Masalah pencemaran udara bukanlah masalah ringan karena dampak yang ditimbulkan sangat luas dan merugikan manusia baik secara langsung maupun tidak
langsung. Dampak negatif secara langsung dialami manusia adalah pada aspek kesehatan, kenyamanan hidup, dan keselamatan. Sedangkan dampak negatif tidak
langsung yaitu berupa penyakit pada lingkungan hidup, perekonomian, estetika dan tumbuhan Aditama, 1992.
Berdasarkan buletin WHO yang dikutip Holzworth dan Cormick 1986, penentuan udara tercemar atau tidaknya udara suatu daerah kriterianya, yaitu:
Tabel 2.1. Kriteria Udara Bersih dan Udara Tercemar oleh WHO Parameter
Udara Bersih Udara Tercemar
Bahan partikel 0,01 – 0,02 mgm
3
0,07 – 0,7 mgm
3
SO
2
0,003 – 0,02 ppm 0,02 – 2 ppm
CO 1 ppm
5 – 200 ppm NO
2
0,003 – 0,02 ppm 0,02 – 0,1 ppm
CO
2
310 – 330 ppm 350 – 700 ppm
Hidrokarbon 1 ppm
1 – 2 ppm Sumber: WHO, 2000
2.2.3. Pencemaran Udara oleh Partikulat Debu
Partikel menurut WHO seperti yang dikutip oleh Purwana 1999 adalah sejumlah benda padat atau cair dalam bermacam-macam ukuran, jenis dan bentuk
yang tersebar dari sumber-sumber antropogenik dan sumber alam. Partikulat menyebar di atmosfer akibat dari berbagai proses alami seperti
letusan vulkano, hembusan debu serta tanah oleh angin. Aktivitas manusia juga berperan dalam penyebaran partikel, misal dalam bentuk partikel debu dan asbes dari
bahan bangunan, abu terbang dari proses peleburan baja dan asap dari proses
Naik Suryanta : Pengaruh Pengendalian Paparan Debu Pada Pekerja Pensortiran Daun Tembakau Di PT. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
pembakaran tidak sempurna, terutama dari batu arang. Sumber partikel yang utama adalah pembakaran dari bahan bakar sumbernya diikuti proses-proses industri.
Partikel di atmosfer dalam bentuk suspensi, yang terdiri atas partikel-partikel padat dan cair. Ukuran partikel dari 100 mikron hingga kurang dari 0,01 mikron.
Terdapat hubungan antara partikel polutan dengan sumbernya Fardiaz 1992 Dampak kesehatan utama dari pemajanan debu adalah penyakit asma dan
penyakit saluran pernafasan lainnya, batuk dan naiknya mortalitas tergantung kepada konsentrasi dari sifat fisik partikel debu itu sendiri. Polutan debu masuk ke dalam
tubuh manusia terutama melalui sistem pernafasan, oleh karena itu pengaruh yang merugikan langsung terutama terjadi pada sistem saluran pernafasan. Faktor yang
paling berpengaruh adalah ukuran partikel, karena ukuran ini menentukan seberapa jauh penerasi ke dalam sistem pernafasan Fardiaz, 1992.
Partikel-partikel yang masuk dan tertinggal di dalam paru-paru mungkin berbahaya bagi ksehatan karena tiga hal penting yaitu: partikel tersebut mungkin
beracun karena sifat kimia dan fisiknya, partikel tersebut mungkin inert tetapi mengganggu pembersihan bahan-bahan lain yang berbahaya dan partikel tersebut
mungkin dapat membawa gas-gas berbahaya. Mekanisme yang mungkin dapat menerangkan mengapa debu dapat
menyebabkan penyakit saluran pernafasan adalah dengan makin banyaknya pemajanan debu maka cilia akan terus menerus mengeluarkan debu tersebut sehingga
lama kelamaan cilia teriritasi dan tidak peka lagi, sehingga debu akan lebih mudah masuk. Selain itu yang terpenting orang tersebut akan rentan terhadap infeksi saluran
Naik Suryanta : Pengaruh Pengendalian Paparan Debu Pada Pekerja Pensortiran Daun Tembakau Di PT. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
pernafasan lainnya. Kasus penyakit yang banyak dilaporkan dan berhubungan dengan debu adalah bronchitis kronis dan emphysema.
2.2.4. Partikulat Melayang PM