Analisis Kelayakan Usaha Tambak Kepiting

analisa biaya riil , dimana dalam analisa kedua biaya tenaga kerja dalam keluarga dan biaya sewa lahan ikut diperhitungkan.

5.5 Analisis Kelayakan Usaha Tambak Kepiting

Dalam analisa ekonomi, untuk menentukan kelayakan suatu usaha sebenarnya lebih tepat dilakukan perhitungan dengan menggunakan analisa opportunitas karena pada analisa opportunitas semua input yang digunakan merupakan biaya yang dikeluarkan petani. Namun demikian, analisa biaya rill tetap akan dilakukan karena pada umumnya petani lebih sering membuat keputusan berdasarkan analisis biaya rill. Dengan begitu RC Tipe Biaya Rill akan selalu lebih besar dibandingkan dengan Tipe Biaya Opportunitas dengan batasan sebagai berikut: Jika RC 1, maka usaha tambak kepiting layak atau menguntungkan Jika RC 1, maka usaha tambak kepiting tidak layak atau tidak menguntungkan Nilai RC rata-rata usaha tambak kepiting yang diteliti dalam satu musim dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 5.9 Nilai RC Usaha Tambak Kepiting di Daerah Penelitian Per Ha Per periode No. Analisis Penerimaan Rata-RataRp Biaya Produksi Rata-RataRp RC Rata-Rata 1 Riil 16.522.916,67 11.658.133,98 1,42 2 Opportunitas 16.522.916,67 13.599.003,07 1,23 Sumber : Lampiran 32 dan 34 Dari Tabel 5.9 dapat dilihat bahwa nilai RC Tipe Biaya Riil adalah sebesar 1,42 dengan batasan 1, artinya setiap penambahan biaya sebanyak Rp100 maka terjadi penambahan penerimaan sebanyak Rp 142, sedangkan untuk nilai RC Tipe Biaya Opportunitas adalah sebesar 1,23 dengan batasan 1, artinya setiap Universitas Sumatera Utara penambahan biaya sebanyak Rp100 maka terjadi penambahan penerimaan sebanyak Rp 123. Nilai RC pada analisis Biaya Riil selalu lebih besar daripada Biaya Opportunitas. Hal ini disebabkan karena analisis biaya riil tidak diperhitungkan biaya tenaga kerja dalam keluarga TKDK dan semua petani tidak dianggap menyewa dan penerimaan dianggap sama. Pada biaya riil rata-rata biaya tenaga kerja di daerah penelitian adalah sebesar Rp56.250 dan rata-rata sewa lahan di daerah penelitian adalah sebesar Rp243.177,08ha sedangkan pada analisis biaya opportunitas rata- rata biaya tenaga kerja di daerah penelitian adalah sebesar Rp1.584.966,32 ha dan rata-rata sewa lahan di daerah penelitian adalah sebesar Rp655.329,86ha. Dari hasil perhitungan ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha tambak kepiting di Desa Pantai Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat memperoleh keuntungan dan layak untuk diusahakan dan hipotesis pertama diterima.

5.6 Titik Impas