BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Jenis penelitian berupa penelitian kuantitatif dengan rancangan Quasi Eksperimen pre test and post test control group design yaitu kelompok perlakuan
penggunaan masker dan kelompok kontrol tanpa perlakuan.
3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Gudang Tembakau Deli PTPN II Klambir V Kabupaten Deli Serdang. Penelitian dilakukan 6 bulan terhitung mulai bulan Januari
sampai dengan Juni 2009, yang dimulai dari need assessment, pengumpulan data, pretes, perlakuan dan postes.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah semua pekerja dengan jumlah rata-rata 260 orang, sedangkan sampel penelitian untuk kelompok perlakuan diambil sejumlah 34 orang
dan kelompok kontrol sejumlah 34 orang, sampel diambil sesuai dengan kriteria inklusi sebagai berikut:
a. Pekerja bagian pensortiran daun tembakau.
b. Dapat membaca dan menulis.
c. Bersedia menjadi responden.
Naik Suryanta : Pengaruh Pengendalian Paparan Debu Pada Pekerja Pensortiran Daun Tembakau Di PT. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
d. Umur responden 20 – 45 tahun.
Cara pengambilan sampel dari populasi dalam penelitian ini dilakukan secara Randomisasi yaitu untuk mendapatkan sampel sebanyak 34 orang kelompok
perlakuan dan 34 orang kelompok kontrol sesuai dengan kriteria dalam penelitian. Menurut Kountour 2004 berdasarkan central limit theorem, distribusi rata-
rata sampel dari populasi dengan ukuran minimal 30 dianggap normal dan dapat menggunakan statistik parametrik.
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Prosedur Pengukuran Kadar Debu Daun Tembakau PM
10
Pengukuran debu dilakukan pada saat kunjungan ke tempat pensortiran daun tembakau oleh seorang petugas lapangan yang didampingi oleh peneliti. Pengukuran
debu di lingkungan kerja dilakukan pada saat proses produksi. Lamanya pengukuran pada tempat pensortiran daun tembakau selama 1 jam. Pada kegiatan ini dikumpulkan
juga data tentang keadaan ruang kerja. Adapun cara kerja alat dan perhitungan Laser Dust Monitor adalah sebagai
berikut:
Naik Suryanta : Pengaruh Pengendalian Paparan Debu Pada Pekerja Pensortiran Daun Tembakau Di PT. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Gambar 3.1.a. Alat Pengukur Kadar Debu
Tahap I : 1.
Mapping pemetaan. 2.
Letakkan alat di lokasi sampling. 3.
Tidak terganggu dengan sumber tegangan tinggi dengan tinggi ± 1 meter. Tahap II :
1. Buka kap inlet.
2. Stel timer 0,1,1,2,5,10 atau manual menit.
3. Tekan tombol onoff warna merah.
4. Cek kekuatan baterai dengan menekan tombol ‘bat’. Perhatikan jarum
berada di daerah ‘merah’ kemudian lepaskan.
Naik Suryanta : Pengaruh Pengendalian Paparan Debu Pada Pekerja Pensortiran Daun Tembakau Di PT. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
5. Tekan tombol ‘startstop’.
6. Tunggu sampai tanda - hilang dari display.
7. Catat counter yang ada di LCD display.
Dalam penelitian ini, pengukuran kadar debu pada ruang sortasi dilakukan pada 5 lima titik yaitu 2 dua titik sudut kanan, 2 dua titik sudut kiri, dan 1 satu
titik di tengah ruangan. Pada Gambar 3.1.a. berikut adalah pengukuran kadar debu oleh petugas di mana alat tersebut diletakkan di sudut ruangan sortasi tempat para
pekerja bekerja.
Gambar 3.1.b. Pengukuran Kadar Debu pada Titik Sudut Ruang Sortasi
Untuk mengetahui konsentrasi debu pada ruang sortasi, maka hasil pengukuran dihitung dengan menggunakan rumus:
Naik Suryanta : Pengaruh Pengendalian Paparan Debu Pada Pekerja Pensortiran Daun Tembakau Di PT. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
CPM x f Kadar Debu =
Q x t Keterangan:
CPM = Counter Per Menit display Q
= daya hisap udara = 12 lmenit t
= waktu sampling menit f
= 0,01 faktor sensitivitas alat
3.4.2. Alat Pengukuran Fungsi Paru
Alat yang digunakan untuk pengambilan data tentang gejala penyakit saluran pernafasan yaitu kondisi tidak normal penyakit saluran pernafasan pada pekerja yaitu
Peak Flow Meter merk Oxis.
Gambar 3.2. Alat Pengukur Fungsi Paru
Naik Suryanta : Pengaruh Pengendalian Paparan Debu Pada Pekerja Pensortiran Daun Tembakau Di PT. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Cara kerja alat: 1.
Mula-mula memposisikan pointer di nol. 2.
Kemudian angkat alat tersebut, di mana jari tangan tidak menyentuh skala alat ukurpeak flow meter atau alat tersebut diletakkan di samping mulut.
3. Berdiri jika memungkinkan. Ambil nafas dalam-dalam, tempatkan atau
letakkan peak flow meter di dalam mulut dan posisi horizontallurus, tutup bibir sekitar alat ukur, kemudian hembuskan dengan kencangkeras dan
secepatnya sesuai dengan kemampuan anda. 4.
Catattulis nilai indikasi skala yang ada pada pointer. Angka awal peak flow meter adalah nol 0, setelah dihembuskan angka pada alat ini dilihat sesuai
yang tertera pada alat tersebut. 5.
Ulangikembalikan pointer pada posisi nol dan ulangi semua prosedur 2 kali atau lebih untuk pembacaan 3 kali. Tandai nilai tertinggi dari 3 kali
pembacaan pada gambar sesuai yang ditunjukkan alat tersebut. 6.
Nilai tertinggi menunjukkan nilai fungsi paru. Angka pada alat tersebut adalah 100 ml – 700 ml, dengan rangerentang sebagai
berikut: 1. Fungsi paru baik
: 500 ml 2. Fungsi paru sedang : 300-500 ml
3. Fungsi paru kurang : 300 ml
Naik Suryanta : Pengaruh Pengendalian Paparan Debu Pada Pekerja Pensortiran Daun Tembakau Di PT. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Pengukuran fungsi paru pekerja pengsortir daun tembakau pada saat penelitian dilakukan pada saat sebelum menggunakan APD dan setelah menggunakan
APD selama 3 bulan. Pengukuran yang dilakukan pada masing-masing sampel sebanyak 3 kali pengulangan, angka tertinggi kemudian digunakan untuk
menentukan status fungsi paru sampel. Pada gambar 3.4.2. ini merupakan salah satu contoh pelaksanaan pengukuran fungsi para pekerja.
Gambar 3.3. Pengukuran Fungsi Paru Pekerja Pengsortir Daun Tembakau
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel terikat dependen dan variabel bebas independen, yaitu:
Naik Suryanta : Pengaruh Pengendalian Paparan Debu Pada Pekerja Pensortiran Daun Tembakau Di PT. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
a. Variabel Penelitian
Variabel terikat yaitu fungsi paru Variabel bebas yaitu penggunaan alat pelindung diri masker
b. Definisi Operasional Tabel 3.1. Definisi Operasional