3.3 Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui secara langsung dari responden melalui pengamatan,
wawancara, dan kuesioner yang telah dipersiapkan. Data yang diambil meliputi identitas sampel, luas tambak dan petakan tambak, biaya investasi seperti , biaya
operasional seperti pembeliah benur, obat-obatan, pakan, tenaga kerja, baik dari dalam keluar maupun di luar keluarga, produksi, dan harga penjualan. Data
sekunder diperoleh melalui instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Dinas Perikanan dan Kelautan Sumatera Utara untuk memperoleh data
produksi kepiting di Kabupaten Langkat 2013, jumlah volume ekspor kepiting Indonesia 2013 dan jumlah rumah tangga usaha budidaya air payau di Kabupaten
Langkat 2013.
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis untuk identifikasi masalah pertama yaitu mengenai kelayakan usaha tambak kepiting digunakan analisis RC Ratio dan Break Event Point
Soekartawi, 1995. Pemilihan analisis ini adalah berdasarkan periode usaha tambak kepiting di daerah penelitian yaitu kurang dari satu tahun rata-rata
selama 3 bulan. Dengan kata lain, usaha tambak kepiting ini bersifat musiman, sehingga digunakan analisis RC ratio dengan rumus:
RC Ratio =
�� �
Keterangan: RC
= Return cost ratio TR
= Total Revenue Total Penerimaan
Universitas Sumatera Utara
TC = Total Cost Total Biaya
Kriteria : - Jika RC 1, maka usaha tambak kepiting layak
- Jika RC 1, maka usaha tambak kepiting tidak layak - Jika RC = 1, maka usaha tambak kepiting mencapai titik impas
Untuk menggunakan analisis Break Event Point dihitung dengan rumus:
BEP Harga RpKg =
������ ������
������� � ��
Kriteria : Apabila penjualanproduksi melebihi penjualanproduksi pada saat titik impas
maka usaha tersebut memperoleh keuntungan sehingga layak untuk diusahakan Suratiyah, 2006.
Dari perhitungan diatas diperoleh titik impas harga jula RpKg. BEP Harga merupakan harga jual minimal yang harus diterima petani agar petani tidak rugi.
BEP Harga merupakan perbandingan antara total biaya dengan produksi. Sedangkan BEP Produksi adalah produksi minimal yang harus diperoleh untuk
mencapai titik impas. Dimana BEP Produksi merupakan perbandingan antara total biaya dengan harga:
BEP Produksi Kg =
������ ������ �������� �����
Universitas Sumatera Utara
Rumus ini dapat dimodifikasi dalam bentuk formula berikut : TR
= TC P.Q
= FC+VC P
= FCQ + VCQ P
= AFC + AVC P
– AVC = AFC
QP - AVC = Q.AFC QP - AVC = FC
Q = FCP - AVC
Keterangan : P
= Price Q
= Quantity AFC = Average Fixed Cost
AVC = Average Variable Cost Kriteria :
Apabila produksi melebihi produksi pada saat titik impas maka usaha tersebut telah mendatangkan keuntungan sehingga layak untuk diusahakan.
Untuk peralatan yang tidak habis pakai dihitung sebagai biaya penyusutan yang dihitung dengan metode linear sebagai berikut:
Nilai penyusutan = �������
�������−������� ���ℎ�
� �� � ����������
Suratiyah,2006
Universitas Sumatera Utara
Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas merupakan meneliti kembali suatu analisa untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah
Gittinger,1986.
Analisis sensitivitas dilakukan dengan cara mengubah variable-variabel penting dalam beberapa kombinasi dengan suatu persentase tertentu yang sudah diketahui
atau diprediksi. Kemudian dinilai seberapa besar sensitivitas perubahan variabel- variabel tersebut berdampak pada hasil kelayakan RC dan BEP Harga dan BEP
Produksi .
Dalam penelitian ini, perubahan-perubahan yang biasa terjadi dalam menjalankan usaha tambak kepiting umumnya dikarenakan oleh perubahan harga jual dan
harga bibit kepiting. Analisis sensivitas dilakukan untuk melihat apakah yang terjadipada usaha petani tambak jika terjadi kenaikan biaya bibit dan penurunan
harga kepiting. Apakah usaha petani tambak kepiting masih tetap layak atau tidak bila usaha kepiting terjadi kenaikan biaya bibit dan penurunan harga kepiting.
Untuk identifikasi masalah kedua dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dan upaya
yang dilakukan petani tambak dalam usaha tambak kepiting bakau Scylla serrata
di daerah penelitian.
3.5 Definisi dan Batasan Operasional