usahatani kepiting di daerah penelitian adalah tenaga kerja dalam dan luar keluarga. Nilai 1 HKO di daerah penelitian mencapai Rp 60.000 untuk HKO pria dan
Rp 50.000 untuk HKO wanita. Total biaya rata-rata yang dikeluarkan petani selama 1 periode adalah sebesar Rp
56.250,00 atau sekitar 1,08 dari seluruh biaya produksi pada perhitungan riil dan Rp1.584.966,32ha atau sekitar 2,09 pada
perhitungan opportunitas.
5.3 Total Penerimaaan Usaha Tambak Kepiting
Total penerimaan adalah total hasil yang diterima petani dari penjualan kepiting yaitu jumlah produksi dikalikan dengan harga jual kepiting dalam 1 tahun.
Produksi kepiting yang dijual berukuran 250 gram – 300 gram dengan harga jual rata-
rata sebesar Rp 60.000kg. Penjualan dilakukan secara langsung ke agenpedagang
pengumpul maupun konsumen.Adapun total penerimaan petani kepiting di daerah penelitian selama 1 periode ditampilkan pada Tabel 5.6 berikut ini:
Tabel 5.7 Rata-Rata Penerimaan Petani RpHaMT di Daerah Penelitian Tahun 2015
Jumlah Rata-Rata
Rata-rata No.
Keterangan Produksi
Harga Jual Penerimaan
KgHaMT RpKg
RpHaMT
1 Riil
275.38 60.000
16.522.916,67 2
Opportunitas 275,38
60.000 16.522.916,67
Sumber : Lampiran 28 Dari Tabel 5.7, dapat dilihat bahwa rata-rata penerimaan usaha tambak polikultur
kepiting-nila di daerah penelitian selama 1 periode adalah sebesar Rp 16.522.916,67ha pada perhitungan riil dan opportunitas. Tinggi rendahnya
penerimaan dipengaruhi oleh harga jual dan jumlah produksi. Semakin mahal harga jual produksi tambak kepiting dan semakin banyak jumlah produksi maka
Universitas Sumatera Utara
semakin besar pula penerimaan usaha yang diperoleh petambak, begitu juga sebaliknya.
5.4 Analisis Pendapatan Usaha Tambak Kepiting
Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan bersih petani yaitu selisih antara total penerimaan terhadao total baiaya yang dikeluarkan oleh
petani Rptahun. Berikut ini diperlihatkan rata-rata pendapatan usaha yang diperoleh dari usaha tambak kepiting selama 1 periode di daerah penelitian.
Tabel 5.8 Rata-Rata Total Penerimaan, Total Biaya, dan Pendapatan Petani di Daerah Penelitian Per Ha Per Periode
No. Komponen
Biaya Rill Sebenarnya
Opportunitas Rata-rata
Rata-Rata Total Penerimaan
16.522.916,67 16.522.916,67
1 Biaya Tetap
1. Sewa Lahan 243.177,08
655.329,86 2. PBB
12.500,00 12.500,00
3. Penyusutan 3.236.710,36
3.236.710,36 2
Biaya Variabel 1. Saprodi
8.109.496,53 8.109.496,53
- Bibit 4.821.128,47
4.821.128,47 - Pakan
2.021.979,17 2.021.979,17
- Pupuk dan Kapur
1.085.000,00 1.085.000,00
- Obat-Obatan 181.388,89
181.388,89 2. Tenaga Kerja
56.250,00 1.584.966,32
Total Biaya 11.658.133,98
13.599.003,07 Pendapatan
4.864.782,69 2.923.913,59
Sumber : Lampiran 29 dan 30 Dari Tabel 5.8, dapat dilihat bahwa total pendapatan usaha tambak kepiting di
daerah penelitian 1 periode atau musim tanam adalah Rp 4.864.782,69ha pada perhitungan riil dan Rp2.923.913,59ha pada perhitungan opportunitas. Dari
analisa kedua ini, pendapatan yang diperoleh analisa opportunitas lebih kecil dari analisa biaya riil karena pada analisa opportunitas biaya produksi lebih besar dari
Universitas Sumatera Utara
analisa biaya riil , dimana dalam analisa kedua biaya tenaga kerja dalam keluarga dan biaya sewa lahan ikut diperhitungkan.
5.5 Analisis Kelayakan Usaha Tambak Kepiting