Keterangan :
Larva cacing tambang pada suhu hangat dan lembab mengalami pertumbuhan dalam 3 tahap. Pada tahap ahir, larva-larva ini akan naik ke permukaan tanah. Dengan bentuk tubuh yang runcing di bagian
atas, larva ini akan masuk menembus kulit dan ikut ke dalam aliran darah sampai ke organ hati. Melalui pembuluh darah larva ini akan terbawa ke paru-paru. Larva cacing tambang kemudian
bermigrasi ke bagian kerongkongan dan kemudian tertelan. Larva kemudian menuju usus halus dan menjadi dewasa dengan menghisap darah penderita. Cacing tambang bertelur di usus halus yang
kemudian dikeluarkan bersama dengan feses ke alam dan akan menyebar kemana-mana Albert, 2006.
2.5. Perilaku
Perilaku manusia pada hakekatnya merupakan aktifitas dari manusia itu sendiri. Perilaku merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan,
keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan lain-lain. Gejala-gejala kejiwaan tersebut dipengaruhi oleh pengalaman, keyakinan, fasilitas dan faktor sosial
budaya yang ada di lingkungannya Notoatmodjo, 2003. Perilaku menurut Skinner dalam Notoatmodjo, 2003 merupakan hasil
hubungan antara perangsang stimulus dan respon. Secara lebih operasional, perilaku dapat diartikan sebagai respon organisme atau seseorang terhadap adanya stimulus
atau rangsangan dari luar subjek tersebut. Respon tersebut dapat berupa respon pasif atau respon aktif. Menurut Sarwono 1993, perilaku merupakan hasil dari segala
macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan praktek.
Proses pembentukan dan perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam dan luar individu. Faktor dari dalam individu tersebut
meliputi pengetahuan, kecerdasan, persepsi, sikap, emosi, motivasi yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. Faktor dari luar individu meliputi lingkungan
Salbiah : Hubungan Karakteristik Siswa Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Infeksi Cacingan Siswa Sekolah..., 2008 USU e-Repository © 2008
30
sekitar, baik fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia, sosial ekonomi, budaya dan sebagainya Notoatmodjo, 2003.
Perilaku masyarakat untuk buang air besar di sembarang tempat dan kebiasaan tidak memakai alas kaki mempunyai intensitas infeksi cacing tambang pada
penduduk di Desa Jagapati Bali, dengan pola transmisi infeksi cacing tersebut pada umumnya terjadi di dekat rumah Bakta, 1995. Kebiasaan buang air besar di sungai
secara menetap ternyata menyebabkan tingginya infeksi oleh ”Soil-Transmited Helminths” pada masyarakat Sanliurfa Turkey Ulukanligil et al, 2001.
2.5.1. Pengetahuan Menurut Notoatmodjo 2003 pengetahuan merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran mata dan
telinga. Beberapa pengalaman dan penelitian menyatakan perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan abadi, sebaliknya apabila perilaku tidak didasari pengetahuan
dan kesadaran seseorang tidak akan berlangsung lama. Pengetahuan juga dapat diartikan sebagai sekumpulan informasi yang dipahami, yang diperoleh dari proses
belajar selama hidup dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungannya Supriyadi, 1993.
Pengetahuan tentang objek dapat diperoleh dari pengalaman, guru, orang tua, teman, buku dan media masa WHO, 1992 dalam Wachidanijah, 2002. Pengetahuan
seseorang terhadap suatu objek dapat berubah dan berkembang sesuai dengan
Salbiah : Hubungan Karakteristik Siswa Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Infeksi Cacingan Siswa Sekolah..., 2008 USU e-Repository © 2008
31
kemampuan, kebutuhan, pengalaman dan tinggi rendahnya mobilitas informasi tentang objek tersebut di lingkungannya.
Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya penularan infeksi cacingan adalah kurangnya pengetahuan tentang infeksi cacingan. Penelitian Wachidanijah,
2002 menunjukkan bahwa terdapat kecendrungan makin tinggi pengetahuan semakin baik perilaku dalam hubungannya dengan penyakit cacingan.
Curtale et al 1998 melakukan penelitian tentang pengetahuan, persepsi dan perilaku ibu terhadap infeksi cacing usus di Mesir dengan sampel 768 ibu rumah
tangga yang mempunyai anak berusia 2-12 tahun. Hasil yang diperoleh adalah prevalensi cacingan yang rendah di didapat pada ibu yang mempunyai pengetahuan
baik. 2.5.2. Sikap
Brigham 1991 seperti yang dikutip Wachidanijah 2002 memberikan
gambaran bahwa terbentuknya sikap melalui adanya proses proses belajar mengajar dengan cara mengamati orang lain, melalui pengamatan, hubungan yang terkondisi,
pengalaman langsung dan mengamati perilaku diri sendiri. Sikap yang terbentuk dengan mengamati orang lain dapat menimbulkan sikap yang positif apabila
menyenangkan atau dapat sebaliknya. Allport dalam Notoatmodjo, 2003 mengemukakan sikap dapat bersifat positif
dan dapat bersifat negatif. Pada sikap positif kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu, sedangkan sikap negatif
Salbiah : Hubungan Karakteristik Siswa Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Infeksi Cacingan Siswa Sekolah..., 2008 USU e-Repository © 2008
32
terdapat kecendrungan untuk menjauhi, menghindar, membenci, tidak menyukai objek tertentu. Sikap tersebut mempunyai 3 komponen pokok yaitu :
a. Kepercayaan keyakinan, ide dan konsep suatu objek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
c. Kecendrungan untuk bertindak
Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh, dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berfikir, keyakinan dan emosi
memegang peranan penting. 2.5.3. Kebersihan diri Hygiene Perorangan
Menurut Azwar 1989 hygiene adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya
mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan kesehatan tersebut, serta membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan
kesehatan. Usaha kesehatan pribadi hygiene perorangan adalah daya upaya dari seseorang
untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatannya sendiri meliputi : a.
Memelihara kebersihan b.
Makanan yang sehat c.
Cara hidup yang teratur d.
Meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan jasmani e.
Menghindari terjadinya penyakit f.
Meningkatkan taraf kecerdasan dan rohaniah
Salbiah : Hubungan Karakteristik Siswa Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Infeksi Cacingan Siswa Sekolah..., 2008 USU e-Repository © 2008
33
g. Melengkapi rumah dengan fasilitas-fasilitas yang menjamin hidup sehat
h. Pemeriksaan kesehatan, Entjang 2001.
Kebersihan diri atau higiene perorangan yang buruk merupakan cerminan dari kondisi lingkungan dan perilaku individu yang tidak sehat. Penduduk miskin dengan
kebersihan diri yang buruk mempunyai kemungkinan lebih besar untuk terinfeksi oleh semua jenis cacing Brown, 1983.
2.6. Lingkungan dan Sanitasi Lingkungan