BAB V PEMBAHASAN
5.1. Infeksi Cacingan
Dari 65 siswa yang diperiksa, 35 orang 53,8 positif terinfeksi cacingan. Hasil penelitian ini menunjukkan angka yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan angka
nasional yang hanya sebesar 30,35. Hal ini dimungkinkan mengingat anak usia sekolah dasar masih sering kontak dengan tanah. Di samping itu kondisi lingkungan
daerah penelitian merupakan daerah kumuh dengan cakupan jamban yang masih rendah 55,3. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi sanitasi lingkungan sekolah
dan rumah juga tidak memenuhi syarat kesehatan. Hal ini memungkinkan tingginya prevalensi infeksi cacingan pada siswa sekolah dasar tersebut Infeksi cacingan
merupakan penyakit yang berbasis lingkungan, dimana tanah sebagai media penularannya Chandra, 2007.
Hasil penelitian yang dilakukan pada siswa sekolah dasar di kabupaten Karo tahun 2004 oleh Pasaribu mendapatkan hasil 91,3 positif terinfeksi cacingan. Hasil
survey oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara pada tingkat kabupaten tahun 2006 menunjukkan angka infeksi rata-rata sebesar 49,2. Adanya perbedaan
prevalensi atau angka kejadian cacingan di beberapa wilayah ini kemungkinan disebabkan oleh adanya perbedaan fakor resiko di beberapa lokasi penelitian,
terutama yang berhubungan dengan kondisi sanitasi lingkungan, hygiene sanitasi siswa dan kondisi alam atau geografi Wachidaniyah, 2002.
Salbiah : Hubungan Karakteristik Siswa Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Infeksi Cacingan Siswa Sekolah..., 2008 USU e-Repository © 2008
63
5.2. Hubungan Karakteristik Siswa dengan Infeksi Cacingan
Hasil uji statistik menunjukkan pada jenis kelamin diperoleh nilai p-value = 0,943 0,05 artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan
infeksi cacingan. Hal ini dimungkinkan karena infeksi cacingan tidak dipengaruhi oleh hormonal sehingga dapat menginfeksi laki-laki atau perempuan yang
mempunyai faktor resiko terinfeksi. Disamping itu perilaku bermain anak sekolah dasar laki-laki dan perempuan hampir sama. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian sejenis yang dilakukan oleh Pasaribu tahun 2004 di kabupaten Karo juga oleh Hidayat di kota Mataram tahun 2002.
5.3. Hubungan Perilaku Siswa dengan Infeksi Cacingan