Masalah-masalah dan upaya-upaya yang dihadapi dalam usaha tambak kepiting bakau

Namun, ketika kondisi kenaikan harga bibit terjadi bersamaan dengan penurunan harga jual kepiting, BEP produksi yang dihasilkan dibandingkan dengan produksi rata-rata yaitu sebesar 275,38 kg maka, dapat diketahu bahwa nilai produksi rata- rata ini lebih kecil dari BEP produksi rata-rata sehingga usaha tambak kepiting didaerah penelitian tidak layak layak untuk diusahakan dan usaha tambak kepiting di daerah penelitian sensitive terhadap perubahan kenaikan harga bibit dan penurunan harga jual kepiting yang terjadi bersamaan.

5.8 Masalah-masalah dan upaya-upaya yang dihadapi dalam usaha tambak kepiting bakau

Scylla serrata di daerah penelitian Menurut PERMEN KP No.1PERMEN-KP2015 Tentang Penangkapan Lobster Panulirus spp., kepiting Scylla spp. dan rajungan Portunus pelagius spp yang menyatakan bahwa untuk bulan Januari sampai dengan Desember 2015, kepiting yang boleh ditangkap dan diperjualbelikan adalah yang berukuran berat200 gram dua ratu gram, untuk bulan Januari 2016 hingga seterusnya, kepiting yang boleh ditangkap dan diperjualbelikan adalah yang berukuran lebar karapas 15 cm di atas lima belas sentimeter atau dengan ukuran berat 350 gram tiga ratus lima puluh gram, kepiting bakau Scylla serrata yang dapat ditangkap dan diperjualbelikan dengan ukuran berat 150 gr diatas seratus lima puluh gram, dari peraturan pemerintah tersebut membatasi penjualan kepiting untuk setiap ukuran, karena menurut petani di daerah penelitian keuntungan terbesar adalah menjual kepiting dibawah 150 gr dengan harga Rp80.000kg untuk dijadikan kepiting sangkak. Selain itu, dengan ketentun peraturan tersebut menyebabkan harga kepiting yang berfluktuasi. Dalam menentukan harga jual suatu produk, angka elastisitas mempunyai pengaruh yang signifikan, elastisistas harga suatu Universitas Sumatera Utara produk bervariasi tergantung beberapa hal salah satunya karakteritik jumlah konsumen dan jumlah substitusi Sunaryo, 2001. Jumlah konsumen kepiting banyak diminati oleh orang Cina di daerah penelitian, mereka banyak membeli jenis kepiting sangkak, namun masalah pelarangan kepiting dibawah ukuran 150 gram menyebabkan penurunan penjualan harga kepiting. Dilihat dari jumlah substusi, produk subsitusi kepiting adalah udang dan ikan di daerah penelitian, karena udang dan ikan harganya lebih tinggi dibandingkan harga kepiting, petani banyak melakukan alih fungsi dari usaha tambak mmejadi usaha tambak udang atupun ikan. Hal ini menyebabkan harga jual kepiting cenderung menurun. Untuk mengatasi harga jual yang tidak stabil maka petani sebaiknya membentuk kelompok usaha bersama agar posisi tawar petani tambak lebih kuat dalam menentukan harga jual dan melakukan jual kontrak pada eksportir. Selain masalah harga, benih kepiting juga menjadi hal yang sangat penting. Adanya kecenderungan penangkapan kepiting yang semakin meningkat dengan meningkatnya permintaan dan pengkonversian hutan bakau untuk berbagai kebutuhan menyebabkan suplai benih kepiting tidak dapat diadakan sepanjang tahun dalam jumlah banyak. Ketiadaan benih kepiting menyebabkan harga bibit kepiting juga semakin mahal. Untuk mengatasi masalah ini petani sebaiknya membentuk kelompok tani untuk penyediaan pembibitan kepiting sehingga masalah harga bibit kepiting relatif stabil. Masalah cuaca yang tidak menentu menyebabkan kondisi kepiting di dalam tambak menjadi stress. Khususnya di musim hujan, kepiting menjadi lebih stress Universitas Sumatera Utara dan banyak yang bermatian. Untuk mengatasi hal ini, biasanya petani tambak mengurangi kepadatan bibit kepiting, sehingga kerugian yang diterima tidak terlalu besar walaupun pendapatan yang diterima akan berkurang. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan