Cacing yang Ditularkan Melalui Tanah Soil- Transmited Helminths

Infeksi cacing tambang umumnya berlangsung secara menahun, cacing tambang ini sudah dikenal sebagai penghisap darah. Seekor cacing tambang mampu menghisap darah 0,2 ml perhari. Apabila terjadi infeksi berat, maka penderita akan kehilangan darah secara perlahan dan dapat menyebabkan anemia berat. Infeksi ketiga jenis cacing ini dapat terjadi sendiri-sendiri ataupun secara bersama-sama 2 atau 3 jenis cacing sekaligus. Semakin banyak jenis cacing ataupun jumlahnya yang ada di dalam tubuh semakin berat gangguan kesehatan yang ditimbulkan.

2.4. Cacing yang Ditularkan Melalui Tanah Soil- Transmited Helminths

2.4.1. Cacing Gelang Ascaris lumbricoides 2.4.1.1. Siklus Hidup Manusia merupakan satu-satunya hospes cacing ini. Cacing jantan berukuran 10 - 30 cm, sedangkan betina 22 – 35 cm, pada stadium dewasa hidup di rongga usus halus, cacing betina dapat bertelur sampai 100.000 – 200.000 butir sehari, terdiri dari telur yang dibuahi dan telur yang tidak dibuahi. Dalam lingkungan yang sesuai, telur yang dibuahi tumbuh menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu. Bentuk infektif ini bila tertelan manusia, akan menetas menjadi larva di usus halus, larva tersebut menembus dinding usus menuju pembuluh darah atau saluran limfa dan dialirkan ke jantung lalu mengikuti aliran darah ke paru-paru menembus dinding pembuluh darah, lalu melalui dinding alveolus masuk rongga alveolus, kemudian naik ke trachea melalui bronchiolus dan broncus. Dari trachea larva menuju ke faring, sehingga menimbulkan rangsangan batuk, kemudian tertelan masuk ke dalam Salbiah : Hubungan Karakteristik Siswa Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Infeksi Cacingan Siswa Sekolah..., 2008 USU e-Repository © 2008 24 esofagus lalu menuju ke usus halus, tumbuh menjadi cacing dewasa. Proses tersebut memerlukan waktu kurang lebih 2 bulan sejak tertelan sampai menjadi cacing dewasa Depkes RI, 2004. 2.4.1.2. Gejala Klinis Menurut Brown 1983 Ascaris lumbricoides menimbulkan gejala penyakit yang disebabkan oleh : a. Larva : menimbulkan kerusakan kecil pada paru-paru dan menyebabkan “loeffler syndome” dengan gejala demam, batuk, infiltrasi paru-paru, oedema, asthma, leucocytosis, eosinofilia b. Cacing dewasa : penderitanya disebut Ascariasis. Penderita dengan infeksi ringan biasanya mengalami gejala gangguan usus ringan seperti : mual, nafsu makan berkurang, diare dan konstipasi. Pada infeksi berat terutama pada anak-anak dapat terjadi malabsorbsi sehingga memperberat keadaan malnutrisi. Dalam sehari setiap ekor cacing menghisap 0,14 karbohidrat dalam usus halus penderita. 2.4.1.3. Diagnosa Diagnosa dapat ditegakkan dengan menemukan telur cacing pada pemeriksaan feses secara langsung. Selain itu, diagnosa dapat juga dilakukan bila cacing dewasa keluar melalui mulut, hidung maupun anus Jawetz et al,1996. Gambaran umum siklus hidup cacing Ascaris lumbricoides dapat dilihat pada gambar berikut ini. Salbiah : Hubungan Karakteristik Siswa Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Infeksi Cacingan Siswa Sekolah..., 2008 USU e-Repository © 2008 25 Gambar 1. Siklus hidup Ascaris lumbricoides Keterangan : 1. Cacing dewasa hidup di saluran usus halus. Seekor cacing betina mampu menghasilkan telur sampai 240,000 per hari, yang akan keluar bersama feses. 2. Telur yang sudah dibuahi mengandung embrio dan menjadi infective setelah 18 hari sampai beberapa minggu di tanah, 3. tergantung pada kondisi lingkungan kondisi optimum: lembab, hangat, tempat teduh. 4. Telur infective tertelan, 5. masuk ke usus halus dan menetas mengeluarkan larva yang kemudian menembus mucosa usus, masuk kelenjar getah bening dan aliran darah dan terbawa sampai ke paru-paru. 6. Larva mengalami pendewasaan di dalam paru-paru 10-14 hari, menembus dinding alveoli, naik ke saluran pernafasan dan akhirnya tertelan kembali. Ketika mencapai usus halus, larva tumbuh menjadi cacing dewasa. Waktu yang diperlukan mulai dari tertelan telur infektif sampai menjadi cacing dewasa sekitar 2 sampai 3 bulan. Cacing dewasa dapat hidup 1 sampai 2 tahun di dalam tubuh Albert, 2006. .2.4.2. Cacing Cambuk Trichuris trichiura 2.4.2.1. Siklus hidup Manusia adalah hospes utama cacing Trichuris trichiura. Cara infeksi adalah langsung, tidak memerlukan hospes perantara. Bila telur yang telah berisi embrio tertelan manusia, larva yang menjadi aktif akan keluar di usus halus masuk ke usus Salbiah : Hubungan Karakteristik Siswa Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Infeksi Cacingan Siswa Sekolah..., 2008 USU e-Repository © 2008 26 besar dan menjadi dewasa dan menetap. Cacing ini dapat hidup beberapa tahun di usus besar hospes Brown, 1983. 