang disiapkan sendiri itu juga diperhitungkan. Dengan cara seperti ini, ada dua macam RC yaitu RC berdasarkan data apa adanya Tipe I dan RC berdasarkan data dengan memperhitungkan tenaga kerja dalam keluarga, sewa lahan andaikan lahan dianggap menyewa dan sebagainya Tipe II Soekartawi, 1995. Break-even point adalah tingkat bisnis di mana total pendapatan sama dengan biaya total. Titik break-event adalah di persimpangan dari total pendapatan dan biaya total, sehingga mencerminkan tingkat pendapatan dan kuantitas produk yang diperlukan untuk mencapai titik impas Nedic, 2015. Pada Gambar 1, dapat dilihat pada tingkat produksi berapa usaha tani mencapai titik impas. Bila produksi mencapai di sekitar 0Y 1 , maka usaha tani mengalami Universitas Sumatera Utara kerugian karena penerimaan lebih kecil dari total biaya TRTC, sebaliknya biaya produksi berada di sekitar Y 1 Y, maka usaha tani akan untung karena penerimaan lebih besar dari total biaya TRTC. BEP dicapai pada titik A. Pada titik ini, tidak ada keuntungan dibuat dan tidak ada kerugian yang timbul. Break- even point dapat dinyatakan dalam jangka unit penjualan. Artinya, Break-even point unit menunjukkan tingkat penjualan yang diperlukan untuk menutupi biaya.. Gambar 1. Titik Impas Break Even Point usaha tambak kepiting Keterangan : Y = Produksi FC = Fixed Cost Biaya Tetap VC = Variable Cost Biaya Variabel TC = Total Cost Total Biaya TR = Total Revenue Total Penerimaan Universitas Sumatera Utara A = Titik yang menunjukkan titik impas Break event point Soekartawi,1995. Ada beberapa alasan ingin mengetahui titik impas untuk petani: 1 untuk mengidentifikasi biaya, hubungan biaya dengan penjualan dan untuk membantu mewujudkan yang biaya dapat dimanipulasi untuk mencapai atau memaksimalkan keuntungan; 4 untuk mengetahui apa break-even point membuat keuntungan; 5 untuk menentukan keuntungan per penutup setelah mencapai titik impas Byrne, 1995. Pada pertimbangan Return Cost Ratio dan Break Event Point ini membutuhkan data biaya yang dikeluarkan dan data penjualan yang merupakan penerimaan hasil penjualan Bappenas, 2004. Biaya dalam suatu usaha dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap fixed cost dan biaya variabel variable cost. Biaya tetap fixed cost didefinisikan sebagai biaya yang tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun terjadi perubahan volume produksi yang diperoleh. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar atau kecilnya produksi yang diperoleh. Biaya tidak tetap variable cost didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh Soekartawi, 2006. Biaya tetap anatara lain sewa lahantambak, biaya pajak, dan penyusutan peralatan. Sedangkan biaya variabel antara lain biaya untuk bibit, pakan, pupuk, kapur, obata-obatan dan tenaga kerja. Universitas Sumatera Utara Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Cara menghitung penerimaan usaha tani adalah : TR = Y. Py Dimana : TR = Total penerimaan Y = Produksi yang diperoleh Py = Harga produksi Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi tertentu Sugiarto dkk, 2000. Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran marketing mix 4P = product, price, place, promotion produk, harga, distribusi, promosi. Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Dari selisih antara penerimaan dan semua biaya dapat diperoleh pendapatan keuntungan usaha. Rumus yang dgunakan untuk mencari pendapatan usaha tani, adalah: Pd = TR-TC Dimana: Pd = Pendapatan usaha tani TR = Total penerimaan Universitas Sumatera Utara TC = Total Biaya Soekartawi, 2006.

2.3 Penelitian Terdahulu