Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme dan pelepasan formaldehid dari material bangunan Suma’mur, 1995. Menurut Heryuni 1993 dalam Naiem, 1992 berdasarkan surat edaran Menteri Tenaga Kerja No SE-01Men1978 mengenai Nilai Ambang Batas yang berlaku untuk lingkungan kerja industri adalah kelembaban 65-90 dengan kisaran suhu 26-30 C. Sedangkan menurut Kepmenkes No 261MenkesSKII1998 untuk kelembaban adalah 60.

2.7.3. Penggunaan Alat Pelindung Diri APD

Perlindungan tenaga kerja yang utama melalui upaya teknis pengamanan tempat, peralatan dan lingkungan kerja. Penggunaan alat pelindung diri merupakan upaya terakhir dalam usaha perlindungan tenaga kerja. Oleh karena itu alat pelindung diri harus memenuhi persyaratan antara lain: enak dipakai, tidak mengganggu kerja dan memberikan perlindungan yang efektif terhadap jenis bahaya yang ada. Menurut Pery dalam Sudiman 2005, dikatakan bahwa perilaku pemakaian alat pelindung diri dipengaruhi oleh sikap dari pekerjaannya dan sikap pekerja tersebut akan dipengaruhi oleh pengetahuannya.

2.8. Landasan Teori

Berbagai studi epidemiologi yang mempelajari hubungan antara pajanan debu PM 10 terhadap gangguan pernafasan gejala penyakit saluran pernafasan telah banyak dilakukan, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: Naik Suryanta : Pengaruh Pengendalian Paparan Debu Pada Pekerja Pensortiran Daun Tembakau Di PT. X Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository © 2008 1. Braun-Fahrlander, et.al 1997 studi anak sekolah di Swiss, usia 6 sampai dengan 16 tahun. Hasil studi menunjukkan adanya hubungan antara batuk kronis dan bronkhitis dengan konsentrasi PM 10 di udara ambien. Peningkatan PM 10 sebesar 50 µgm 3 berhubungan dengan batuk kronis dengan OR 11,4 95CI : 2,8-45,5. 2. Holmess, et.al 1989 dalam Wright 1991, studi terhadap 50 pekerja furniture, ditemukan konsentrasi PM 10 109 µgm 3 menyebabkan terjadinya faal paru pekerja sebanyak 31. Variabel yang dikontrol dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin dan ventilasi. 3. Shamssain, et.al 1992 yang melakukan penelitian terhadap pekerja kayu, menemukan konsentrasi debu 229 µgm 3 menyebabkan terjadinya penurunan faal paru sebanyak 31 tenaga kerja dengan umur antara 20 sampai 45 tahun. 4. Penelitian Godsmith 1997 terhadap tenaga furniture menemukan konsentrasi debu 300 µgm 3 belum menyebabkan terjadinya penurunan faal paru. Rentang konsentrasi debu antara 137 sd 450 µgm 3 . Analisa dengan menggunakan regresi logistik, sedangkan variabel confounding dalam penelitian adalah umur, riwayat penyakit dan ventilasi tempat kerja. 5. Penelitian Douwes 2006, bahwa umur mempengaruhi hubungan pemajanan PM 10 dengan terjadinya gejala asma, dengan OR : 2,10 95 CI : 1,0 – 4,4 dengan variabel penelitian confounding adalah umur, dan kebiasaan merokok. 6. Penelitian Huda 2004, bahwa kerentanan terhadap efek yang berhubungan dengan pemajanan PM 10 akan meningkat pada kelompok pekerja yang Naik Suryanta : Pengaruh Pengendalian Paparan Debu Pada Pekerja Pensortiran Daun Tembakau Di PT. X Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository © 2008 berhubungan dengan debu kayu dibandingkan kelompok pekerja yang tidak berhubungan dengan debu. 7. Penelitian Zulfia 2003 bahwa kelembaban mempengaruhi proses pajanan debu, di mana debu yang terdispersi pada ruang yang lebih lembab akan bergerak secara terbatas karena terabsorbsi oleh uap air yang ada di udara sehingga berat molekulnya bertambah. 8. Robert et.al 1998 dalam Environment Health Project EHP terhadap pekerja batu bara, di mana ruangan yang luas dan terbuka dapat tidak menyebabkan terjadinya gangguan fungsi paru sebanyak 34. Naik Suryanta : Pengaruh Pengendalian Paparan Debu Pada Pekerja Pensortiran Daun Tembakau Di PT. X Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository © 2008

2.9. Kerangka Konsep