5.2. Hubungan Karakteristik Siswa dengan Infeksi Cacingan
Hasil uji statistik menunjukkan pada jenis kelamin diperoleh nilai p-value = 0,943 0,05 artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan
infeksi cacingan. Hal ini dimungkinkan karena infeksi cacingan tidak dipengaruhi oleh hormonal sehingga dapat menginfeksi laki-laki atau perempuan yang
mempunyai faktor resiko terinfeksi. Disamping itu perilaku bermain anak sekolah dasar laki-laki dan perempuan hampir sama. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian sejenis yang dilakukan oleh Pasaribu tahun 2004 di kabupaten Karo juga oleh Hidayat di kota Mataram tahun 2002.
5.3. Hubungan Perilaku Siswa dengan Infeksi Cacingan
Perilaku pada hakekatnya adalah suatu aktifitas dari seseorang baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Pengetahuan dan sikap merupakan
sebagian bentuk operasional dari perilaku. Seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik akan sesuatu hal diharapkan akan mempunyai sikap yang baik terhadap hal
tersebut. Sikap yang baik terhadap suatu hal diharapkan akan mempunyai tindakan yang baik pula.
Hasil penelitian terhadap 65 orang responden menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap secara umum adalah dalam kategori baik 80 dan 83
namun tindakan responden terhadap infeksi cacingan melalui usaha kesehatan pribadi yang dominan adalah kategori tidak baik 57,0. Melalui usaha kesehatan pribadi
tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar responden cukup mengetahui dan bersikap baik perihal mencuci tangan sebelum makan, memelihara kebersihan kuku,
Salbiah : Hubungan Karakteristik Siswa Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Infeksi Cacingan Siswa Sekolah..., 2008 USU e-Repository © 2008
64
cara masuk bibit penyakit dan buang air besar di jamban tetapi dalam bertindak sehari-hari memiliki tindakan yang tidak baik.
Siswa dengan tingkat pengetahuan baik berjumlah 52 orang 80, siswa dengan tingkat pengetahuan tidak baik 13 orang 20,0. Hasil uji chi-square
menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan siswa dengan infeksi cacingan dengan nilai p-value = 0,765 0,05. Hal ini terjadi karena
siswa kelas VI sudah mendapat pengetahuan mengenai infeksi cacingan melalui pelajaran Sains, mengenai penyebab, gejala, cara penularan dan cara pencegahan.
Selain itu sarana Usaha Kesehatan Sekolah UKS juga tidak kalah penting dalam penyampaian informasi kesehatan di sekolah karena salah satu program dari UKS ini
adalah kegiatan penanggulangan cacingan. Siswa mengetahui dengan baik tentang gejala infeksi cacingan sebanyak 53 orang 81,5, lalat sebagai vektor penularan
sebanyak 47 orang 72,3 dan cara pencegahan agar terhindar dari infeksi seperti mencuci tangan sebelum makan sebanyak 53 orang 81,5. Hal ini sesuai dengan
pendapat Notoatmodjo 2003, yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek
tertentu. Dari hasil uji chi-square terhadap sikap diperoleh nilai p-value = 0,960 0,05
artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan dengan infeski cacingan. Dari 54 83,0 siswa yang bersikap baik, 29 orang 53,7 terinfeksi
cacingan. Ini terjadi karena meskipun siswa sekolah dasar memiliki pengetahuan yang baik tetapi mereka tidak bersikap sesuai dengan pengetahuannya. Sikap yang
Salbiah : Hubungan Karakteristik Siswa Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Infeksi Cacingan Siswa Sekolah..., 2008 USU e-Repository © 2008
65
tidak baik ditunjukkan oleh 35 siswa 53,8 yang menyatakan tidak setuju jika harus memakai sepatu selama berada di sekolah, karena ada saat mereka terbiasa
membuka sepatu yaitu apabila mereka selesai berolah raga. Kebiasaan bab di jamban dapat mencegah infeksi cacingan disetujui sebagian kecil siswa 47,7. Hal ini
sesuai dengan pendapat Azwar 2002, yang menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan pelaksana motif tertentu. Sikap
belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas tetapi adalah predispose suatu perilaku.
Dari 37 siswa 56,9 dengan tindakan tidak baik, 23 siswa 62,2 positif terhadap infeksi cacingan. Hasil uji chi-square terhadap tindakan diperoleh p-value =
0,002 0,05 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara tindakan dengan infeksi cacingan. Hal ini disebabkan meskipun siswa memiliki pengetahuan dan sikap
yang baik tetapi memiliki tindakan yang tidak baik. Sebagian besar siswa mengaku pernah minum air yang tidak dimasak yaitu sebanyak 52 orang 80,0, tidak
memakai alas kaki saat bermain di tanah 52 orang 80,0, makan sambil bermain di tanah sebanyak 50 orang 76,9 dan pernah BAB di sembarang tempat sebanyak 46
orang 70,7. Ketidaksediaan sarana prasarana yang memadai untuk personal hygiene turut mendukung tindakan yang tidak baik pada siswa sekolah dasar ini.
Tidak tersedianya jamban dengan lokasi rumah dekat pantai mendorong masyarakat untuk tidak BAB di jamban. Dari hasil wawancara dengan beberapa
siswa didapatkan hasil bahwa ketidaksediaan air di jamban juga mendorong mereka untuk BAB di sembarang tempat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Zit 2000 yang
Salbiah : Hubungan Karakteristik Siswa Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Infeksi Cacingan Siswa Sekolah..., 2008 USU e-Repository © 2008
66
menyatakan bahwa kebiasaan manusia mencemari lingkungan dengan tinjanya sendiri dengan didukung oleh iklim yang sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangan cacing merupakan beberapa faktor yang menyebabkan tingginya prevalensi infeksi cacingan yang ditularkan melalui tanah.
5.3. Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Infeksi Cacingan