2.4.2.2. Gejala Klinis Gejala yang ditimbulkan oleh cacing cambuk biasanya tanpa gejala pada infeksi ringan. Pada infeksi menahun dapat menimbulkan anemia, diare, sakit perut, mual dan berat badan turun Brown, 1983. 2.4.2.3. Diagnosa Diagnosa ditegakkan dengan menemukan telur cacing pada feses penderita. Siklus hidup cacing Trichuris trichiura digambarkan sebagai berikut Albert, 2006: Gambar 2. Siklus hidup Trichuris trichiura Salbiah : Hubungan Karakteristik Siswa Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Infeksi Cacingan Siswa Sekolah..., 2008 USU e-Repository © 2008 27 2.4.3. Cacing Tambang Ancylostoma duodenale dan Necator americanus 2.4.3.1. Siklus Hidup Hospes parasit ini adalah manusia, cacing dewasa hidup di rongga usus halus dengan giginya melekat pada mucosa usus. Cacing betina menghasilkan 9.000 – 10.000 butir telur sehari. Cacing betina mempunyai panjang sekitar 1 cm, cacing jantan kira-kira 0,8 cm, cacing dewasa berbentuk seperti huruf S atau C dan di dalam mulutnya ada sepasang gigi. Daur hidup cacing tambang dimulai dari keluarnya telur cacing bersama feses, setelah 1 – 1,5 hari dalam tanah, telur tersebut menetas menjadi larva rhabditiform. Dalam waktu sekitar 3 hari larva tumbuh menjadi larva filariform yang dapat menembus kulit dan dapat bertahan hidup 7–8 minggu di tanah. Setelah menembus kulit, larva ikut aliran darah ke jantung terus ke paru-paru. Di paru-paru menembus pembuluh darah masuk ke bronchus lalu ke trachea dan larynk. Dari larynk, larva ikut tertelan dan masuk ke dalam usus halus dan menjadi cacing dewasa. Infeksi terjadi bila larva filariform menembus kulit atau ikut tertelan bersama makanan Gandahusada dkk, 2004. 2.4.3.2. Gejala Klinis Gejala klinis yang ditimbulkan oleh cacing tambang disebabkan oleh adanya larva dan cacing dewasa Gandahusada dkk, 2004. a. Larva filariform : Stadium larva bila menembus kulit maka terjadi perubahan kulit yng disebut ground itch, perubahan pada paru-paru biasanya ringan Salbiah : Hubungan Karakteristik Siswa Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Infeksi Cacingan Siswa Sekolah..., 2008 USU e-Repository © 2008 28 b. Stadium dewasa, tergantung pada spesies dan jumlah cacing serta gizi penderita. Sifat cacing dewasa yang menghisap darah, berpindah-pindah dan luka bekas isapannya terus mengeluarkan darah karena cacing ini mengeluarkan sejenis antikoagulan pada mukosa usus tempat mulutnya melekat sehingga dapat menimbulkan anemia. 2.4.3.3. Diagnosa Gambaran klinis, walaupun tidak khas, tidak cukup mendukung untuk memastikan untuk dapat membedakan dengan anemi karena defisiensi makanan atau karena infeksi cacing lainnya. Diagnosa terakhir ditegakkan dengan menemukan telur cacing pada feses penderita. Secara praktis telur cacing A. duodenale tidak dapat dibedakan dengan telur N. americanus. Untuk membedakan kedua spesies ini biasanya dilakukan tekhnik pembiakan larva Brown, 1983. Gambar 3. Siklus hidup Hookworm Ancylostoma duodenale dan Necator americanus Salbiah : Hubungan Karakteristik Siswa Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Infeksi Cacingan Siswa Sekolah..., 2008 USU e-Repository © 2008 29 Keterangan : Larva cacing tambang pada suhu hangat dan lembab mengalami pertumbuhan dalam 3 tahap. Pada tahap ahir, larva-larva ini akan naik ke permukaan tanah. Dengan bentuk tubuh yang runcing di bagian atas, larva ini akan masuk menembus kulit dan ikut ke dalam aliran darah sampai ke organ hati. Melalui pembuluh darah larva ini akan terbawa ke paru-paru. Larva cacing tambang kemudian bermigrasi ke bagian kerongkongan dan kemudian tertelan. Larva kemudian menuju usus halus dan menjadi dewasa dengan menghisap darah penderita. Cacing tambang bertelur di usus halus yang kemudian dikeluarkan bersama dengan feses ke alam dan akan menyebar kemana-mana Albert, 2006.

2.5. Perilaku

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik Ibu dan Sanitasi Dasar dengan Kejadiaan Diare di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan Tahun 2012”.

0 101 83

Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe

6 48 123

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

1 9 148

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT CACINGAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI ROWOSARI 01 KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TAHUN AJARAN 2006/2007.

0 3 85

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

0 0 16

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

0 0 2

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

0 0 7

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

0 0 33

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

0 5 5

Hubungan Karakteristik Ibu dan Sanitasi Dasar dengan Kejadiaan Diare di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan Tahun 2012”.

0 0 12