36
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Kecamatan Singkil merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Aceh Singkil, dengan luas wilayah 459 Km
2
. Kecamatan Singkil terdiri dari 16 desa kampong dengan 4 kemukiman.
Tabel 4.1. Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Desa dan Jenis Kelamin di Kecamatan Singkil Tahun 2009 Per Februari.
No Desa
Jumlah n
n 1.
Pasar Singkil 1.003
5,34 945
5,03 1.948
2. Ujung
1.255 6,68
1.273 6,77
2.528 13,45
3. Pulo Sarok
2.128 11,32
2.064 10,98
4.192 22,31
4. Kilangan
805 4,28
826 4,40
1.631 8,68
5. Kota Simboling
150 0,80
139 0,74
289 1,54
6. Teluk Ambun
419 2,23
455 2,42
874 4,65
7. Rantau Gedang
308 1,64
323 1,72
631 3,36
8. Teluk Rumbia
421 2,24
429 2,28
850 4,52
9. Paya Bumbung
225 1,20
211 1,12
436 2,32
10. Pemuka 173
0,92 164
0,87 337
1,79 11. Takal Pasir
272 1,45
281 1,50
553 2,94
12. Selok Aceh 273
1,45 251
1,34 524
2,79 13. Suka Makmur
370 1,97
359 1,91
729 3,88
14. Ujung Bawang 449
2,39 436
2,32 885
4,71 15. Siti Ambia
708 3,77
751 4,00
1.459 7,76
16. Suka Damai 479
2,55 446
2,37 925
4,92 9.438
50,23 9.353
49,77 18.791
89,63 Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki
Perempuan
Sumber : Kantor Kecamatan Singkil, Tahun 2009
Fatma Deri : Kajian Konsumsi Makanan Tradisi Badapu Dan Status Gizi Ibu Nifas Di Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil, 2009
37
Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Singkil, jumlah penduduk di kecamatan Singkil tahun 2009 sebanyak 18.791 jiwa, yang terdiri dari laki-laki
9.438 jiwa dan perempuan 9.353 jiwa, dengan kepadatan penduduk berkisar 41 jiwa per Km
2
. Penduduk yang paling banyak terdapat di desa Pulo Sarok dengan jumlah penduduk 4.192 jiwa 22,31 dan yang paling sedikit terdapat di
desa Simboling dengan jumlah penduduk 289 jiwa 1,54, seperti tertera pada tabel 4.1 di atas.
Tingkat pendidikan penduduk di kecamatan Singkil relatif rendah, karena paling banyak penduduk dengan pendidikan tamat SDsederajat sebesar 22,36
sedangkan yang paling sedikit penduduk dengan pendidikan strata-2 yaitu 0,14 . Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2. Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan di Kecamatan Singkil Tahun 2009 Per Februari
No Tingkat Pendidikan
Jumlah 1. Tidak Belum Sekolah
3.861 20,55
2. Tidak Tamat SD Sederajat 3.858
20,53 3. Tamat SD Sederajat
4.202 22,36
4. SLTP Sederajat 2.208
11,75 5. SLTA Sederajat
3.467 18,45
6. Diploma I II 161
0,86 7. Akademi Diploma III
266 1,42
8. Diploma IV Strata 1 742
3,95 9. Strata 2
26 0,14
18.791 100,00
Jumlah
Sumber : Kantor Kecamatan Singkil Tahun 2009
Fatma Deri : Kajian Konsumsi Makanan Tradisi Badapu Dan Status Gizi Ibu Nifas Di Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil, 2009
38
Pekerjaan penduduk di kecamatan Singkil yang paling banyak yaitu sebagai wiraswasta sebanyak 32,68 sedangkan yang paling sedikit yaitu buruh
sebanyak 5,31 , seperti dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan Singkil Tahun 2009 Per Februari.
No Jenis Pekerjaan
Jumlah 1. Wiraswasta
1.965 32,68
2. Pegawai Swasta Industri 906
15,07 3. Petani
1.114 18,53
4. Buruh 319
5,31 5. Nelayan
570 9,48
6. PNS TNI POLRI 1.138
18,93 6.012
100,00 Jumlah
Sumber : Kantor Kecamatan Singkil Tahun 2009
Sarana pelayanan kesehatan di kecamatan Singkil hanya ada Puskesmas Perawatan sebanyak satu buah dan Puseksmas Pembantu sebanyak tiga buah.
