2. Khalayak yang selektif
Sekalipun berbagai teknologi telah diperkenalkan untuk menjangkau sasaran yang lebih selektif, televisi tetap sebuah media yang tidak selektif, segmentasinya tidak setajam surat
kabar atau majalah. Jadi iklan-iklan yang disiarkan di televisi memiliki kemungkinan menjangkau pasar yang tidak tepat.
3. Kesulitan teknis
Media ini tidak luwes dalam pengaturan teknis. Iklan-iklan yang telah dibuat tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya, apalagi menjelang jam-jam penyiarannya.
Karena sifatnya yang hanya dapat dilihat secara sepintas ini, sangat mempengaruhi cara-cara penyampaian pesan, yaitu selain harus menarik, setiap pesan yang disampaikan harus mudah
dimengerti oleh pemirsanya. Berbeda dengan media cetak dapat menggunakan cara-cara yang sulit dimengerti, karena pesan-pesan ini dapat diulang-ulang membacanya setiap saat sampai isi
pesan itu benar-benar dipahami. Tetapi tidak demikian dengan siaran televisi, siarannya tidak dapat diulang-ulang melihatnya sehingga teknik pnyajian pesannya harus benar-benar dengan
cara yang mudah dipahami, mudah dimengerti dan mudah diverna tanpa menimbulkan kebosanan.
II.7 Brand Awareness
Aio Liliweri mengemukakan segala iklan yang diciptakan bertujuan untuk menarik minat dan perhatian manusia, yang mana tahap awalnya adalah menyadari kehadiran yang ditawarkan lewat
iklan tersebut. Umumnya keberhasilan suatu iklan pertama sekali diukur dari pernyataan tingkat kesadaran dalam suatu merek dalam sebuah iklan brand awareness yang sekaligus merupakan
tujuan dari periklanan.
Universitas Sumatera Utara
Sadar kenal adalah permulaan atau pendahuluan yang dirangkai dengan tahu dan mengerti atau teringat kembali. Tingkat kesadaran dalam suatu merek merupakan tingkatan yang paling
awal dalam upaya mencapai tujuan dariperiklanan, pada tingkat kesadaran dalam suatu merek ini biasanya ditandai dengan mulainya individu menyadari kehadiran suatu produk tetapi belum
menyerap cukup banyak informasi mengenai suatu produk. Unsur-unsur yang terdapat dalam kesadaran merek Brand Awareness adalah sebagai berikut:
1. Brand Opinion
Yang berarti orang memiliki pendapat tentang suatu merek, baik itu keunggulan maupun kelemahan dibandingkan dengan pesaing.
2. Brand Knowledge
Pengetahuan tentang merek lebih pada tahap internalisasi terhadap merek itu sendiri. 3.
Brand Dominance Keberadaan merek tertentu di-recall.
4. Top of mind
Merek yang disebut pertama, merek dari katagori apapun akan mengindikasikan melekatnya merek tersebut di benak seseorang.
5. Brand Recall
Didasarkan pada pertanyaan seseorang tentang merek dari kelas produk tanpa bantuan atau dalam benak konsumen sudah terdapat merek dari produk tertentu dan ini sangat diperlukan
pada saat hendak melakukan pembelian suatu produk. 6.
Brand Recognition Diberikan sejumlah merek dari kelas produk tertentu dan diminta untuk mengidentifikasikan
apa yang mereka telah dengar sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
http:www.bing.comsearch?q=sadar+kenal+merekgo=qs=nsk=first=11FORM=PE RE.
II.8 Teori S-O-R
Pada awalnya model ini dikenal sebagai model Stimulus-Respon. Model Stimulus-Respons S-R adalah model komunikasi paling mendasar dan sederhana. Model ini mengingatkan kita
bahwa apabila ada aksi maka akan timbul reaksi. Proses ini merupakan bentuk pertukaran informasi yang dapat menimbulkan efek untuk mengubah tindakan komunikasi. Model ini juga
mengasumsikan bahwa perilaku individu ada karena kekuatan stimulus yang datang dari luar dirinya, bukan atas dasar motif dan sikap yang dimilikinya Wiryanto, 2004:13.
Akan tetapi kemudian De fleur menambahkan Organism dalam bagiannya sehingga menjadi S-O-R. unsur-unsur dasar dalam model ini terdiri dari Stimulus yakni rangsangan atau dorongan
berupa pesan, Organism yakni manusia atau seseorang penerima receiver dan Respons yakni reaksi, efek, pengaruh atau tanggapan.
