4.2.3. Pendidikan
Distribusi pekerja pensortir daun tembakau di PT. X berdasarkan pendidikan disajikan pada gambar berikut ini:
20 40
60 80
PENDIDIKAN
SD 61,8
79,4 SMP
35,3 11,8
SMA 2,9
8,8 KONTROL
PERLAKUAN
Gambar 4.4. Karakteristik Sampel Berdasarkan Pendidikan
Tingkat pendidikan pekerja pensortir daun tembakau sebagian besar memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar SD, di mana pada kelompok kontrol sebesar
61,8 21 orang dan kelompok perlakuan sebesar 79,4 27 orang.
4.3. Kadar Debu
Adapun nilai kadar debu pada ruangan tempat pekerja bekerja menunjukkan nilai yang berbeda, seperti pada gambar berikut ini:
Naik Suryanta : Pengaruh Pengendalian Paparan Debu Pada Pekerja Pensortiran Daun Tembakau Di PT. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
50 100
150 200
KADAR DEBU µgm
3
KADAR DEBU 152,3
158,62 197,6
168,97 167,74
Titik 1 Titik 2
Titik 3 Titik 4
Titik 5
Gambar 4.5. Kadar Debu Berdasarkan Titik Pengukuran
Pada gambar di atas terlihat bahwa nilai kadar debu berbeda untuk masing- masing titik, nilai kadar debu yang paling tinggi terdapat pada titik tengah yaitu 197,6
µgm
3
sedangkan yang terendah pada titik 1 satu sebesar 152,3µgm
3
. Namun, jika dirata-ratakan nilai kadar debu pada semua titik maka memiliki nilai kadar debu
167,65 µgm
3,
di mana nilai ini telah melebihi Nilai Ambang Batas NAB yaitu 150 µgm
3
lihat Lampiran 3.
4.4. Fungsi Paru
Hasil pengukuran fungsi paru pekerja pensortiran daun tembakau dengan menggunakan alat Peak Flow Meter dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
Naik Suryanta : Pengaruh Pengendalian Paparan Debu Pada Pekerja Pensortiran Daun Tembakau Di PT. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Tabel 4.1. Rata-rata Nilai Fungsi Paru Pekerja Pensortir Daun Tembakau Variabel Kontrol
Perlakuan
Fungsi Paru Sebelum Intervensi ml 318,09
308,68 Fungsi Paru Setelah Intervensi ml
322,35 362,50
P Value 0,087
0,0001 Dari hasil pengukuran diketahui bahwa rata-rata fungsi paru pekerja
pensortiran daun tembakau pada kelompok kontrol sebelum intervensi sebesar 318,09 ml dan setelah intervensi 322,35 ml. Walau diuji pakai uji t hasilnya tidak bermakna
atau tidak ada beda disebabkan para pekerja sebelum dan sesudah intervensi tidak memakai masker. Sedangkan untuk kelompok perlakuan memiliki nilai rata-rata
sebelum intervensi sebesar 308,68 ml dan setelah intervensi mengalami kenaikan menjadi 362,50 ml disebabkan para pekerja sebelum dan sesudah intervensi memakai
masker. Jika diuji pakai uji t hasilnya bermakna jika nilai rata-rata fungsi paru ini dimasukkan ke dalam standar pengukuran maka fungsi paru untuk kedua kelompok
berada pada status sedang, yaitu antara 300-500 ml. Dari hasil uji statistik yang dilakukan pada kelompok kontrol sebelum dan
setelah mendapatkan intervensi menunjukkan tidak adanya perbedaan rata-rata yang signifikan dengan nilai p = 0,087 atau p0,05, artinya uji t tidak bermakna karena P
Value 0,05 sedangkan untuk kelompok kasus sebelum dan setelah mendapatkan intervensi menunjukkan adanya perbedaan rata-rata yang signifikan dengan nilai p =
0,0001 p0,05 artinya uji t bermakna karena P Value 0,05.
Naik Suryanta : Pengaruh Pengendalian Paparan Debu Pada Pekerja Pensortiran Daun Tembakau Di PT. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Jika dilihat nilai rata-rata fungsi paru pada pekerja pensortir daun tembakau untuk kedua kelompok sebelum dan setelah intervensi, maka masing-masing
kelompok menunjukkan angka yang berbeda, seperti pada Gambar 4.6 berikut ini:
100 200
300 400
NILAI RATA-RATA FUNGSI PARU ml
SEBELUM INTERVENSI
318,09 308,68
SETELAH INTERVENSI
322,35 362,5
SELISIH 4,26
53,82 KONTROL
PERLAKUAN
Gambar 4.6. Nilai Rata-Rata Fungsi Paru
Dari gambar di atas terlihat bahwa kedua kelompok menunjukkan selisih fungsi paru, untuk kelompok kontrol tanpa menggunakan memiliki selisih rata-rata
sebesar 4,26 ml, sedangkan pada kelompok perlakuan dengan menggunakan memiliki selisih yang lebih tinggi yaitu sebesar 53,82 ml.
Naik Suryanta : Pengaruh Pengendalian Paparan Debu Pada Pekerja Pensortiran Daun Tembakau Di PT. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Kadar Debu