Sarana kesehatan lainnya, dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4. Distribusi Sarana Kesehatan di Kecamatan Singkil Tahun 2009
No. Jenis Sarana Kesehatan
Jumlah 1.
Puskesmas Perawatan 1
2. Puskesmas Pembantu
3 3.
Puskesmas Keliling 1
4. Ambulance
1 5.
Toko Obat Berizin 5
6. Praktek Dokter Umum
3 7.
Praktek Dokter Gigi 1
8. Praktek Bidan
16 Jumlah
Sumber : Puskesmas Singkil Tahun 2009
Fatma Deri : Kajian Konsumsi Makanan Tradisi Badapu Dan Status Gizi Ibu Nifas Di Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil, 2009
39
Jumlah tenaga kesehatan di kecamatan Singkil cukup banyak yaitu 64 orang sehingga dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan baik.
Jenis tenaga yang paling banyak adalah Bidan yang berjumlah 29 orang dan paling sedikit yaitu tenaga Sarjana Kesehatan Masyarakat, Ahli Gizi dan Pekarya
Kesehatan masing-masing satu orang, seperti pada tabel 4.5 di bawah ini. Tabel 4.5. Distribusi Tenaga Menurut Jenis Tenaga Kesehatan di Kecamatan
Singkil Tahun 2009
No. Jenis Sarana Kesehatan
Jumlah 1.
Medis dokter umum dan dokter gigi 4
2. Sarjana Kesehatan Masyarakat
1 3.
Perawat D III Perawat dan SPK 24
4. Bidan D III Bidan dan Bidan A
19 5.
Tehnisi Medis Fisioterafis, Analis, Gigi dan Farmasi 11
6. Sanitasi D III Sanitasi dan SPPH
3 7.
Gizi D III Gizi 1
8. Pekarya Kesehatan
1 64
Jumlah Sumber : Puskesmas Singkil Tahun 2009
4.2. Karakteristik
Responden
Responden pada penelitian ini adalah ibu melahirkan setelah tiga puluh hari yang melaksanakan tradisi badapu pada bulan Maret - April 2009 di
kecamatan Singkil. Karakteristik reponden meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan kelahiran anak.
Fatma Deri : Kajian Konsumsi Makanan Tradisi Badapu Dan Status Gizi Ibu Nifas Di Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil, 2009
40
Kategori kelompok umur responden disesuaikan dengan kelompok umur yang ada pada Angka Kecukupan Gizi 2004 bagi orang Indonesia, karena pada
tiap kelompok umur tersebut berbeda angka kecukupan gizinya. Pada tabel 4.6 di bawah, dapat dilihat bahwa responden terbanyak pada kelompok umur 19 – 29
tahun dan kelompok umur 30 – 49 tahun masing-maisng sebesar 48,9 sedangkan kelompok umur 16 – 18 tahun sebesar 2,2 .
Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Umur Jumlah
Persen 16 - 18 tahun
1 2,2
19 - 29 tahun 22
48,9 30 - 49 tahun
22 48,9
Jumlah 45
100,0
Tingkat pendidikian responden dikategorikan berdasarkan tingkat pendidikan pada Pendidikan Nasional, yaitu tingkat dasar, menengah dan tinggi.
Pada tabel 4.7 di bawah, dapat dilihat bahwa responden paling banyak memiliki
pendidikan tingkat dasar SD-SMP sebanyak 44,4 dan paling sedikit memiliki pendidikan tingkat tinggi sebanyak 22,2 .
Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah
Persen Dasar SD-SMP
20 44,4
Menengah SMUSMK 15
33,3 Tinggi PT
10 22,2
Jumlah 45
100,0
Fatma Deri : Kajian Konsumsi Makanan Tradisi Badapu Dan Status Gizi Ibu Nifas Di Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil, 2009
41
Pada tabel 4.8 di bawah, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden 68,9 tidak bekerja atau sebagai Ibu Rumah Tangga. Hal ini dimungkinkan
bahwa sebagian responden memiliki tingkat pendidikan tingkat pendidikan dasar SD-SMP. Terdapat 22,2 yang bekerja sebagai PNS dan 8,9 bekerja sebagai
Pegawai Honorer.
Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah
Persen PNS
10 22,2
Pegawai Honorer 4
8,9 Tidak Bekerja
31 68,9
Jumlah 45
100,0
Tradisi badapu akan dilaksanakan oleh ibu yang melahirkan anak pertama sejak hari ke 7 sampai hari ke 60. Sedangkan pada kelahiran anak ke dua dan
selanjutnya, tradisi badapu hanya sampai hari ke 40-45. Pada tabel 4.9 di bawah, dapat dilihat bahwa sebagian responden 53,3 melaksanakan tradisi badapu
pada kelahiran anak ke 2 – 4. Pada anak pertama, terdapat 26,7 responden dan sebanyak 20 pada anak ke 5 dan seterusnya.
Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Kelahiran Anak
Kelahiran Anak Jumlah
Persen 1
12 26,7
2 - 4 24
53,3 ≥ 5
9 20,0
Jumlah 45
100,0
Fatma Deri : Kajian Konsumsi Makanan Tradisi Badapu Dan Status Gizi Ibu Nifas Di Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil, 2009
42
Sebagai data pendukung, diperoleh dari data suami meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan. Pada tabel 4.10 di bawah, dapat dilihat bahwa sebagian
besar suami responden 64,5 pada kelompok umur 30 – 49 tahun. Terdapat 31,1 pada kelompok umur 19 – 29 tahun dan 4,4, pada kelompok umur 50
tahun.
Tabel 4.10. Distribusi Suami Responden Berdasarkan Umur
Umur Jumlah
Persen 19 - 29 tahun
14 31,1
30 - 49 tahun 29
64,5 ≥ 50 tahun
2 4,4
Jumlah 45
100,0
Pendidikan suami responden yang paling banyak adalah pendidikan tingkat menengah SMUSMK sebesar 44,4 . Sebanyak 33,3 pada
pendidikan tingkat dasar SD- SMP dan 22,2 pada pendidikan tingkat tinggi PT. Secara jelas, dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini.
Tabel 4.11. Distribusi Suami Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah
Persen Dasar SD-SMP
15 33,3
Menengah SMUSMK 20
44,4 Tinggi PT
10 22,2
Jumlah 45
100,0
Fatma Deri : Kajian Konsumsi Makanan Tradisi Badapu Dan Status Gizi Ibu Nifas Di Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil, 2009
43
Pekerjaan suami responden yang banyak adalah sebagai Wiraswasta 33,3 dan sebagai PetaniNelayanBuruh 31,1 . Hal ini sesuai dengan
tingkat pendidikan suami responden yang hanya pada tingkat dasar dan menengah. Terdapat 26,7 yang bekerja sebagai PNS dan 8,9 sebagai Pegawai Honorer.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.12 di bawah ini.
Tabel 4.12. Distribusi Suami Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah
Persen PNS
12 26,7
Pegawai Honorer 4
8,9 Wiraswasta
15 33,3
PetaniNelayanBuruh 14
31,1 Jumlah
45 100,0
4.3.
Pola Konsumsi Makanan
Pola makan atau kebiasaan makanan yang terdapat dalam suatu masyarakat dapat dicemati antara lain melalui adanya pangan pantangan atau
larangan atau tabu. Biasanya, pangan pantangan ini ditujukan untuk anak kecil, ibu hamil dan ibu menyusui Baliwati, dkk, 2004.
Pola konsumsi masyarakat dapat menujukkan tingkat keberagaman pangan masyarakat. Dari pola konsumsi makanan ini akan memberikan gambaran
terhadap jenis dan frekuensi dari bahan makanan yang dikonsumsi responden selama melaksanakan tradisi badapu. Secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel
4.13 di bawah.