Teori ini merupakan turunan dari Bullet Teory dan Teori Hipodermik. Terdapat beberapa dasar pemikiran yang mempelopori lahirnya teori ini. Yang pertama latar belakang filosofis
Philosophical Ground, yaitu gambaran dari seseorang yang pasif dan mudah terpengaruh terpaan media. Kedua, perkembangan teori ilmu psikologis dan sosiologi Theorytical
Developmentin Psicology and Sociology, yang mendeskriditkan pandangan individu yang berbeda dalam teori komunikasi massa.
Model ini menjelaskan bagaimana stimulus yang diterima oleh organism tersebut diolah sedemikian rupa, yang seterusnya diubah dalam beberapa responden yang dapat diamati.
Pengolahan stimulus dalam S-O-R merupakan konsep black box atau kotak hitam, yakni struktur
Universitas Sumatera Utara
khusus dan fungsi proses antara yang internal dianggap kurang penting dibandingkan dengan proses pengubahan pemasukan menjadi pengeluaran. Karena itu, menurut pengertian black fox
ini, penjelasan memerlukan pengamatan masukan dan pengeluaran namun tidak menuntut pengamatan langsung pada kegiatan dalam diri organisme yang bersangkutan, sekalipun mungkit
dapat dilakukan. Pertama-tama pengamatan langsung pada proses internal memang merupakan hal yang tidak mungkin, karena itu kita hanya dapat mengamati perilaku eksternal dan
menganggapnya sebagai manifestasi dari keadaan internal secara hakiki merupakan pengamatan tidak langsung, dengan kata lain penarikan kesimpulan inferensi dari perilaku yang dapat
diamati Rakhmat, 1990:196. Efek yang ditimbulkan dalam penjelasan S-O-R adalah bahwa organism menghasilkan
perilaku tertentu, jika ada stimulus tertentu pula Rakhmat, 2006:198. Secara gambling prinsip S-O-R menjelaskan tentang sebuah proses belajar dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang
timbul akibat stimulus tertentu. Artinya bahwa orang-orang dapat memprediksi keterkaitan yang erat antara pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa terhadap reaksi yang akan
muncul dalam diri penerima akibat pesan pesan yang disampaikan tersebut Amir Purba, 2006:255.
Dalam proses komunikasi berkenaan dalam perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why” . jelasnya “how to communicate”, dalam hal ini how to communicate the
attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula.
Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia”, Perubahan serta Pengukurannya, mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelly yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru
ada tiga variable penting, yaitu: Perhatian, Pengertian dan Penerimaan.
Universitas Sumatera Utara
TEORI S-O-R
Pada gambar diatas dilihat bahwa response bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus yang disampaikan pada komunikan bisa diterima atau ditolak. Komunikasi
yang hanya dapat berlangsung apabila komunikan akan dapat memikirkan tentang arti, maksud ataupun tujuan dari stimulus tersebut yang pada akhirnya akan timbul pengertian dan penerimaan
atau bahkan penolakan. Apabila komunikan telah menerima atau mengolah stimulus tersebut, barulah akhirnya akan dapat terbentuk sikap ataupun perubahan perilaku.
Perubahan sikap terjadi dapat berupa perubahan kognitif, afektif ataupun behavioral konatif. Menurut Effendy 2000:318-319, efek komunikasi yang melekat padakhalayak
sebagai akibat dari perubahan psikologis yang dapat diklasifikasikan dalam 3 efek yaitu sebagai berikut:
1. Efek Kognitif
Berhubungan dengan pemikiran dan penalaran sehingga khalayak yang semula tidak tahu dan tidak mengerti menjadi jelas.
Response
perubahan sikap
STIMULUS Organisme
• Perhatian • Pengertian
• Penerimaan
Universitas Sumatera Utara
2. Efek Afektif
Berkaitan dengan perasaan. Perasaan akibat terpaan media massa yang bermacam- macam, contohnya sedih sehingga mencucurkan air mata atau senang hingga tertawa
terbahak-bahak. 3.
Efek Konatif Berkaitan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau
tindakan. Karena berbentuk perilaku, maka konatif sering disebut efek behavioral. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat dari terpaan media massa melainkan
didahului oleh efek kognitif dan efek afektif. Ketiga efek komunikasi ini menjadi indicator atau tolak ukur keberhasilan komunikasi.