Fatma Deri : Kajian Konsumsi Makanan Tradisi Badapu Dan Status Gizi Ibu Nifas Di Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil, 2009
44
Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi Makanan
Nama Bahan
Makanan n
n n
n n
Makanan Pokok : - Beras
45 100 45 100
Pangan Hewani : - Ikan
43 95,6 1
2,2 1
2,2 45 100
- Ayam 0,0
3 6,7
17 37,8
25 55,6
45 100 - Daging
0,0 0,0
4 8,9
41 91,1
45 100 - Lele
0,0 2
4,4 2
4,4 41
91,1 45 100
- Telur 0,0
1 2,2
2 4,4
42 93,3
45 100
Pangan Nabati : - Tempe
6 13,3 17 37,8
8 17,8
14 31,1
45 100 - Tahu
3 6,7
17 37,8 8
17,8 17
37,8 45 100
Sayur-sayuran : - Daun Katu
7 15,6 25 55,6
4 8,9
9 20,0
45 100 - Daun singkong
7 15,6 19 42,2
3 6,7
16 35,6
45 100 - Kacang panjang
5 11,1 14 31,1
3 6,7
23 51,1
45 100 - Bayam
0,0 15 33,3
4 8,9
26 57,8
45 100 - Sawi pahit
0,0 3
6,7 0,0
42 93,3
45 100
Buah-buahan : - Jeruk
2 4,4
5 11,1 3
6,7 35
77,8 45 100
- Apel 1
2,2 5 11,1
1 2,2
38 84,4
45 100 - Pisang
0,0 3
6,7 0,0
42 93,3
45 100
Snack : - RotiKrekers
6 13,3 13 28,9
3 6,7
23 51,1
45 100 - Pisang goreng
0,0 5 11,1
0,0 40
88,9 45 100
- Kacang Hijau 1
2,2 3
6,7 0,0
41 91,1
45 100 - Susu
4 8,9
0,0 1
2,2 40
88,9 45 100
Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi Konsumsi ≥ 1Xhr 2-5Xmg 1XBbrpXbl
Dari data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa pola konsumsi makanan ibu nifas saat melaksanakan tradisi badapu kurang bervariasi karena setiap hari
umumnya hanya mengkonsumi nasi dan ikan, hanya sebagian kecil yang melengkapi dengan pangan nabati, sayuran dan buah-buahan.
Fatma Deri : Kajian Konsumsi Makanan Tradisi Badapu Dan Status Gizi Ibu Nifas Di Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil, 2009
45
Seluruh 100 responden mengonsumsi beras sebagai makanan pokok sumber karbohidrat sebanyak 750 gr beras sehari untuk tiga kali makan pagi,
siang dan malam. Hanya sebagian kecil responden mengonsumsi makanan selingan untuk tambahan energi dari pangan sumber karbohidrat lain misalnya
rotikrekers dan pisang goreng. Sesuai anjuran bahwa seharusnya ibu nifas mengonsumsi makanan tambahan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu selama
menyusui. Konsumsi sumber protein dari pangan hewani pada umumnya ikan.
Hampir seluruh 95,6 responden mengonsumsi ikan setiap hari lebih kurang 150 gr dengan frekuensi
≥1Xhari pagi, siang dan malam. Ada sebanyak 2,2 yang tidak mengonsumsi ikan sama sekali karena memang tidak bisa makan ikan.
Sebanyak 37,8 responden yang mengonsumsi ayam dengan frekuensi 1XBbrpXbulan. Sedangkan yang mengonsumsi daging, lele dan telur hanya
sebagian kecil yaitu kurang dari 10 responden. Konsumsi sumber protein dari pangan nabati yaitu tahu dan tempe. Tempe
dikonsumsi sebanyak 100 grhari dan tahu 200 grhari siang dan malam. Sebanyak 37,8 responden yang mengonsumsi tempe dan tahu dengan frekuensi
2-5X minggu. Hal ini berkenaan dengan hari pekan Onan yang dilaksanakan dua kali seminggu, sehingga tahu dan tempe dapat dibeli untuk dikonsumsi.
Sumber protein nabati yang lain, berasal dari kacang hijau dikonsumsi oleh sebagian kecil 10 responden sebagai makanan selingan. Sedangkan susu
hanya dikonsumsi kira-kira oleh 10 reponden.
Fatma Deri : Kajian Konsumsi Makanan Tradisi Badapu Dan Status Gizi Ibu Nifas Di Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil, 2009
46
Sayur-sayuran yang sering dikonsumsi yaitu daun katuk, daun singkong dicampur dengan kacang panjang lebih kurang sebanyak 200 grhari. Hanya
sebagian kecil responden 15 , setiap hari mengonsumsi sayuran tersebut pada makan siang dan malam saja. Sebagian 50 responden yang mengonsumsi
sayuran dengan frekuensi 2-5X minggu. Sebanyak 20 responden sama sekali tidak mengonsumsi sayuran.
Konsumsi buah-buahan sangat rendah sekali karena adanya pantangan untuk mengonsumsinya. Hanya sebagian kecil responden 5 yang
mengonsumsi buah jeruk dan apel setiap hari dengan jumlah lebih kurang 200 grhari siang dan malam. Sedangkan konsumsi buah dengan frekuensi 2-
5Xminggu sebanyak 11 responden. Sebanyak 78 . responden tidak
mengonsumsi buah sama sekali.
4.4. Asupan Zat