Keterkaitan teori S-O-R dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut: 4.
Pesan Stimulus, S adalah pesan yang disampaikan Iklan Pocari Sweat versi Irfan Bachdim kepada murid.
5. Komunikan Organism, O dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas VI SD Negeri
No.106837 Melati II Perbaungan. 6.
Respon Response, R adalah tanggapan atau respon murid kelas VI SD Negeri No.106837 Melati II Perbaungan terhadap Iklan Pocari Sweat versi Irfan Bachdim sebagai Brand
Awareness Murid.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Sejarah Singkat Tentang SD Negeri No.106837 Melati II Perbaungan
SD Negeri No.106837 Melati II Perbaungan berdiri dan diresmikan secara umum tahun 1982. Sekolah ini berlokasi di Dusun Belimbing Desa Melati II Perbaungan. Kegiatan belajar
mengajar pada sekolah ini dilakukan pada pagi hari, yaitu mulai dari pukul 07.30 WIB sampai 13.10 WIB.
SD ini memiliki 10sepuluh ruang kelas yang terdiri dari 8delapan lokal untuk kelas murid kelas 1satu sampai kelas 4empat dimana masing-masing kelas terdiri dari kelas A dan
kelas B, dan 2dua kelas untuk kelas 5lima dan kelas 6enam. Sekolah ini memiliki jumlah murid sekitar 312 orang. Serta kurikulum yang digunakan adalah berbasis kompetensi KBK.
Pergantian Kepala sekolah di SD Negeri No.106837 Melati II Perbaungan hingga sekarang sudah 3kali dilakukan, adapun kepala sekolah yang pernah menjabat di sekolah ini
adalah Syarbaini Yahya, Syamsul Bahri S.Pd, dan sekarang Syahrida S.pd.
III.2 Visi Misi dan Tujuan SD Negeri No.106837 Melati II Perbaungan Visi:
Membangun siswa yang cerdas, terampil, kreatif, taqwa, berbudi pekerti luhur dan unggul dalam prestasi serta dapat mengendalikan diri.
Misi:
1. Melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar secara baik sesuai dengan kemampuan.
2. Menciptakan siswa yang cerdas dan terampil dalam membaca, menulis dan menghitung.
50
Universitas Sumatera Utara
3. Menumbuhkan semangat keunggulan secara aktif kepada seluruh warga sekolah sehingga
berprestasi dalam bidang olahraga, kesenian dan budaya. 4.
Menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan yang diaplikasikan melalui kegiatan pembelajaran oleh seluruh warga sekolah di dalam lingkungan sekolah.
5. Mendorong dan menbantu siswa untuk dapat berbuat lebih baik lagi.
6. Menciptakan lingkungan sekolah yang rindang dan nyaman serta hubungan yang
harmonis antar warga sekolah, orang tua siswa dan lingkungan masyarakat.
Tujuan:
1. Unggul dalam berprestasi.
2. Sehat jasmani dan rohani.
3. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4. Sekolah dipercaya masyarakat.
5. Mencintai olahraga, kesenian, budaya, bangsa dan Negara.
III.3 Struktur Organisasi Sekolah
Struktur organisasi merupakan gambaran atau susunan perangkat instansi, sekolah atau perusahaan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Penyediaan lingkungan
kerja dan fasilitas yang sesuai dengan penempatan pada masing-masing orang yang ditugaskan pada struktur organisasi sangat berpengaruh pada lancarnya lajur suatu instansi atau perusahaan
dan menjalankan roda-roda kegiatan hingga membuat kenyamanan dan keamanan karyawan. Pengorganisasian yang baik dan berstruktur akan sangat berpengaruh sehingga dapar
mempermudah suatu instansi dalam menyelesaikan aktifitas sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara optimal.
Universitas Sumatera Utara
Struktur organisasi disusum dengan memperlihatkan garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas. Adapun bentuk struktur organisasi sekolah SD Negeri No.106837 Melati II
Perbaungan dapat dilihat dapat dilihat dari data berikut ini:
Struktur Organisasi Sekolah SD Negeri No. 106837 Melati II Perbaungan
KEPALA SEKOLAH : SYAHRIDA,S.Pd
KOMITE SEKOLAH : Drs. HARTOYO
BENDAHARA : FITRIYANI,S.Pd
SEKRETARIS : SITI HALIMAH,S.Pd
GURU KELAS 1 : 1. SWARNI
2. AHMAD RAFI’I GURU KELAS 2
: 1. FITRIYANI,S.Pd 2. DOVI SANDI,S.Pd
GURU KELAS 3 : 1. SRI YANTI,S.Pd
2. IRAWAN GURU KELAS 4
: 1. UMI ERLINA,S.Pd 2. ENTELINA SIRAIT,S.Pd
GURU KELAS 5 : HERMAWATI,S.Pd
GURU KELAS 6 : SITI HALIMAH,S.Pd
GURU AGAMA ISLAM : 1. LAILA HASANAH,S.Ag
2. SITI FATIMAH,S.Pdi GURU B.INGGRIS
: SUHARIANI,S.Pd GURU PENJASKES
: CHAZAKA MUQTADIR STAFF TATA USAHA
: HERI EFRIZAL
Universitas Sumatera Utara
III.4 Metodologi Penelitian III.4.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian korelasional, yaitu metode yang berusaha meneliti sejauhmana variasi pada suatu variabel
berhubungan dengan variasi-variasi pada variabel lainnya Rakhmat, 2007:27. Kelebihan metode korelasional adalah dapat mengukur hubungan diantara berbagai variabel, meramalkan
variabel tidak bebas, dan memudahkan untuk membuat pandangan eksperimen. Sedangkan kelemahan metode ini adalah korelasi yang tinggi dapat menunjukkan hubungan sebab akibat.
III.4.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri No.106837 Melati II Dusun Belimbing Kecamatan Perbaungan-20586, Sumatera Utara.
III.4.3 Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang
memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian Nawawi, 2001:141. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas VI SD Negeri No.106837 Melati II
Perbaungan 2010-2011 yang masih aktif bersekolah. Berdasarkan data yang diperoleh dari kepala sekolah SD Negeri No.106837 Melati II, jumlah seluruh murid kelas VI tahun ajaran
2010-2011 adalah 56 jiwa.
Universitas Sumatera Utara
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh
populasi yang didapatkan dengan menggunakan cara-cara tertentu nawawi, 1995:141. Jika populasi tidak terlalu banyak, maka digunakan total sampling Prasetyo, 2002:12. Jika
populasi kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Sampel dari penelitian ini adalah seluruh murid kelas VI SD Negeri No.106837 Melati II Perbaungan tahun ajaran 20102011 yang
berjumlah 56 orang.
III.4.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data atau informasi keterangan –keterangan data yang diperlukan, peneliti menggunakan metode sebagai berikut:
1. Penelitian Lapangan
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui kuisoner.
2. Studi Kepustakaan
Hal ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui buku-buku serta sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.
III.4.5 Teknik Analisis Data
a. Analisis Tabel Tunggal
Yaitu suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Table tunggal merupakan langkah
awal dalam menganalisis kolom-kolom yang merupakan sejumlah frekuensi dan presentasi untuk setiap kategori Singarimbun, 1995:226.
Universitas Sumatera Utara
b. Uji Hipotesis
Yaitu pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji tingkat hubungan diantara kedua variabel yang dikorelasional,
maka peneliti menggunakan rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh Sperman Spearman’s Rho Rank – Order correlations. Dalam teknik setiap data dari variabel-variabel yang diteliti
harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai terbesar dirangking.
Universitas Sumatera Utara
STRUKTUR ORGANISASI SD NEGERI 106837 MELATI II PERBAUNGAN
PEMBINA KEPALA DESA MELATI II
SUDARNO
KETUA Ka.SD Neg No.106837 Melati II
SYAHRIDA,S.Pd
SEKRETARIS HERI EFRIZAL
BENDAHARA KETUA KOMITE
Drs. HARTOYO
ANGGOTA
STAFF PUSKESMAS 1.
Drg. SABARLINA SARAGIH
2. ROSDIANA
3. KARMILA
4. SRI ULINA
GURU 1.
LAILA HASANAH,Sag 2.
SITI HALIMAH,S.Pd 3.
HERI EFRIZAL KOMITE SEKOLAH
1. Drs. HARTOYO
2. SUWARMAN
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. PELAKSANAAN PENGUMPULAN DATA